webnovel

Chapter 15 : Pertemuan Pertama

"Jagalah dirimu Rose" ucap Ryouichi yang mengantarkan kepergian Kolonel Rose ditemani oleh Kolonel Ryota.

"Tentu saja, justru kau yang harusnya menjaga diri. Tolong jangan buat masalah jika aku tidak ada disini. Dan omong-omong baju kasual seperti itu terlihat cocok denganmu Ryouichi" ucap Kolonel Rose sembari tersenyum.

"Ah, baju ini milik Kolonel Ryota. Dia meminjamkannya padaku karena aku tidak punya baju kasual" ucap Ryouichi.

"Oi Ryota, apa kau tidak ada sesuatu hal yang ingin kau katakan padaku ?" tanya Kolonel Ray sembari menatap Kolonel Ryota dengan tatapan yang berbinar seperti mengharapkan sesuatu.

"Ah... tentu ada, hampir saja aku lupa. Tolong jangan kembali lagi ke sini"ucap Kolonel Ryota dengan tersenyum.

"Seperti biasa, kau bertingkah menyebalkan. Kalau begitu aku dan Kolonel Rose akan kembali ke markas kami masing-masing"ucap Kolonel Ray sembari melangkah kearah mobil jeep.

"Dan untukmu, tolong jaga kesehatan juga kak. Dan juga tolong awasi dan jaga Ryouichi" ucap Kolonel Rose kepada Kolonel Ryota.

"Tenang saja, aku akan mengawasinya" ucap Kolonel Ryota sembari mengelus kepala Kolonel Rose.

"Kalau begitu, selamat tinggal Ryouichi, selamat tinggal kakak" ucap Kolonel Rose lalu berbalik dan berjalan kearah mobil jeep.

Kolonel Ray dan Kolonel Rose pun menaiki mobil jeep bersama-sama.Sebelum mereka berdua pergi, Kolonel Rose melambaikan tangan untuk terakhir kalinya kearah Ryouichi. Ryouichi pun membalas lambaian tangan itu dengan senyuman hingga akhirnya Kolonel Rose dan Kolonel Ray pergi meninggalkan markas provinsi Timur.

"Nampaknya kau sangat dekat dengan Kolonel Rose "ucap Kolonel Ryota kepada Ryouichi.

"Harusnya aku yang berkata seperti itu, sejak kapan Rose memanggilmu dengan sebutan kakak" ucap Ryouichi sembari melihat kearah Kolonel Ryota.

Suasana diantara mereka berdua pun menjadi canggung.

"Ehem…baiklah, bukankah kau punya hal yang harus kau lakukan?"ucap Kolonel Ryota

"Ah, benar juga. Kalau begitu aku akan pergi ke kota pusat provinsi untuk berjalan-jalan. Aku berangkat dulu" ucap Ryouichi sembari berjalan keluar dari markas provinsi timur.

Pusat kota provinsi timur terletak tidak jauh dari markas [The Saviour] provinsi timur. Pusat kota merupakan tempat yang sangat ramai dihuni oleh manusia yang selamat dari insiden dulu, penampilan pusat kota tidak jauh berbeda dengan kota ketika sebelum insiden penyerangan demon. Gedung-gedung dan bangunan lain seperti cafe serta fasilitas seperti listrik dan air tetap beroperasi layaknya kota manusia pada umumnya, namun tidak ada kendaraan dan alat komunikasi seperti handphone yang digunakan oleh masyarakat sipil. Karena bahan bakar yang terbatas, hanya prajurit militer yang diperbolehkan memakai kendaraan untuk patroli keamanan, jika ada masyarakat yang ingin bepergian jauh maka akan memakai fasilitas transportasi yang disediakan oleh pemerintah provinsi tersebut.

"Akhirnya aku bisa mengunjungi pusat kota lagi, terakhir kali aku kesana bersama dengan Asuka untuk menjual buah dan juga kayu. Terasa sekali perbedaan antara pusat kota dengan desa tempat tinggalku dulu" ucap Ryouichi.

