"Dari pada terus-menerus mengenang masa lalu, aku harap kita bisa lebih memikirkan masa depan dan kebahagiaan" -Salsabila Nada Virendra
.
.
Nada terbangun setelah mendengar jam alarmnya berbunyi, matanya sembab karena menangis terlalu lama. Dia pun bangun dari tempat tidurnya dan segera mengambil peralatan mandi yang dia letakkan disamping almari, gadis itu pun memasuki kamar mandinya.
Tak lama dia selesai mandi, terdengar suara ponselnya berbunyi. Nada mengangkat telepon setelah melihat nama yang ada dilayar ponselnya.
"Halo…"
"Nad, gue jemput ya," ujar seseorang diseberang sana.
"O-oh oke, gue chat vio dulu kalo gitu,"
"Oke, jam setengah delapan gue otw,"
"Oke jaem,"
"Bye,"
Nada meletakkan ponselnya ditempat tidur setelah mengabari Viona kalau dia akan berangkat bersama Jaemin, "Bukannya dia kemaren kesel sama gue," ujarnya bermonolog.
"Huft…nanti aja deh gue tanya," Nada mengambil beberapa make up lalu membawanya ke kasur. Setelah selesai dengan beberapa peralatan kecantikan, gadis dari keluarga Virendra itu mengambil pakaian dan jas lab, sadar dengan apa yang dia ingin lakukan tadi malam Nada menepok keras dahinya.
" Anjirrr gue ada postest…" Nada menyerobot ponselnya kembali dan segera mengabari Jaemin untuk berangkat lebih awal karena praktikum akan dimulai jam delapan, dan rencananya Nada akan belajar terlebih dahulu di depan lab. Bisa-bisa Nada nggak dapet uang jajan kalau sampai nilai postestnya jelek.
Jaemin selesai dengan sepatunya, laki-laki itu bergegas menyalakan motor setelah mendapat pesan dari Nada kalau mereka harus berangkat lebih pagi. Padahal setengah jam yang lalu setelah menelepon Nada, dia masih mengantuk dan berniat untuk meneruskan mimpinya setengah jam lagi. Sebelum tertidur lagi ponsel Jaemin berbunyi menampilkan chat Nada yang menyuruhnya bergegas bersiap, laki-laki itu langsung berdiri dari tempat tidurnya dan menyerobot kamar mandi padahal di dalam kamar mandi masih ada temannya.
Kini laki-laki itu sedang menuju kosan Nada, tidak membutuhkan waktu yang lama Jaemin sampai di gerbang kos. Seorang gadis tengah terburu-buru mengikat sepatunya dan dengan segera menghampiri Jaemin.
"Lo tuh ya mbul—" sebelum Jaemin selesai dengan ucapannya, Nada sudah menutup mulut laki-laki itu dengan telunjuknya.
"Udah nanti aja ngomelnya, cusss buru," potong Nada, Jaemin hanya berdecak kesal lalu mengegas motornya.
Mereka sampai dihalaman parkir motor, tanpa basa basi Nada menarik tangan Jaemin agar laki-laki itu berjalan lebih cepat. Jaemin hanya pasrah saja tangannya ditarik-tarik walaupun ada beberapa mahasiswa yang tengah melihat mereka, kini mereka sampai di lift. Nada memencet tombol 3 untuk sampai di laboratorium Kimia Dasar (Kualitatif).
"Nad santai dong," ujar Jaemin.
"Kalo gue dapet nilai jelek gimana, nanti gue nggak dapet uang jajan jaemmm…" sahut Nada yang kini sibuk membolak-balikkan buku petunjuk praktikum.
"Lo kan pinter ngapain pake belajar segala," dengan wajah santainya Jaemin hanya menscroll ponsel tanpa mau membantu Nada yang sibuk dengan tangan kanan memegang ponsel dan buku sedangkan tangan kirinya memegang kotak praktikum.
Nada menggeplak kepala Jaemin dengan kotak praktiknya, "Bacot!! bukannya bantuin juga,"
Mereka keluar dari lift setelah lift berhenti dan sampai di lantai 3. Sudah ada beberapa mahasiswa yang juga belajar di depan lab.
