Derap Langkah terdengar di sepanjang lorong kediaman Castiello, sang Duke Castiello baru saja tiba bersama seorang gadis berambut perak yang tak lain adalah sang calon tunangan. Eve kini memulai lembaran baru kehidupannya sebagai putri angkat keluarga Lorraine yang telah berjalan selama hampir lebih dari dua minggu. Keberadaannya menjadi sebuah hal yang mengejutkan karena Lorraine menjelaskan bahwa gadis berambut perak ini adalah anak dari mendiang adik Xiander yang telah meninggal sejak lama.
Tentu saja ini semua hanyalah karangan Lucas dan Xiander yang bekerja sama untuk menyiapkan identitas Eve seolah-olah merupakan hal yang nyata. Lucas sendiri tak hanya memberikan karangan tersebut, Xiander memang pernah memiliki seorang adik perempuan bernama Grisselda. Grisellda adalah seorang ksatria yang menikah dengan sahabat semasa kecilnya dan keduanya berada dalam pasukan yang sama. Griselda dan sang suami meninggal dalam perang saat hendak melindungi wilayah Britania dari serangan para goblin[1], meninggalkan seorang putri mereka yang tak lama segera menyusul kedua orang tuanya akibat kekerasan yang diterima dari sang paman yaitu adik dari suami Griselda.
Lucas menggunakan fakta tersebut dikarenakan keberadaan putri Griselda yang tidak diketahui keadaannya oleh siapapun dan adik dari sang suami yang telah meninggal, maka identitas Eve dapat disusun dengan rinci tanpa ada keganjilan sedikit pun.
Eve telah melakukan berbagai rutinitas baik dalam kediaman Castiello maupun Lorraine. Lucas memang memerintahkan Eve untuk sesekali mengunjungi mansion Lorraine agar tak terlihat keganjilan apapun, meskipun dijelaskan apabila Eve disembunyikan di Vila keluarga Lorraine wilayah Irlandia dan kembali ke Mansion untuk melakukan pertunangan dengan sahabat semasa kecilnya yang tak lain ialah Lucas, sang Duke Castiello. Sebuah skenario yang tersusun rapi tanpa celah memang.
Salah satu rutinitas yang Eve lakukan ketika berada di kediaman Castiello yaitu memperhatikan Lucas yang bekerja sembari membaca buku dari perpustakaan mansion. Eve menikmati kegiatannya itu karena dia dapat memperhatikan berbagai sisi Lucas yang menurutnya tampak menarik. Dia menyukai raut Lucas yang serius saat berfikir bahkan saat kesal karena kebodohan beberapa bawahan juga bangsawan lain, dirinya justru akan menahan kekehan kecil karena melihat raut Lucas.
Eve juga terbilang cukup sering mengunjungi dapur mansion untuk membuatkan cemilan kecil bagi sang Duke, keterampilannya cukup mahir bagi seorang bangsawan dalam urusan dapur meskipun dirinya bukanlah tandingan sang juru masak disana. Namun Lucas menyukai cemilan kecil buatannya yang biasanya akan ditemani dengan secangkir teh earl-grey[2] kesukaannya. Mereka akan menikmati itu semua menjelang sore atau ketika malam tiba.
Lucas tak jauh berbeda semenjak Eve berada di sampingnya, kini karena memiliki sesuatu yang menurutnya rapuh, pria itu tampak jauh lebih waspada terhadap sekitarnya terlebih lagi dirinya merupakan bayangan dari kerajaan yang membereskan sampah-sampah dari Britania, maka musuh dapat muncul dari mana saja. Sehingga keberadaan Eve akan menjadi kelemahan untuknya setidaknya itu yang dipikirkan musuh, dan oleh karena itu Lucas memerintahkan pengawal pribadinya sekaligus kapten pasukan dari Castiello yang bernama Eckart Robbaine untuk mengawal Eve.
Namun ternyata Eve dapat mengejutkan Lucas seperti keahliannya dalam memegang pedang. Semua berawal saat Lucas mengajak Eve menonton latihan dari pasukan Castiello selepas Eve menemaninya menyelesaikan beberapa urusan. Eve tampak bersemangat saat para ksatria bawahannya itu berduel hingga membuatnya nampak seperti anak kecil dimata sang Duke.
Dan tiba-tiba gadis itu meminta ijin untuk mencoba melakukan duel. Lucas dan Eckart yang mendengarnya hanya tertawa karena kepolosan gadis di hadapan mereka. Lucas semula hanya berniat mengiyakannya saja karena dirinya memperkirakan kekuatan gadis itu tak akan mampu bahkan untuk memegang sebuah pedang.