Langkah Ryouichi pun terhenti di pos penjagaan. Pos penjagaan itu adalah tempat untuk memeriksa identitas dari orang yang akan memasuki pusat kota. Terlihat Ryouichi yang mengantri untuk memasuki pusat kota.

"Silahkan sebutkan darimana anda berasal, alasan anda mengunjungi pusat kota dan tunjukkan identitas anda" ucap salah satu prajurit yang bertugas menjadi penjaga gerbang pemeriksaan.

Ryouichi memperhatikan penampilan dari prajurit itu, prajurit itu terlihat masih muda dan terlihat ramah. Belum sempat Ryouichi menjelaskan identitas nya, tiba-tiba datanglah seorang prajurit yang nampaknya lebih tua dan merupakan teman dari prajurit muda tadi.

"Oi…kau nampak seperti orang baru disini. Siapa kau, mau apa kau kesini ?" ucap prajurit itu dengan nada tinggi dan tidak bersahabat sembari melihat Ryouichi.

"Oi… Kau tidak boleh bersikap seperti itu dengan masyarakat sipil" ucap prajurit muda

"Nama saya Ryouichi, saya berasal dari markas [ The Saviour] provinsi timur" ucap Ryouichi

Seluruh orang yang mengantri dibelakang Ryouichi dan prajurit yang bertugas menjaga gerbang itupun terkejut mendengar perkataan dari Ryouichi.

"Kau dari markas [The Saviour] provinsi timur? Jangan bercanda denganku. Aku bisa menangkapmu dan membawamu menghadap kepada pemimpin provinsi ini karena berpura-pura menjadi prajurit"ucap prajurit itu.

"Pemimpin provinsi ini?"ucap Ryouichi bingung.

"Pemimpin dari provinsi ini yaitu Kolonel Ryota, dia adalah orang terkuat di provinsi ini dan salah satu dari [Guardian]. Dia adalah pemimpin yang ditakuti sekaligus dikagumi oleh prajurit seperti kami" ucap prajurit muda tadi.

"Kolonel Ryota? Aku kenal dengan orang itu"ucap Ryouichi.

"Pffftt… Hahaha kau kenal Kolonel Ryota? Tampaknya kau sedang bermimpi di siang bolong nak" ucap prajurit itu.

Ryouichi yang semakin kesal dengan prajurit itu langsung mengeluarkan tanda pengenal militer miliknya dan menunjukkan tanda pengenal itu kepada prajurit senior itu.

Prajurit senior itu pun terlihat kaget dan juga ketakutan seketika melihat tanda pengenal milik Ryouichi.

"Ma-maafkan saya atas ketidaksopanan saya kepada anda, Letnan Dua Ryouichi" seketika seluruh prajurit yang berada di tempat itu langsung berdiri dan memberi hormat kepada Ryouichi.

Ryouichi pun terlihat terkejut dan bingung dengan perlakuan para prajurit itu terhadapnya.

"Ah, tolong berhenti. Aku sedang berada dalam masa pembebasan tugas, jadi kalian tidak perlu seperti itu"ucap Ryouichi

"Tidak Letnan Dua Ryouichi, masih kewajiban kami menghormati anda meski anda dalam masa pembebasan tugas. Karena anda adalah atasan kami dan juga adalah petinggi pertama" ucap prajurit senior itu.

"Ah, baiklah kalau kalian memaksa"ucap Ryouichi sembari membalas hormat kepada prajurit itu.

Seluruh prajurit itu pun langsung menurunkan hormat mereka, lalu prajurit senior itu terlihat masih ketakutan.

"Maaf Letnan Dua Ryouichi, apa benar anda kenal dengan Kolonel Ryota?" tanya prajurit senior itu.

"Itu benar, yah bisa dibilang dia sudah seperti ayahku" ucap Ryouichi tersenyum lalu berbalik berjalan masuk kedalam gerbang pusat kota.

Prajurit senior itu hanya bisa diam terkejut dan mulai ingat bahwa ada seseorang di markas [The Saviour] provinsi timur yang dekat dengan Kolonel Ryota dan sangat kuat, yang bahkan bisa setara dengan Kolonel Ryota ketika latihan persahabatan dulu.

