Kinan sadar sedang bermain api. Ia segera memutuskan untuk kembali ke kantor. Ia juga akan mengubungi Zero terlebih dahulu. Pria itu sama sekali tidak menghubunginya, apakah dia marah mengetahui bahwa Kinan terlambat ke kantor karena lebih memilih menjumpai Putra terlebih dahulu.
Telepon Zero tidak aktif. Tentu saja, dia baru saja melemparnya ke lantai. Ponsel itu berderai. Barang seperti itu tidak ada arti buatnya. Stok ponsel masih ada sekitar sepuluh lagi, dan kalau perlu ia bisa mengambil di pusatnya langsung.
Berkali-kali coba dihubungi, namun, tidak juga berhasil.
Kinan kemudian memutuskan untuk mengiriminya pesan.
[Zero, maafkan aku, agak terlambat datang ke kantor. Kamu jangan marah ya, aku akan ganti dengan mengajakmu makan malam.]
Tapi, pesan tersebut tak terkirim.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者