"Kak tunggu! Aku bisa jelasin."
Yuki capek, sedari pagi tadi sampai istirahat ini diikuti leo terus. Apa leo nggak capek? Ia marah dengan leo, ia marah leo meninggalkannya sendirian di di bioskop sebesar itu. Untung ada Yuto, coba kalau tidak ada? Bagaimana nasibnya?
"Kak pliss.... Aku minta maaf. Aku bisa jelasin." Yuki hanya menghiraukan leo. Ia tetap lanjut berjalan dan mengacuhkan leo yang mengikuti nya sedari tadi. Ia lelah, leo sering meminta maaf tapi pasti ia akan mengulanginya lagi, pasti.
"Kak, pliss.... Dengerin aku dulu!" Leo langsung menarik lengan yuki. Dan itu membuat yuki sedikit kesakitan. Sejak kapan leo jadi kasar begini? Leo yang ia kenal adalah orang yang lembut, perhatian, walupun mulutnya sedikit mengenai hati orang yang ia biacarakan.
"M-Maaf. Aku nggak bermaksud kak." khawatir leo. Yukj menghela nafas nya. Ia lagi tak ingin di ganggu, kenapa leo sangat sudah sekali buat di beritahu?! Kenapa leo mau seenaknya sendiri, lama-lama yuki juga muak!
"Ada apa?"
"Kak, kemarin itu nggak seperti yang kakak pikirin."
Yuki terkekeh sinis. "Emang gue mikirin apa?" Emang apa yang yuki pikirkan? Apa leo berpikir, kalau Yuki memikirkan leo berselingkuh begitu? Yuki tau Eiji adalah sahabat baik leo, tapi ia sedikit merasa khawatir. Bagiaman kalau leo berpaling darinya? Ia tidak bisa memikirkan itu semua, yuki sangat mencintai leo.
Leo tertegun. Yuki pakai gue-lo? Apa yuki semarah itu padanya?
"Kak Ak—"
"Yo. Untuk kali ini bisa tinggalin gue sendirian dulu nggak? Gimana kalau ki—" Belum sempat yuki mengucapkan kata-katanya leo lebih dulu angkat bicara dan membentaknya. Kenapa leo-nya yang dulu berubah? Kenapa?!
"Nggak kak. Nggak, leo nggak mau!"
"Tapi gue capek yo." Leo terlalu egois untuk segala hal, dan itu salah satu daya tarik leo sendiri. Yuki membenci sifat itu, tapi ia tak bisa benar-benar membencinya. Karena sifat yang ia benci, ada dalam sifat kekasihnya. Orang yang ia cintai.
"Kak pliss."
"Gue udah mutusin yo. Kita nggak bakal putus, tapi kita break sebentar ya?"
Leo yang sedari tadi tak melepaskan ngengamannya pada yuki, kini tambah mengeratkan genggaman ya. Dan itu membuat yuki meringis kesakitan.
"Aku nggak mau. Nggak mau!"
"TAPI GUE CAPEK YO!"
"AKU NGGAK MAU KAK, NGGAK MAU! KAKAK DENGAR KAN!"
Orang-orang yang berada di sekitar koridor sekolah, takut-takut lewat di depan Yuki dan leo yang saat ini lagi berantem. Sepasang kekasih yang selama ini adem ayem. Banyak tingkah nya, banyak ngelucu-nya. Tapi sekarang mereka berantem? sebagian anak takut mendengar itu semua. Bagaimana kalau hubungan mereka karam? Anak-anak yang mendukung mereka tak bisa membayangkan itu semua. Leo dan yuki itu sangat berjuang keras buat meyakinkan teman-teman satu sekolah, bahwa mencintai itu tak harus memandang fisik atau jenis kelamin. Iya mereka tau bahwa itu sebenarnya tak boleh, tapi apa boleh buat? mereka saling mencintai, biar Tuhan saja yang mengatur semua bahwa mereka berdosa atau tidak. Itu butuh perjuangan keras, tapi dengan mudahnya mereka berantem hanya karena satu orang.
"LO ITU EGOIS YO!"
"IYA AKU EGOIS KAK! AKU EGOIS, AKU NGGAK MAU KAKAK NINGGALIN LEO!"
"Kalau gitu, lo bisa kan jaga jarak dengan Eiji?!"