"Hampir saja aku mati karena kebodohanku sendiri. Untunglah aku tidak membuatnya marah" ucap prajurit senior itu.

Ryouichi pun melihat pemandangan yang lama tidak dia lihat ketika menginjakkan kakinya di pusat kota.

"Sudah lama sekali sejak aku menginjakkan kaki ditempat ini, terakhir kali aku bersama dengan asuka ketika menjual kayu serta buah-buahan" ucap Ryouichi sembari melihat kesana kemari.

Hal pertama yang Ryouichi lakukan adalah mencari tempat untuk bersantai menikmati hari liburnya. Ryouichi pun melangkahkan kakinya kedalam cafe yang berada di pusat kota.

"Selamat datang, silahkan pilih menu yang anda inginkan" ucap salah satu pelayan cafe yang berwajah manis dengan pakaian pelayan.

"Saya pesan kopi latte nya satu cangkir" ucap Ryouichi

Ketika Ryouichi hendak membayar pesanan itu,dirinya teringat bahwa dirinya tidak membawa uang sepeserpun. Dirinya pun terlihat kebingungan dan pelayan itu pun menyadari hal tersebut.

"Maaf, kenapa anda terlihat bingung seperti itu?" ucap pelayan itu

"Ah, maaf sepertinya aku tidak jadi memesan. Aku lupa membawa uang" ucap Ryouichi.

Tanpa disengaja tanda pengenal militer milik Ryouichi jatuh di dekat kaki pelayan itu. Ketika pelayan itu membantu mengambil tanda pengenal Ryouichi, pelayan itu pun tersenyum setelah melihat tanda pengenal milik Ryouichi.

"Maaf pak, anda tidak perlu membayar" ucap pelayan itu dengan senyuman sembari mengembalikan tanda pengenal Ryouichi.

Ryouichi pun terlihat kebingungan dengan hal itu dan bertanya kepada pelayan itu.

"Maaf, mengapa saya tidak perlu membayarnya?" ucap Ryouichi.

"Karena anda salah satu dari prajurit [The Saviour], kami sangat berterima kasih kepada prajurit seperti anda yang melawan para monster dan Demon" ucap pelayan itu dengan senyuman manis.

"Ah, ba-baiklah kalau begitu. Terima kasih"ucap Ryouichi

Ryouichi pun berjalan keluar berniat untuk duduk di meja yang berada di luar cafe itu. Namun ketika dia sudah duduk dan menunggu pesanannya, tiba-tiba datanglah seorang pria tua yang bertanya kepada Ryouichi.

"Maaf anak muda, apakah kursi di meja ini masih kosong?" ucap pria tua sembari tersenyum kepada Ryouichi.

Ryouichi itu pun melihat pria tua itu. Pria tua itu memiliki postur tubuh tidak terlalu tinggi, memakai kemeja hitam serta berjanggut putih pendek.

"Ah, kursi ini masih kosong. Kalau anda mau, anda bisa duduk disini bersama saya" ucap Ryouichi ramah kepada pria tua itu.

"Terima kasih banyak" ucap pria tua itu sembari menarik kursi dan duduk disebelah Ryouichi.

Ryouichi yang duduk disebelah pria tua itu pun canggung untuk memulai percakapan.

"Sungguh menyenangkan bukan, menikmati secangkir kopi di pagi hari sembari melihat orang-orang berjalan di jalan raya" ucap pria tua itu.

"Ah anda benar, namun sayang sekali saya hanya sendirian saja menikmati hari seperti ini" ucap Ryouichi yang meminum kopinya yang baru saja diantar oleh pelayan.

"Haha… Sayang sekali anak muda tampan sepertimu menikmati hari sendirian seperti ini" ucap pria tua itu sembari mengeluarkan rokok dan membakarnya.

"Yah, namun saya sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini" ucap Ryouichi.

"Apa kau mau satu?" ucap pria tua itu sembari memberikan rokoknya kepada Ryouichi.