Sungguh disayangkan perkiraannya itu meleset saat mengetahui gadis berambut perak itu dapat menggenggam pedang dan menyerang ksatria wanita yang dipilih menjadi lawan berduelnya. Lucas memang mengetahui apabila gadisnya itu disebut-sebut sebagai the genius's lady, namun dirinya tak mengira gadis lugu dan pemalu itu dapat menggunakan sebuah pedang dengan cukup ahli.
Eve tersenyum lebar saat menghunuskan pedangnya, tertawa keras saat melompat dan menghindari tusukan pedang lawan, bahkan menghalau serangan masih dengan senyuman manis. Semua orang yang menonton duel sang nona muda itu pasti akan setuju bahwa apa yang dilakukan Eve bukanlah sebuah adu pedang melainkan sebuah tarian.
Lucas pun tersenyum bangga sebab pilihannya memungut kucing tak terurus itu akan sangat menguntungkannya. Lucas memiliki sosok calon pendamping yang hanya seorang manusia biasa, namun nyaris sempurna, tak hanya parasnya yang cantik dan menawan namun kecerdasan, keterampilan dan bakatnya pun menarik.
" Kau cukup handal memainkan pedang ternyata." Ucap Lucas kala itu selepas Eve kembali menyusulnya. Eve tersenyum malu memainkan ujung kakinya dan berdeham.
" A-ah tidak, maaf apa aku mempermalukanmu? Ini pertama kalinya aku mencoba memainkan pedang." Akunya sambil sedikit menunduk karena tersipu.
Lucas tertawa renyah melihat keluguan gadis dihadapannya itu, " Apa kau bercanda Eve? Itu mengesankan, bahkan mereka bertepuk tangan meskipun kau kalah. Tapi aku yakin dengan sedikit berlatih kau bisa menjadi sehandal Eckart."
" Kau ingin berlatih dan mengasahnya? Ini mungkin sedikit aneh tapi kau akan bisa me-"
Ucapan Lucas terpotong begitu saja saat Eve yang kelewat girang melompat dan memeluk Lucas, sehingga gadis itu bergelayut karena perbedaan tinggi mereka yang cukup besar. Eve tertawa renyah sambil terus bertanya apa Lucas bersungguh-sungguh. Sementara Lucas terkekeh pelan dan mengangguk berulang kali.
" Terima kasih banyak Lucas, aku sangat menyayangimu."
Dan detik selanjutnya sorak sorai terdengar dari orang-orang yang melihat adegan romantis itu. Eve yang sadar segera melepaskan pelukannya dan hendak menjauh namun Lucas menahan tubuh Eve dan segera menggendongnya seperti menggendong anak kecil. Alhasil tangan Eve menumpu pada kedua pundak Lucas dan kian memerah. Sorak sorai kian riuh saat Lucas mendaratkan kecupan kecil dipipinya yang merona.
" Sama sama, aku pun menyayangimu." Lucas tersenyum dan kembali menurunkan Eve yang masih menunduk karena adegan itu. Selepas kejadian lovey-dovey itu Lucas segera memberikan perintah kepada para bawahannya itu untuk kembali melanjutkan kegiatan latihan mereka, dan keduanya pun meninggalkan lapangan latihan, Eve yang mengikuti dengan langkah pelan di belakang masih menunduk hingga kepalanya merasa terbentur sesuatu yang keras dan tak lain adalah Lucas yang telah berhenti berjalan. Eve melihat Lucas sekilas dan segera mengalihkan pandangannya karena merasa wajahnya terasa sangat panas.
Lucas hanya menghela nafas pendek dengan seutas senyum kecil, kemudian dirinya mengambil sebelah tangan Eve, menggandengnya untuk berjalan beriringan masih dengan Eve yang menunduk malu.
" Kau bisa memulai latihan di bawah bimbingan Eckart besok jika kau mau." Ucap Lucas yang masih memperhatikan gadis dihadapannya itu. Eve hanya mengangguk sembari berdeham kecil.
Mereka kini tengah bersantai menikmati cemilan dan teh buatan Eve di ruang kerja Lucas. Lucas yang sedari tadi memperhatikan Eve yang masih mengalihkan pandangannya dan hanya menjawab dengan kepalanya saja. Lucas merasa gemas dan memiliki ide licik untuk sang gadis, Lucas memanggil Gilbert dengan isyarat jarinya dan memberi instruksi untuk tetap diam ditempat.