Leo menggelengkan kepalanya. "Nggak bisa kak, nggak bisa."
"Kenapa yo? Kenapa?!"
"Jauh sebelum kakak kenal aku. Aku lebih dulu kenal eiji. Dan eiji itu sahabat aku kak." Yuki tau itu! Ia tau betul bahwa eiji adalah satu-satunya orang yang mau berteman dengan leo semasa sekolah dasar pada saat kedua orang tuanya bangkrut. Yuki tau itu semua! Tapi mereka tidak harus semesra itu juga!
Yuki sedikit terkekeh. "Sahabat ya? Nggak ada sahabat semesra itu yo! Bahkan lo ngelarang eiji buat pacaran. Kenapa ha? Lo nggak rela eiji pacaran, iya?!"
"Kak."
"Sakit yo. Dada gue sakit ngeliat lo gitu terus. Kenapa? Kenapa gini yo? Kalau lo udah nggak suka lagi sama gue, kenapa lo nggak putusin gue? Gue capek yo, capek!"
Leo langsung memeluk yuki untuk menenangkannya. Ia tak mau break dengan yuki, kalau mereka break. Kemungkinan mereka kembali akan kecil, dan kemungkinan terbesar nya adalah mereka akan putus, tidak mungkin kan waktu mereka break tidak ada rintanganya, Mustahil! Leo tak bisa membayangkan itu, benar benar tak bisa. Sebrengsek apapun leo, ia tak berani menyakiti yuki. Karena baginya yuki adalah separuh nyawanya. Ia tak mau kehilangan yuki, benar-benar tak mau.
Ia juga tak bisa kehilangan eiji. Karena eiji adalah teman semasa ia terpuruk. Semasa dimana orangtuanya bertengkar hebat, dan mengalami kebangkrutan. Eiji lah yang mengulurkan tangannya saat semua orang menjauhi nya dulu. Itu semasa waktu dia berada di bangku sekolah dasar kelas 3 sedangkan ia bertemu dengan yuki saat ia berada di bangku sekolah menegah pertama pada kelas tingkat dua dan yuki berada di tingkat tiga. Mungkin, tiga tahun yang lalu.
"Maaf kak, maaf."
"Aku mencintai mu kak."
Yuki mengeratkan pelukannya terhadap leo, bagaimanapun yuki tak mau kehilangan leo.
"Aku juga yo."
Sial! Kenapa Yuto harus melihat adegan itu coba! Yuto sedikit meremas dadanya. Ada sedikit rasa nyeri di dadanya saat melihat mereka berpelukan. Apakah mencintai itu harus semenyakitkan ini?
Yuki cinta pertama Yuto. Yuki yang menolong Yuto saat ia hampir tertabrak mobil truk. Yuki yang menyelamatkannya, dan menasihati dirinya. Lantaran waktu itu ia terlalu lelah di kekang terus menerus, dan berakhir ingin melakukan percobaan bunuh diri di jalan raya. Sungguh gila! Dan jangan lupa kan yuki yang memberinya senyuman manis yang yuki punya. Dan sialnya yuki adalah pacar sepupunya, leo.
Yuto yang selalu datang tepat waktu, ia datang di saat Yuki sedih. Yuto yang selalu menghibur yuki saat yuki tengah menangis di tinggal leo. Tapi, apa yuki tak bisa meliriknya sedikit saja?! Yuto selalu membuang jauh-jauh pikirannya tentang yuki. Karena ia tau bahwa yuki adalah pacar sang sepupu. Semakin ia ingin melupakan nya, semakin dalam ia terjebak pada pesona yuki. Kenapa mencintai seorang yuki sesakit ini? Kenapa?
Yuto beranjak pergi dari sana. Sudah cukup hancur hatinya melihat itu. Ia pikir yuki dan leo bertengkar, mungkin ada sedikit peluang baginya. Tapi tetap saja, Yuto dapat melihat bahwa yuki sangat, sangat mencinta leo. Haruskah ia merelakan yuki? Entahlah, tak ada yang tau. Yuto ingin melupakan itu semua, semua kejadian bersangkutan dengan yuki. Tapi tetap saja ia tak bisa, ia ingin menangis tapi air matanya tak kunjung turun. Ia harus apa? Dadanya benar-benar begitu sesak.