Tangan kanan Lagossia semakin mengepal dan tenggorokan Killian semakin sulit mengambil napas. Walaupun ada jarak di antara mereka, Lagossia masih dapat mencekik Killian dari jarak yang sulit dijangkau tangan itu dan bahkan dapat mengangkatnya beberapa senti dari tanah. Dua kakinya menendang-nendang dan dua tangannya mendorong angin di sekitar leher. Ia tidak merasakan apa pun, tapi lehernya benar-benar terasa tercekik.
Sebelum Killian benar-benar kehabisan napas, sebuah gigitan mendadak dari Kouneil di tangan kanan Lagossia, membuat Iblis itu refleks mengayunkan tangannya dan melepas cengkeramannya. Pemuda itu langsung terlempar ke samping, seiring dengan ayunan tangannya itu.
"Apa yang kau lakukan?!" bentak Lagossia pada Kouneil.
"Dia... tuanku. Aku... tidak bisa... membiarkannya mati!" balas Kouneil dengan suara patah-patah dan diakhiri dengan suara bentakan.
"Tapi dia—"
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者