"Lix tumben lu udah dateng," ujar Jaemin lalu melakukan tos ala-ala anak laki gitu.
"Gabriel mah nggak kayak lu hendra, kalo nggak gue suruh cepet-cepet paling lu tidur lagi," gerutu Nada sedangkan Jaemin hanya mengusak rambut Nada.
"Bawellll…" seru Jaemin.
"Rambut gue kusut begooo....." kesal Nada, dia membalas dengan mencubit lengan Jaemin. Sang empunya meringis kesakitan dan segera menjauh dari Nada.
"Widihhh lu berdua jadian?" Tanya Felix melihat interaksi yang begitu dekat antara kedua temannya itu.
"Jadian? Sama dia? Idihhh nggakkkk…" ketus Nada.
"Dihhh awas aja lu sampe menjilat air liur sendiri," ketus Jaemin nggak mau kalah.
"Cocok sih lu berdua, sama-sama bacot," ujar Felix, seketika mendapat tatapan tajam dari Nada. Sedangkan Jaemin hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi padahal jantungnya duh udah nggak karu-karuan.
"Gue awasin lu berdua haha," lanjutnya.
"Bacottt lu pada, dah gue mau fokus postest nggak usah ganggu," Nada pergi meninggalkan kedua temannya dan duduk dikursi seberang labnya.
Tibalah Viona, Suhyun, dan Yeri dari arah tangga. Lalu disusul Haechan dan Hyunjin yang datang dari lift. Memang laki-laki prodi diploma 3 farmasi itu malas kalau disuruh naik tangga, alasannya kalo ada fasilitas lift kenapa harus naik tangga. Bener juga sih, tapi baiknya untuk peregangan sebelum mondar-mandir ngambil larutan di lab Kimia.
Laboratorium Kimia Dasar Kualitatif yaitu laboratorium untuk pembuatan larutan-larutan maupun percobaan bahan-bahan kimia pada suatu sampel, seperti halnya membuktikan ada atau tidak adanya suatu zat atau senyawa pada sebuah sampel. Biasanya mahasiswa disuruh membuat sebuah larutan dengan mencampurkan berbagai zat sehingga menghasilkan warna, bau, endapan, maupun rasa dari larutan tersebut. Setelah itu mahasiswa dapat mengamati hasilnya dan mencatat perubahan serta mengabadikan gambarnya pada lembar kerja praktikum.
Viona yang mendapatkan kelompok empat dengan Felix, Yuqi, dan Hyunjoon sebagai anggotanya, mereka membagi tugas Viona membuat laporan sementara untuk dikumpulkan setelah praktikum, sedangkan Yuqi, Hyunjoon, dan Felix mereka bertiga yang membuat larutan dengan mencari senyawa kimia di tiap-tiap rak yang sudah disediakan lab tersebut.
Sudah satu setengah jam berlalu, tinggal setengah jam lagi mereka selesai praktikum. Kelompok Viona sudah mengumpulkan dan menunjukkan hasil pembuatan larutan kepada asisten dosen, setelah itu mereka kembali ke mejanya untuk meneruskan lembar kerja praktikum yang akan dikumpulkan dua hari setelahnya.
"Hari ini kita telah mempelajari tentang analisis atau identifikasi kualitatif kation golongan satu yaitu PbCl2, Hg2Cl2, dan AgCl, karena ada beberapa yang tidak cocok dengan hasil di buku pentunjuk maka pada bagian pembahasan kalian harus menuliskan penyebab mengapa larutan tersebut tidak sesuai dengan teori yang diajarkan, dan jangan lupa pada bagian lampiran harus disertai gambar dan keterangan," ujar dosen Kimia itu panjang lebar.
"Apakah ada pertanyaan sebelum saya tutup?"
"Tidak buu,"
"Sudah paham buu," seru seluruh mahasiswa.
"Ya sudah silahkan pjmk disiapkan,"
"Untuk mengakhiri praktikum hari ini ditempat duduk siap, berdoa menurut keyakinan masing-masing," seru Hyunjin selaku penanggung jawab praktikum Kimia Dasar. "Berdo'a dimulai,"
Seluruh mahasiswa menundukkan kepala untuk berdo'a, "Berdo'a selesai,"
"Saya akhiri, jangan lupa laporan resmi dikumpulkan hari sabtu, sekian dari saya assalamu'alaikum," ujar sang dosen mengakhiri pertemuan.