"Ah, terima kasih" ucap Ryouichi sembari mengambil rokok milik pria tua itu.

"Kulihat tadi didalam, kau memiliki tanda pengenal militer" ucap pria tua itu tiba-tiba.

"Ah benar, saya adalah prajurit [The Saviour]" ucap Ryouichi yang masih memegang rokok tanpa membakarnya.

"Jadi begitu, kau adalah orang yang disukai oleh anak itu..." ucap pria tua itu.

Ryouchi terlihat bingung dengan perkataan dari pria tua itu.

"Apa maksudmu pak?" ucap Ryouichi.

"Kau tidak perlu menghiraukan perkataan ku tadi. Baiklah sudah saatnya aku pergi, terima kasih sudah mau menemani pria tua sepertiku untuk mengobrol" ucap pria tua itu sembari berdiri dari duduknya.

"oh ya, terima ini. Anggap saja hadiah dariku karena sudah membuat pria tua ini senang" ucap pria tua itu

Pria tua itu memberi Ryouichi korek api berwarna abu-abu dengan logo singa di kedua sisinya.

"Ah, terima kasih" ucap Ryouichi yang bingung dengan hadiah yang diberikan oleh pria tua itu.

Pria tua itu pun meninggalkan Ryouichi duduk sendirian. Ketika pria tua itu sudah pergi jauh,tiba-tiba suara yang tidak asing menyapa Ryouichi.

"Ryouichi?" ucap Mayor Megumi yang kebetulan lewat.

"Mayor Megumi?" ucap Ryouichi terkejut.

Mayor Megumi pun ikut duduk bersama Ryouichi dan terlihat berbincang.

"Apa yang anda lakukan di sini Mayor Megumi? Apakah anda terkena hukuman juga oleh Kolonel Ryota?" ucap Ryouichi.

"Ah,bukan seperti itu. Aku sengaja meminta izin untuk ke kota untuk merawat adikku yang sedang sakit."ucap Mayor Megumi.

"Ah jadi seperti itu, kau nampaknya adalah kakak yang peduli dengan adiknya yah" ucap Ryouichi tersenyum.

"Ti-tidak juga" ucap Mayor Megumi sembari tersipu.

Mayor Megumi tidak sengaja melihat korek api dan juga rokok yang berada ditangan Ryouichi dan merasa janggal dengan hal itu.

"Ryouichi ada hal yang ingin kutanyakan padamu" ucap Mayor Megumi dengan raut wajah penasaran.

"Hmm… ada apa ?"ucap Ryouichi.

"Sejak kapan kau merokok?" tanya Mayor Megumi sembari memasang wajah bingung.

"Ah, aku menerima rokok ini dari seorang pria tua yang tadi duduk bersamaku" ucap Ryouichi.

"Pria tua? Salah satu kenalanmu?" tanya Mayor Megumi.

"Aku sama sekali tidak mengenalnya, namun pria tua itu tampak ramah padaku" ucap Ryouichi.

Disaat Ryouichi dan Mayor Megumi tengah mengobrol, tiba-tiba terdengar suara teriakan yang mengejutkan mereka berdua.

"Berhenti!" teriak salah satu prajurit wanita yang tengah mengejar kereta kuda yang tengah melaju di tengah jalan.

Seketika Ryouichi bangkit dari duduknya dan membantu prajurit wanita itu mengejar kereta kuda itu.

"Ada apa dengan kereta kuda itu? Mengapa kau mengejarnya?" tanya Ryouichi kepada prajurit wanita itu.

Prajurit wanita itupun terkejut dengan Ryouichi yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya.

"Kereta kuda itu menyelundupkan sesuatu, aku sedang mengejarnya untuk menangkap orang itu"

"Baiklah, biarkan aku membantumu" ucap Ryouichi sembari berlari lebih kencang dan sudah berada di belakang kereta kuda itu.

Prajurit wanita itu pun terlihat terkejut dan bingung dengan kecepatan yang dimiliki oleh Ryouichi.

