Masih berada di dalam mobil dengan suasana yang terasa canggung dikerenakan sepanjang perjalanan Didan sama sekali tidak bersuara yang membuat Sheila merasa ragu untuk mengajaknya berbicara.
Seperti biasa Didan lah yang mengemudikan kendaraannya sampai mereka kini sudah berada di depan Rumahnya yang ternyata kini sudah dibeli oleh seseorang.
"Makasih Sye," ujar laki-laki itu dengan senyuman smirknya. "Kalau gitu, aku pergi dulu."
"Sama-sama," jeda Sheila. "Eh, Dan, ternyata Rumah aku udah ada yang beli, ya?"
Sheila menunjuk Rumah yang berada di samping Didan membuat laki-laki itu menghela nafas. Itu adalah tempat tinggal Alfiz, keluarganya yang membeli tempat tersebut.
"Iya," jawab Didan seadanya. "Aku pergi."
Kemudian laki-laki itu pun benar-benar pergi dari samping Sheila yang sedari tadi hanya bisa diam memperhatikannya dengan wajah yang lesu.
"Aku harus bersabar sedikit," gumam Sheila dengan senyum tipisnya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者