"Waalaikumsalam," selanjutnya mahasiswa-mahasiswi mulai berhamburan keluar, sedangkan untuk kelompok dua yang beranggotakan Nada, Jaemin, Yeji, dan Shuhua mereka harus piket kebersihan terlebih dahulu.
"Gess kita minggu ini ngecamp yukk," ujar Yeri sambil melepaskan jas lab.
"Boleh tuh, dipantai aja gimana," sahut Suhyun.
"Gue mah skuy ajaaa…" seru Haechan.
"Yoiii brada," timpal Hyunjin.
"Lu gimana lix?" Tanya Suhyun.
"Hayukk lah, ajak yang lain digrup, gue urus tent sama bakar-bakarannya deh," ujar Felix.
"Mantappp kaliii brada kita yang satu ini," seru Viona girang.
"Apenih?" Tanya Jaemin yang baru saja keluar dari lab.
"Dah lu berdua ngikut aja," sahut Yeri. Jaemin dan Nada hanya mengangguk.
"Nad lu balik sama jaem?" Tanya Viona.
"Iya dia balik sama gue, ada yang mau gue omongin," jawab Jaemin lalu mengalihkan pandangannya ke arah gadis yang ada disampingnya, Nada hanya menunduk dan menggigit bibir bawahnya. Dia tau arah pembicaraan Jaemin, pasti laki-laki itu akan bertanya tentang kejadian tadi malam.
Viona mengerutkan dahinya saat melihat Nada yang begitu gugup, "Oh oke, kalo ada apa-apa chat gue,"
Viona menatap lurus ke arah kedua bola mata Jaemin lekat-lekat, dia agak gusar karena akhir-akhir ini Nada jarang sekali curhat tentang kedekatannya dengan Jaemin maupun tentang kedatangan Vernon mantan kekasihnya.
"Lo tenang aja vi," sahut Jaemin dingin, Viona mengangguk dan berlalu mengikuti Yeri dan Suhyun yang sudah berjalan duluan.
"Lo berdua ngapain sih, tegang amat," celetuk Hyunjin.
"Ada masalah?" Tanya Haechan.
"Kagak lah, gue sama nada balik dulu brada," sebelum pergi Jaemin melakukan tos ke teman-temannya, begitu pula Nada.
Di lift mereka berdua hanya diam saja tanpa ada yang mau memulai berbicara.
Akhirnya Jaemin mengalah, "Siapa yang tadi malem?"
"H-hah itu anu, itu…" Nada bingung harus memulai dari mana, dia masih saja menunduk.
"Huftt…gue nggak marah loh nad, laki-laki itu mantan lo?" Tanya Jaemin selembut mungkin, dia tau kalau suasana hati Nada sedang tidak baik sejak laki-laki bule yang tiba-tiba datang begitu saja tadi malam.
Nada mengangguk pelan, "Tapi dia udah ninggalin gue tanpa kabar,"
Sebenarnya Nada sekarang ini tengah menahan agar air matanya tidak jatuh, dia itu adalah tipe cewe yang lembut hatinya. Sering sekali Viona melihatnya menangis kalau disaat dia sedang down dan terpuruk, makanya Viona khawatir kalau-kalau Nada ada masalah tapi menyembunyikannya darinya.
Berkali-kali Jaemin menghela nafas karena melihat Nada yang sangat murung, tidak seperti biasanya. Bahkan kini terdengar sesekali segukan walau gadis itu menutup mulutnya. Jaemin paling tidak suka melihat cewe menangis di depannya, seketika Jaemin merangkulkan tangannya ke pundak Nada dan mengelus-elus lembut kepala gadis itu.
"Nggak usah nangis, gue nggak suka liat gadis nangis." Ujar Jaemin dingin. Jaemin menurunkan tangannya ketika pintu lift mulai terbuka.
Jaemin menuntun tangan Nada menuju tempat parkir, dia ingin cepat-cepat keluar dari area kampus takut kalau tiba-tiba Nada menangis. Jaemin melajukan motornya setelah mengecek kalau Nada sudah duduk dijok belakangnya.
