"Allena, malam ini kita datang ke sini, untuk membicarakan pertunangan mu dengan Nio," ucap Cahyo.
Brak!
"Apa?" pekik Allena dan Nio bersamaan. Keduanya terkejut bukan main, bahkan Nio sampai bangun dari duduknya seraya menggebrak meja di hadapannya.
'Hem...' Bram memperhatikan ekspresi Nio, sontak Nio menatap Bram.
"Ehem! Maaf, jika respon Saya berlebihan," ucap Nio dan bergegas duduk kembali di kursinya.
Allena menoleh, dia melihat Cahyo.
"Apa Papi bisa jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Papi ingin aku bertunangan dengan Nio? Papi tahu aku dan Alex masih--"
Allena tersentak ketika dia teringat akan janji Cahyo setelah Allena berhasil mendapatkan dokumen penting itu.
"Pi, bisakah kita bicara sebentar?" tanya Allena.
"Baiklah," ucap Cahyo dan pamit sebentar pada Bram. Cahyo dan Allena pun meninggalkan meja tersebut.
"Pi, apa maksud semua ini? Papi tahu sendiri 'kan Allena memiliki tunangan?" tanya Nio.
Clara berdehem, membuat perhatian Nio teralihkan.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者