"Siapa orang itu ? Hebat sekali dia" ucap prajurit wanita itu yang menghentikan larinya dan memperhatikan Ryouichi yang tengah berlari dengan kencang.

Ryouichi terlihat mengejar kereta kuda itu, lalu melompat dengan tinggi dan mendarat di depan kereta kuda itu.

"Berhenti! Atau aku akan menggunakan segala cara untuk menghentikanmu" teriak Ryouichi

Kereta kuda itupun tidak memperlihatkan tanda-tanda berhenti, dan tetap melaju dengan kencang bermaksud untuk menabrak Ryouichi.

"Cih, kau yang memaksaku untuk melakukan hal ini" ucap Ryouichi.

Ryouichi pun terlihat memanggil pedang Chronos dan merapal sebuah mantera.

"[Skill : Shadow Arrow]"

Skill ini mengeluarkan panah sihir dengan kekuatan yang mampu menembus baja keras. Ryouichi pun terlihat mengarahkan serangannya ke roda kereta kuda itu.

"~BRAK"

Kereta kuda itu pun terlempar dan jatuh didepan Ryouichi. Ryouichi pun mendekati kereta kuda itu dengan hati-hati. Terlihat 2 orang berpakaian hitam dan berkerudung keluar dari kereta kuda itu.

"Berani-berani nya kau menghalangi kami!" teriak salah satu dari mereka.

Kedua orang itu pun terlihat mengacungkan pedang kearah Ryouichi dan berusaha untuk menyerangnya. Ryouichi terlihat hanya menghela nafas dan merapal sebuah mantera.

"[Skill : Time Freeze]"

Setelah mantera itu dirapal seketika dua orang itu berhenti bergerak, lalu dengan secepat kilat Ryouichi berlari kearah dua orang itu dan memukul mereka hingga pingsan.

"Itulah akibatnya jika tidak mengikuti perkataanku"

Terlihat Ryouichi merapal mantera yang membuat pedang Chronos menghilang. Lalu prajurit wanita yang tadi mengejar kereta kuda itupun terlihat berlari kearah Ryouichi.

"He-hebat" ucap prajurit wanita itu yang terlihat kagum dan takjub melihat aksi dari Ryouichi.

Ryouichi yang melihat prajurit wanita itupun terlihat melambaikan tangannya dan memanggil prajurit wanita itu.

"Kereta kuda nya sudah aku amankan" ucap Ryouichi.

"Kau hebat sekali, apa kau dari militer sepertiku? Dan senjata yang kau pakai tadi itu bukankah senjata roh? Siapa kau sebenarnya?"

Ryouichi terlihat mengamati prajurit wanita itu. Prajurit wanita itu berambut biru gelap pendek dan memiliki tubuh yang bagus serta dada yang cukup besar. Ryouichi terdiam membayangkan hal-hal yang aneh.

"Ah, maaf aku belum mengenalkan diri padamu. Nama ku adalah Akari, di militer aku biasa dipanggil Kopral Akari" ucap Akari sembari mengajak Ryouichi berjabat tangan.

"Namaku Ryouichi, aku juga prajurit [The Saviour] .Senang berkenalan denganmu" ucap Ryouichi sembari membalas jabat tangan dari Akari.

"Wah, kalau boleh tahu apa pangkatmu di militer?" ucap Akari.

"Pangkatku adalah Letnan Dua" ucap Ryouichi.

"Bi-bisa kau ulangi?" ucap Akari yang tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Pangkatku adalah Letnan Dua" ucap Ryouichi.

Seketika ekspresi wajah dari Akari berubah menjadi ekspresi terkejut dan takut. Akari pun langsung berdiri tegak dan memberi hormat kepada Ryouichi.

"Maaf pak! Saya tidak tau kalau anda adalah petingi pertama. Mohon jangan hukum saya atas ketidaksopanan saya" ucap Akari dengan nada ketakutan dan tubuhnya gemetaran.

"Kau--"

Akari pun terlihat memejamkan matanya karena ketakutan dengan ucapan Ryouichi.