Laki-laki itu melajukan motornya ke sebuah taman yang agak jauh dari keramaian, dia masih saja takut kalau orang lain mengira Jaemin telah menyakiti hati seorang gadis. Kan nggak keren lagi jadinya, udah dibilang Jaemin itu bukan tipe badboy yang sukanya nyakitin hati para gadis, yang sekali putus harus nyari yang lain lagi.
Nada masih saja menunduk setelah turun dari jok motor Jaemin. Lagi-lagi Jaemin harus menuntun gadis itu menuju ke sebuah kursi.
"Okey lo boleh nangis sekarang," ujar laki-laki itu pada akhirnya, walaupun dia tidak suka mendengar tangisan perempuan tapi dia lebih tidak tega jika Nada harus menahan tangis.
"Hiks g-gue hiks…" ujar Nada sesegukan. Jaemin mengelus punggung Nada tanpa menatap gadis itu.
"S-sorry gu-gue jadi bengek hiks…" lanjutnya setelah dirasa mulai reda.
"Masih aja nglawak, udah dih diem,"
"Gue bingung mau gimana, gue juga nggak tau kenapa dia tiba-tiba balik, rasanya gue tuh kesel tapi juga rindu," ucap Nada yang kini telah tenang, gadis itu memainkan kuku jarinya.
Jaemin yang mendengar penuturan Nada hanya menanggapi dengan anggukan, laki-laki itu tau kalau Nada belum move on dan dia harus lebih bersabar lagi untuk menunggu, menunggu gadis itu pulih dari rasa kesalnya pada laki-laki. Jaemin tau betul kalau Nada juga masih sayang dengan laki-laki bule itu, dilihat dari kata-katanya yang mungkin saja dia masih berharap.
"Gue punya cara buat lu ngelupain cowo itu," ujar Jaemin tatapannya lekat dengan kedua bola mata coklat Nada.
"Gi-gimana?" Nada agak gugup dipandang lekat-lekat oleh Jaemin.
"Lo ngedate sama gue,"
Nada membelalakkan matanya tak percaya dengan ucapan Jaemin. Nada segera memalingkan pandangannya ketika dirasa pipinya yang tengah menghangat. Gadis itu tidak tau lagi harus menjawab bagaimana, karena itu terlalu terburu-buru.
'Hahh ngedate? Sama jaemin? Anjirr kenapa gue jadi deg-degan sih, nggak nggak boleh, pokoknya nggak boleh, gue belum siap setelah kak vernon yang tiba-tiba dateng dan sekarang jaemin malah ngajak ngedate, anjirr lahhh gue harus gimana,' ujar Nada dalam pikirannya, gadis itu masih belum bisa menatap Jaemin.
"Gue tau lo belum siap hati, tapi gue cuma pengen bantu lo buat lupain cowo itu doang kok," ujar Jaemin ditengah-tengah pergelutan pikiran Nada.
"Anjim lo cenayang," Nada terkejut mendengar penuturan Jaemin yang tahu tentang apa yang dipikirkannya. Jaemin hanya berdecak dan menggusak rambut Nada setelah mendengar ucapan gadis itu.
"Gimana mau kagak, kalo nggak sih gue juga nggak masalah, kan niat gue cuma membantu move on," Jaemin melipat kedua tangannya di dada sambil menatap jauh ke depan.
"Belagak lu huuu," Nada menjitak kepala Jaemin. "I-iya deh,"
Jaemin menoleh setelah mendapat jawaban dari Nada dan mengacungkan jempolnya, "Okey,"
Laki-laki itu pun tersenyum sangat manis, tepat di kedua matanya yang menatap ramah pada gadis di sampingnya yang kini tengah mengusap-usap matanya menghilangkan bekas air mata. Dan kini mata gadis itu sedikit bengkak karena terus menangis sejak semalam.
Tadinya Viona ingin menanyakan perihal mata Nada yang terlihat habis menangis, tapi dia mengurungkan niatnya, dia menunggu Nada bercerita sendiri kepadanya.
Have some idea about my story? Comment it and let me know.
Like it ? Add to library!