webnovel

Cezar-

.

.

.

.

.

"Bagai debu, terlalu kecil, kotor, hitam, dan mudah menghilang. Aku selalu berharap, suatu hari nanti akan musnah dan menghilang, bagai debu yang kau tiup dan lupakan"

.

.

.

.

-NEVER AGAIN-

.

.

.

Warn ! : flashback

-------

"HAPPY WEDDING DAY!!!" Teriakan dari seorang wanita memeriahkan suasana, hari yang begitu penuh bahagia.

Hari dimana dua insan di persatukan dalam suatu hubungan yang sakral, mengucap sumpah suci didepan tuhan dengan kata-kata suci diiringi Isak tangis bahagia.

Oh Yeri, resmi menyandang gelar sebagai jeon Yeri. Menikah dengan petinggi perusahaan kecil yang dipimpin oleh jeon Ji-Sung, berlandaskan cinta.

Membuat Yeri yakin dan pasti untuk menikahi pria itu, Ji-Sung yang notebate nya adalah CEO perusahaan kecil, menikahi seorang gadis yang menjadi primadona kampus, anak petinggi perusahaan. Dengan kekayaan turunan yang tak main-main nilainya. Ahh.. betapa beruntungnya ia.

Yeri dan Ji-Sung memulai kehidupan baru, bersama dia suatu rumah kecil. Dengan jisung yang mengelola perusahaan yang sempat mendapat suntikan dana dari orang tua Yeri, serta rumah kecil yang mereka tempati. Yaitu hasil dari kerja keras Ji-Sung.

"Ahh, aw! Sakit sekali" Yeri meringis saat tangan nya tidak sengaja tergores pisau saat ia sedang memotong wortel.

Ji-Sung Datang dengan tergesa, "ada apa?! Aku mendengarmu mendesis, oh astaga! Tangan mu berdarah sayang!! Kemarikan!" Ji-Sung mengemut tangan Yeri dengan lembut, saat ia mendengar ringisan kecil Yeri dan dengan panik pergi ke dapur kecil rumah mereka.

Yeri memutar bola mata malas, dengan pipi merona dan air muka cemberut, ia menjauh kan tangannya. "Ini bukan apa-apa sayang, aku hanya tergores".

"Ck, tapi kau terluka, apa perlu kita membeli diluar?"

"Hah?! Tidak-tidak! Lebih baik aku memasak, aku kan istrimu, apa kau tidak suka aku memasak?" Yeri mempout.

Ji-Sung menghela nafas, "hahh.. oke baiklah, jangan sampai kau terluka lagi, oke?"

Yeri mencium bibir Ji-Sung dengan cepat, "oke papa bunny".

Ji-Sung menyeringai dan berbisik, "kau nakal sayang, bagaimana jika membuatkan papa bunny seorang baby bunny kecil? Sepertinya menyenangkan?"

"Ahh!! YAKK!!! Aku sedang memasak!!!!!" Teriakan Yeri terdengar saat Ji-Sung membopongnya.

Sangat bahagia sekali jika dilihat sepasang suami istri itu.

------

Perusahaannya hampir diambang kehancuran, perusahan gree company. Membuat Ji-Sung mati-matian meminjam uang dan mengusahakan agar perusahaannya tidak sampai gulung tikar. Menjadikannya hampir setiap hari lupa makan, tak punya waktu, dan hampir mengabaikan Yeri yang tengah mengandung.

"Berikan aku satu botol lagi!!" Ji-Sung berteriak pada salah satu bartender yang sedang menyender.

"Kau tak kasihan pada istrimu?" Bartender itu bertanya sembari menyiapkan minuman.

"Ahh kau berisik, bisa tidak untuk  tidak ikut campur?!" Teriak Ji-Sung.

"Bodoh! Aku hanya bertanya, soal seulgi. Apa kau tidak mau melepaskannya?"

Ji-Sung meringis, "aku tau, ia hamil. Tapi Yeri juga sedang hamil, sumpah mati aku pusing sekarang, belum lagi perusahaan ku yang berada diujung tanduk"

"Kau yang bodoh!!, Mau-mau saja menghamili orang lain, saat kau memiliki istri cantik,bahenol, wangi,putih, dan kaya! Kau tinggal meminta suntikan dana saja pada ayahnya!"

