Happy Reading.
*
Mataku enggan untuk terbuka, merasakan tepukan halus dipipiku sekalipun, rasanya lebih baik aku tidur dan tidak melihat apapun.
Jawabannya satu, aku takut.
Takut melihat apa yang terjadi dengan Bagas, Paman dan Brian. Aku tidak bisa melihat Paman dan Bagas terluka. Aku tidak mau.
"Sayang bangun. Jangan buat aku khawatir!" Telingaku menangkap suara lirih seseorang. Itu terdengar seperti suara Bagas tapi aku tidak yakin.
"Seina kumohon jangan seperti ini. Lihat aku!" Suara Bagas semakin lirih dan dengan terpaksa aku membuka mataku.
Perlahan, dan aku hanya melihat langit kamar yang dingin. Kurasakan jika tubuhku tertarik kasar dan aku yakin ini Bagas.
"Kumohon jangan seperti ini lagi. Aku tidak bisa melihatmu terluka!" Ketenangan itu datang saat Bagas memelukku. Benar ini Bagas. Bagas Arkana.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者