webnovel

Pertunjukan Saudara Perempuan (7)

"Maafkan kami, perusahaan benar-benar dalam keadaan yang mengerikan saat ini."

"Bu, tidak apa-apa. Bukankah masih ada Kak Dhino yang akan menjagaku."

"Suami, katakan sesuatu."

"Dhino. Aku tau hatimu dengan baik. tapi aku berharap kamu mau membantuku menjaga Sekar. Kami tidak tau kapan akan kembali karena urusan kali ini. Tapi kamuy akin, kami akan menyempatkan waktu"

Dhino sedikit mengerutkan alis. Dia tidak memiliki keluhan apapun dihatinya. Tidak saat ini. Kata-kata pamannya membuatnya merasa tidak nyaman. Dhino dengan mata dalam melihat paman dan bibinya. "Jangan khawatir. Aku akan."

Sebuah suara bergema di tempat itu. sekar melihat orang tuanya dengan senyum.

"Kalian akan ketinggalan pesawat jika tidak cepat."

Melihat Sekar yang semakin masuk akal, mereka menghela nafas. Ada kelegaan dan tekanan disana.

"Baiklah, kami pergi."

Mereka baru akan berbalik saat Sekar dengan ringan melangkah dan memeluk mereka. Ayah dan Ibu sekar terdiam. Kemudian mereka mendengar suara pelan Sekar yang menghangatkan hati.

"Hati-hati dijalan."

Sekar dan Dhino masih disana sampai penerbangan kedua orang tua Sekar lepas landas. Dia menghela nafas dan berbalik. Tidak menyangka saat dia berbalik, dia akan melihat Dhino yang menatapnya.

Mereka hari ini mengirim ayah dan Ibu Sekar ke bandara. Baru dua hari setelah ujian masuk, kedua orang tua itu mendapat panggilan mendesak dari kantor diluar negeri. Sebenarnya kantor pusat ibunya ada di negara ini. Tapi cabang perusahaan kebanyakan di luar negeri. Ini juga saran dari ayahnya yang memiliki perusahaan pusat di luar.

Kedua orang tua itu pergi dengan tergesa-gesa dan hanya membawa sebuah koper kecil.

Jika dia ingat dengan benar, dalam ingatan pemilik aslinya. Kedua orang ini tidak akan pulang sampai mereka mengetahui kematian anak perempuan mereka.

"Jangan sedih."

"Ah?"

"Masih ada beberapa waktu sebelum melapor ke sekolah. Bagaimana dengan pergi bermain?"

Sekar kali ini tidak hanya melihat Dhino. Dia benar-benar mengamati Dhino. Sekar tidak mengabaikan perubahan warna pada telinga Dhino yang menjadi kemerahan karena tatapannya.

"Ayo, ayo pergi."

Dengan intim Sekar mengambil tangan Dhino. Dia menarik Dhino ke tempat parkir. Dhino menunduk dan melihat tangan yang menariknya. Dia tidak merasa tidak nyaman. Dia hanya merasa sedikit tidak nyata. Dan berpikir bahwa ini tidak nyata, dia merasa tidak nyaman. dia sadar, dia benar-benar tidak mau.

Dhino menarik nafas dalam-dalam. Kemudian melihat gadis kecil yang sedang menariknya. Ini bukan fantasi. Pikirnya berulang kali.

Sekar tidak mengetahui apa yang dipikirkan Dhino. Dia memperlihatkan permukaan senang hati dan bersemangat sementara hatinya tenang dan berpikir. Sampai mereka tiba di tempat parkir dan menuju mobil Bugatti baru milik Dhino.

Kekayaan keluarga ini memang tidak sederhana. Meski Sekar tau itu, dia tidak bisa menghela nafas kagum setiap kali.

Mereka masuk ke mobil. Sekar duduk di kursi co-pilot sementara Dhino menyetir di sebelahnya.

Dhino sudah menyalakan mesin dan akan melaju saat indra penciumannya menangkap bau harum. Ini bukan bau dari parfun. Dhino merasakan tubunya kaku dan dia tidak bisa bergerak. Sebuah tangan ramping terulur didepannya. Dia berkedip bodoh saat tangan itu kembali dengan menarik sabuk pengaman. Perlahan-lahan bau yang tidak menganggu itu juga hilang. Menyisakan Dhino yang linglung.

"Bagaimana kamu sering melupakan sabuk pengaman. Jika Ayah mengetahuinya, lihat apa yang akan dia lakukan padamu."

"Oh, benar, maafkan aku."

"Apakah itu? Berjanjilah kamu tidak akan melupakannya lagi."

"Oke."

Dhino memperlihatkan sikap tenang dan mulai mengendarai mobil. Tapi dia tau, dia sangat terganggu di hati dan kepalanya. Sesekali dia akan melirik sebelahnya yang tenang.

[Tugas saat ini: 47%] +7

'Naik sebanyak 7%?'

[Tuan rumah tidak perlu terburu-buru. Ini juga merupakan peningkatan yang baik.]

'Kebaikanku tidak pernah bernilai kecil.'

Sistem tidak pernah bertemu dengan tuan rumah yang sangat sombong seperti ini. Dia ingin membalasnya ketika peringatan nilai tugas menghentikannya.

[Tugas saat ini: 52%] +5

'Aku sudah bilang.'

Sistem: [!!!!]