"Kau bisa menurunkan tanganmu, aku sungguh tidak terbiasa dengan respon seperti ini. Sudah banyak orang yang memberiku hormat seperti itu selama aku berada disini" ucap Ryouichi sembari menghela nafas.

"Pak?" ucap Akari yang terkejut dengan ucapan Ryouichi yang terkesan ramah.

"Ryouichi, apa kau baik-baik saja?!" teriak Mayor Megumi yang terlihat berlari mendekati mereka berdua.

"Aku baik baik sa-"

Ucapan Ryouichi terhenti karena mulutnya tertutupi oleh dada besar dari Mayor Megumi yang mendadak memeluknya.

"Syukurlah kau baik-baik saja" ucap Mayor Megumi yang masih memeluk Ryouichi dengan erat.

"Bi-bisakah kau melepaskanku dulu, dada besarmu bisa membunuhku" ucap Ryouichi.

"Ah maaf" ucap Mayor Megumi sembari melepaskan pelukannya.

Ryouichi pun terlihat batuk akibat tidak bisa bernafas.

"Mayor Megumi, senang bertemu dengan anda" ucap Akari sembari memberi hormat

"Ah, selamat pagi Akari" ucap Mayor Megumi sembari tersenyum hangat kepada Akari.

"Nampaknya kalian sudah saling kenal yah?" tanya Akari.

"Yah bisa dibilang seperti itu, Ryouichi adalah bintang di markas provinsi timur" ucap Mayor Megumi dengan bangga sembari menepuk punggung Ryouichi.

"Bisakah kau berhenti? Lebih baik kita mengurus kereta kuda itu terlebih dulu?" ucap Ryouichi.

"Ah, kau benar pak Ryouichi" ucap Akari.

Tiba-tiba terdengar suara ribut dari arah kereta kuda itu. Ryouichi dan yang lainnya pun perlahan mendekati kereta kuda itu. Disitu pun mereka melihat binatang kecil yang berada dalam kurungan besi dan terlihat ketakutan.

"Hmm… Rubah?" ucap Ryouichi sembari mendekatkan tangannya kekurungan besi itu.

Rubah kecil yang terlihat ketakutan itu pun berubah menjadi agresif dan berusaha untuk mencakar Ryouichi.

"Wah,nampaknya kau sungguh ketakutan. Tidak apa-apa, aku tidak akan melukaimu" ucap Ryouichi sembari tersenyum kearah rubah kecil itu.

"~kyuu"

Rubah kecil itupun terlihat masih ketakutan.

"Pak Ryouichi, bisakah anda mundur sebentar. Aku akan membuka kurungan besi itu" ucap Akari.

Seketika Akari merapal mantera dan terlihat gembok besi yang mengunci kurungan besi itu meleleh. Akhirnya kurungan besi itu pun terbuka, Ryouichi pun mendekatkan tangannya berusaha untuk mengambil rubah kecil itu.

"Tenanglah rubah kecil, kemarilah. Kau sudah aman sekarang" ucap Ryouichi.

Seketika rubah kecil itu melompat ke kepala Ryouichi.

"~kyuu" terlihat rubah kecil itu sangat nyaman duduk dikepala Ryouichi.

"Haha… Nampaknya kau adalah rubah kecil yang imut" ucap Ryouichi sembari tertawa kecil.

Namun terlihat rubah kecil itu mengigit tangan Ryouichi.

"Aduh, kenapa kau menggigitku?" ucap Ryouichi merintih kesakitan.

Tidak lama kemudian muncul lambang sihir ditelapak tangan Ryouichi. Seluruh orang baik Mayor Megumi, Ryouichi dan juga Akari terlihat terkejut dengan hal ini.

"Ryouichi, lihat lah ekor dari rubah itu!" ucap Mayor Megumi.

Terlihat ekor dari rubah kecil itu yang semula hanya satu bertambah menjadi dua ekor.

"Rubah ini , adalah [Elemental Beast]!" ucap Mayor Megumi.

"~kyuu?"

Terlihat Ryouichi dan rubah kecil itu bingung dengan perkataan Mayor Megumi.

下一章