webnovel

22. Benar-Benar Bertemu

"Mama, Ano endak uat ma" ucap Ano menangis. Kei mencari tali untuk turun tapi tidak ada, ia berusaha menarik tangan Ano.

"Sayang pegang tangan mama ya, jangan dilepas tangan yang pegangan satunya ya" arah Kei.

"Endak isa ma" Ano semakin menangis.

"Nduk Kei jangan itu bahaya" ucap ibu-ibu disana yang melihat Kei hendak turun ke jurang.

"Anak saya disana buk, Ano enggak bisa lama posisi kayak gitu buk, saya harus turun, saya minta tolong nanti tarik Ano ya buk" Kei turun ,mensejajarkan tubuhnya dengan Ano.

"Sayang jangan nangis, kamu peluk mama , mama dorong kamu keatas, Ano pegang tangan bude ya" ucap Kei dan Ano mengangguk.

"Ano ayo ,pegang tangan bude" ucap ibu-ibu dari atas.

Ano berhasil naik keatas, Saat Kei hendak naik tidak bisa kakinya terpeleset membuat tubuhnya tidak seimbang ,dan jatuh.

"Mbak Kei" teriak ibu-ibu dari atas.

"Mama" Ano menangis ,tak berapa lama nenek dan kakek diikuti yang lain datang.

"Ano kamu enggak pa-pa sayang?" tanya nenek memutar tubuh Ano.

"Mbak Kei jatuh ke jurang buk Hamdan" ucap ibu Sam.

"Kei, pak, Kei pak, bagaimana pak" ucap nenek Hamdan menangis.

"Biar saya yang turun pak" ucap Andrea tiba-tiba membuat Vano kaget ,begitu juga yang lain.

"Tapi Ndre, itu curam , bahaya gak ada alat pengaman" ucap Vano.

"Tapi Kita gak tau gimana Kei disana No" ucap Andrea.

"Gue ikut" ucap Vani mengokuti Andrea.

"Lewat sana saja nak, ada jalan kecil disana" tunjuk pak RT pada jaln kecil disamping pohon

"Tolong hubungi ambulance pak, Ano luka-luka" ucap Andrea lalu pergi meninggalkan mereka.

"Lo cari sebelah sana Van" tunjuk Andrea.

"Kita ketemu disini lagi" ucap Vano lalu mereka berpencar.

Andrea berjalan mencari Kei,begitu juga Vano, tapi mereka berbeda tempat.

Sudah 30 menit belum ada tanda tanda mereka menemukan Kei.

"Gimna ,lo ketemu gak?" tanya Vano,mereka sekarang sudah bertemu ditempat pertama.

"Belum, lo?" tanya Andrea.

"Belum, kita cari bareng aja" ucap Vano.

15 menit kemudian, Andrea seperti melihat hal ganjil di tumpukan daun daun kering beberapa meter darinya. Andrea berjalan menuju tumpukan daun daun kering tersebut diikuti Vano.

"Andrea ada tangan" ucap Vano yang melihat tangan ditumpukan daun kering itu.

Andrea dan Vano langsung membersihkan daun-daun tersebut.

"Fely" ucap Andrea tiba-tiba ,karena ia yang melihat wajah Kei lebih dulu.

"Mbak Kei, ini Kei Ndre, cepet angkat" ucap Vano. Andrea melamun.

"Heh,buruan"

"Kei? Ini Fely" ucap andrea.

"Maksud lo?"

"Ini istri gue yang hilang 2 tahun lalu, maksud lo ini Kei anak buk Hamdan?" tanya Andrea.

"Iya" Andrea langsung mengangkat Kei / Fely istrinya.

Saat sampai diatas, sudah ada ambulance dan beberapa polisi.

"Nak Andrea gimana Kei nak?" tanya nenek.

"Kita bawa kerumah sakit dulu buk, Napasnya sangat kecil" ucap Vano. Andrea sudah masuk kedalam ambulance bersama Fely.

"Ibu, bapak, sama Ano sama saya " ucap Vano berlari menuju mobilnya.

"Sayang, Fely bangun, ini aku Andrea suamimu" ucap Andrea menggenggam tangan Fely.

20 menit kemudian mereka sampai dirumah sakit kota.

"Dok tolong selamatkan istri saya" ucap Andrea.

Tak lama setelah dokter masuk keruang UGD kakek ,nenek dan Ano datang.

"Nak Andrea gimana Kei" tanya nenek berlari mendatangi Andrea ,disusul kakek dengan Ano dalam gendongannya.

"Lagi diperiksa dokter bu"

"Nak Andrea, Terimakasih telah menyelamatkan putri bapak , tapi kenapa nak Andrea sangat perduli dengan putri bapak? "Tanya kakek Hamdan.

"Itu Felysia istri saya pak" ucap Andrea membuat nenek dan kakek Hamdan kaget.

"Maksud nak Andrea?"

Andrea melihat kearah Ano, Ano sangat mirip dengannya waktu kecil.

