Dee mengucek mata. Memastikan apakah Demir benar-benar duduk disampingnya. Lampu bioskop mati sehingga tak bisa melihat dengan jelas. Tak menyangka jika sang suami menyusulnya ke bioskop.
"Sayang," panggil Demir dengan manis. Pria itu menggenggam tangan Dee lalu menciumnya bahkan dengan nakal lidah Demir menjilat telapak tangan Dee.
"Jangan mesum," ucap Dee dingin. Ia masih marah dan tak mau memberikan maaf begitu saja. Demir harus diberi hukuman agar pria itu tahu jika ia kecewa dengan sikap Demir tadi.
"Sayang maafkan aku, " ucap Demir dengan tulus.
"Tidak ada yang perlu dimaafkan. Aku lagi nonton dan tidak mau bicara sama Bapak."
"Kok panggil Bapak sih?" Demir memprotes. Masih ada sisa amarah dari ucapan Dee. Demir berusaha memahami kemarahan Dee.
"Aku pantas kamu marahi karena enggak peka," ucap Demir dengan lembut. Demir menjalankan nasehat Jacky. Jika istri marah kita tidak boleh juga marah, kita harus bersikap lebih lembut.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者