" Eve apa kau menikmati hari ini?" Eve hanya mengangguk.
" Bagaimana pasangan Lorraine apa mereka baik dan ramah padamu?" Eve masih mengangguk.
" Tinggallah di mansion malam ini." Eve tetap mengangguk pelan.
" Apa kau setuju awal bulan nanti saat pesta penyambutan atas kedatanganmu kita akan mengumumkan mengenai pertunangan kita." Eve menjawab masih mengangguk.
" Benarkah?" Eve tetap menangguk.
" Evelyna.." Gemas hingga akhirnya Eve berseru iya dan kemballi menunduk. Binggo , Lucas bersorak dalam hati.
Kemudian Eve mengangkat kepalanya melihat Lucas yang telah tersenyum lebar. Dia baru saja masuk dalam perangkap iblis.
" Kau dengar itu Gilbert, segera hubungi Erden dan Xiander untuk menyiapkan pesta yang lebih mewah. Katakan kami akan mengumumkan pertunangan kami disana."
Eve membelalakan matanya dan tanpa sadar dirinya bangkit dari duduknya membuat kedua orang dihadapannya menatap gadis itu.
" A-apa tu-tunggu kenapa mendadak sekali, kau belum meminta persetujuanku."
" Aku sudah menanyakannya sayang." Jawab Lucas enteng sembari melanjutkan kegiatan meminum tehnya.
" Aku tidak menjawabnya." Sergah Eve yang masih berdiri.
Lucas tersenyum dan meminta Gilbert mendekat, yang dipanggil pun hanya menurut. " Apa kau melihat Eve menjawab iya?" Gilbert yang melirik nona dihadapannya itu tersenyum kecil dan mengangguk. Eve mati kutu, gadis itu menutup wajahnya dan kembali duduk sembari membenturkan kecil kepalanya pada ujung meja. Gadis itu terlalu fokus dengan kejadian siang itu hingga tidak pernah lagi bisa fokus menanggapi Lucas, kembali merutuki kebodohan keduanya hari ini. Dirinya merasa kebiasaannya dengan mendiang ayahnya itu ternyata cukup merepotkan jika seseorang berhasil meruntuhkan tembok tinggi dihatinya.
Lucas tertawa melihat calon tunangannya itu tengah merutuki kebodohannya, tampak lucu dan menggelikan seperti memainkan sebuah permainan dengan anak kecil ketika bersamanya. Lucas bangkit dari duduknya dan berjalan menuju Eve, menempatkan dirinya di meja tepat di depan gadis itu. Lucas mengusap lembut ujung kepala Eve membuat gadis itu menampakkan wajah memerah dengan air mata menggenang dan bibir yang sedikit mengerucut. Kesal, itulah ekspresi gadisnya saat itu.
" Maaf ya, kau tau kan aku hanya ingin membawa mu secepat mungkin ke sisiku. Lagi pula kita hanya mengumumkan pertunangan, untuk pernikahan kita masih bisa berunding." Lucas memberikan pengertian seperti seorang ayah yang tengah memberi penjelasan kepada putrinya.
" Itu tidak terlalu cepat? Bagaimana jika orang-orang memandangmu buruk karena terkesan terburu-buru." Cicit Eve pelan, Lucas membawa Eve pada pelukannya. Eve dapat menghirup aroma favoritnya beberapa waktu belakangan ini.
" Siapa yang peduli? Aku adalah penerus raja iblis, lagi pula hanya orang bodoh yang mau menghadapi seorang Duke sekaligus raja iblis." Lucas terkekeh sambil menggoyangkan tubuh mereka ke kanan dan kiri.
" Apa kau masih kesal?" Tanya Lucas melirik Eve yang masih menyembunyikan wajahnya.
" Evelyna.." Panggil Lucas pelan.
" Berhentilah menggodaku atau kuluruskan ususmu." Ancam Eve yang kini membalas lirikan Lucas dari balik pelukannya. Lucas tertawa kembali, lagi-lagi dia dikejutkan sisi lain gadis di hadapannya yang memiliki sisi menyeramkan meskipun itu hanya sebuah gurauan.
[1] Makhluk jahat dan buas,berbadan tegap seperti manusia, berkulit hijau, telinganya lancip, berwajah sangar dan mengerikan. mereka suka menculik bayi dan memangsa manusia.
[2] Teh hitam yang dicampur dengan minyak bergamot ( sejenis jeruk)