Hari kedua setelah keluar dari rumah sakit, Aisyah tampak sangat bugar. Ia akan menepati janji untuk melindungi Kinan saat memberi kesaksian, ia pun juga siap mendampingi Kinan di ruang interogasi.
Mengenai Kinan, Aisyah juga sudah menceritakan pada Arsy semuanya. Ibunya itu bahkan sempat tidak menduga, bahwa Farah, kakak sepupunya yang baik hati mampu melakukan hal demikian pada anaknya sendiri. Dan perihal tak diakuinya Kinan sebagai darah daging, Arsy tak tau harus menanggapi bagaimana. Yang jelas, yang ia tahu, Kinan memang terlahir dari rahim Farah.
"Aisyah mau jemput Kinan dulu, ya Bu."
Aisyah pamit hendak keluar.
Meski masih berat hati untuk membiarkan, namun, Arsy tak jua bisa menahan. Aisyah tipikal yang keras, dan sangat yakin dengan kemampuan dirinya.
"Hati-hati, ya sayang."
Aisyah lalu mencium tangan ibunya takzim.
Kinan sudah mengirimkan lokasi yang harus dituju Aisyah untuk menjemputnya. Rumah Nek Asih, di batas kota.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者