"Tidak! Saat sesudah menikah, aku sudah diberi suntikan dana"

Bartender itu hanya mendengus, "ya kau tinggal bilang saja kenyataannya, dan bilang saja itu untuk dana anak mu yang akan lahir"

Ji-Sung membeo, "anakku yang mana?"

Bartender itu hampir saja menghantam kepala Ji-Sung dengan botol kosong, "bodoh ! Ya istrimu !"

Seulgi menatap kosong Ji-Sung yang tak memperhatikannya, ia menangis dalam diam. Ia mengakui, jika ia adalah pelacur rendahan. Tapi ia juga mempunyai harga diri kan? Ia juga manusia kan? Seulgi juga tak tega untuk menggugurkan anaknya sendiri!, Yang meskipun ia stres mati-matian akan hal ini.

Seulgi berlalu pergi, mendatangi rumah lusuh nya, dan lagi-lagi mendengar suara geraman dan desahan sialan yang berasal dari kamar mereka. Kamarnya dan suaminya, seulgi hanya berasal dari anak yatim, tinggal di panti, bertemu sang kekasih yang berasal dari keluarga pendiri restoran. Menjalin cinta dan menikah.

Tetapi sayang, semua hanya omong kosong, ayah ibu nya meninggal dan ia  tak pandai mengurus restoran, restoran bangkrut, hutang dimana-mana. Menjadikan seulgi stres dan keguguran. Mengambil jalan pintas, sang suami berprofesi sebagai gigolo. Tiap malam mendengar desahan wanita di kamar mereka, membuat seulgi yang depresi akibat kehilangan bayinya gelap mata.

Sama-sama menjadi pelacur. Menjajakan diri demi tumpukan uang, dan sekarang berakhir dengan mengandung seorang anak dari orang yang menarik nya seenak jidat dan menggagahinya.

Hati nya sangat hancur, hidup nya sangat berantakan. Bercerai pada suami menjadi pilihan utama, meminta pertanggung jawaban dari sang pria. Dan ternyata beristri dan istrinya merupakan keturunan dari keluarga jeon, ia harus mengubah nasibnya. Ia tak mau dicampakkan lagi.

-----

"BAJINGANN!!! HIKS ARRGHHH!!"

Teriakan sang istri menggema, membangunkan sang bayi yang berusia dua Minggu.

Mendapat kabar yang membuat hatinya mencelos dan membeku, mengungkap fakta bahwa sang suami telah menghamili seorang wanita saat ia mengandung sang putri di usia kedua bulan pernikahan nya.

Menjadi jawaban akan sang suami yang hampir tak ada perhatian padanya, menangis dan memeluk sang bayi yang menangis sesegukan akibat terkejut. Membuat Yeri menahan tangisan dan merengkuh tubuh rapuh putrinya.

"Hiks, sayang mama hiks, jangan menangis ya? H-hiks, mama menyesal akan papa mu, h-hiks. Maafkan kami" memeluk putinya, menyandarkan dahi kecil putrinya pada dada hangatnya, mendekap sayang. Menghantarkan semilir kasih sayang yang tak kasat mata.

--------

"Maafkan aku sayang, aku mohon maafkan aku"

Yeri meraung saat mendapati sang putri yang meninggal, akibat lemparan Yang kuat. Bayi itu meninggal, akibat gendongan yang tak kuat dari sang mama, membuatnya jatuh dan tak sadarkan diri. Kepala lembut sang bayi retak, tempurung nya retak yang membuat ia meninggal seketika.

Sang suami yang turut menjadi saksi dan korban, berlutut dihadapan jasad sang putri, mencium lembut kepala bayinya, menyandarkan kepala sang bayi pada dada ayahnya. Nafas nya tercekik, menjadikannya hampir menghancurkan seisi rumah. Menatap Yeri yang menangis bak orang gila, ini akibat mereka, akibat keegoisan orangtuanya. Berdebat karena hal sepela yang membuat nyawa anak mereka menjadi korban.

"AARRGGHHHHHHH!!!!" Teriakan kesakitan itu menggema, berusaha melepaskan kenangan buruk yang mencekik. Teriakan dari sepasang orang tua yang kehilangan malaikatnya. Teriakan terakhir, sebelum menatap kepergian malaikat kecil mereka.

----------

(Flashback bersambung)

-TBC-

#alv

下一章