"Istri saya Felysia hilang 2 tahun lalu , sebelum kami pindah keluar negeri, saat itu saya pergi kekantor dan kata nenek istri saya, Istri saya izin kedokter, saya sudah mencari kemana pun tapi sampai sekarang belum ada kabar, sekarang saya menemukannya pak" jelas Andrea.

"Andrea gimana Kei?" tanya Vano.

"Ini foto istri saya pak" Andrea menunjukan foto Fely yang ada dalam Teleponnya. Kakek ,nenek dan Vano sangat kaget.

"Jadi bener Kei istri lo?" tanya Vano memastikan dan Andrea mengangguk, ia melihat Ano yang ada dalam gendongan kakek Hamdan , Ano menangis, wajahnya pucat.

"Ano, gendong sama om ya" panggil Andrea. Ano menggeleng.

"Ano pucat, apa Ano sudah diobati buk?"

"Sudah nak tadi waktu ambulance datang, Ano tidaj bisa terlalu lama menangis" ucap nenek.

"Van, daftarkan kamar buat Ano"

"Siap"

"Ano sama papa ya" ucap Andrea, akhirnya ia menyebut dirinya papa pada Ano.

"Papa?" tanya Ano. Lalu melihat ke neneknya, seolah bertanya apa benar itu papanya. Nenek pun mengangguk . Ano mengarahkan tangannya ke Andrea minta digendong.

Ano digendong oleh Andrea.

"Papa ari ana, ata mama papa keja" tanya Ano.

"Iya sayang papa kerja, maafin papa ya, sekarang Ano bobok dikamar, papa anterin" ucap Andrea menggendong Ano menuju kamarnya. Lalu meminta nenek menemani Ano, ia akan menunggu Fely.

"Ndre" panggil Vano.

"Kenapa?"

"Jadi bener Ano anak lo?" tanya Vano memastikan.

"Menurut lo?"

"Mirip sih" jawab Vano.

"Kenapa dokter lama banget sih" ucap andrea kesal, sudah sedari tadi dokter yang memeriksa Fely belum keluar juga.

Beberapa menit kemudian dokter keluar dari UGD.

"Gimana keadaan istri saya dok?" tanya Andrea.

"Istri masih koma, kepalanya terbentur , kami akan pindahkan dulu dikamar inap ,baru kalian bisa menjenguk " jelas dokter.

"Terimakasih dok" dokter pergi meninggalkan mereka.

Andrea menelepon kakeknya untuk mengabarkan bahwa Fely istrinya sudah ia temukan.

"Halo kek"

"....."

"Fely sudah ketemu kek, sekarang Fely diarawat di RS xxx" jelas Andrea tapi tidak memberitahu bahwa ada Ano anaknya sekarang.

"....."

"Iya kek,hati hati kek" Andrea mematikan teleponnya.

"Lo mau kemana?" tanya Vano saat Andrea hendak pergi.

"Ruangan istri gue" jawab Andrea.

Andrea memasuki ruangan Felysia. Ia duduk disamping brankar Fely.

"Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu , maafkan aku bahkan sampai anak kita umur 2 tahun aku baru bisa bertemu sama kamu sayang "

"Bangun sayang, aku kangen sama kamu, maaf" ucap Andrea menunduk. Dan perlahan matanya terpejam.

Beberapa saat kemudian.

"Sayang maaf, aku ketiduran" ucap Andrea bangun dari tidurnya. Namun Fely tidak ada ditempatnya.

"Fely, kamu dimana?sayang" Andrea mencari Fely kekamar mandi tapi tidak ada, lalu ia mencari keluar ruangan. Disana ada Vano dan kakeknya.

"Dimana istri gue?" tanya Andrea ke Vano.

"Kakek dimana Fely kek, Fely hilang kek" ucap Andrea menangis.

"Jawab kenapa kalian diam?"

Andrea melirik Vano lalu beralih ke Kakeknya.

"Kek, Van dimana Fely?"

"Fely masuk UGD" jawab Vano.

"Maksud lo?"

"Wajahnya membiru, ada penyumbatan pembuluh darah di kepala , karena benturan " jelas Vano.

"Kenapa lo gak bangunin gue b*doh, Fely istri gue" ucap Andrea lalu meninggalkan mereka menuju ruang UGD.

"Kita susul Andre" ucap kakek pada Vano.Kakek tau pasti cucunya utu sangat khawatir.

"Iya kek"

Skip Andrea

"Pak dimana istri saya" tanya Andrea pada pak Hamdan yang berdiri didepan UGD.

"Nak Kei , masih diperiksa dokter nak, tadi saat bapak masuk kamar Kei wajahnya membiru, bapak langsung panggil dokter" jelas pak Hamdan.

"Kenapa bapak enggak bangunin saya pak, Kei itu Fely istri saya" ucap andrea frustasi.

Tak lama kemudian dokter keluar dari ruang UGD.

"Dokter gimana istri saya?" tanya Andrea.

"Istri anda masih kita pantau perkembangannya, semoga besok darahnya bisa normal ,kalo tidak kembali normal, kemungkinan sembuh sangat kecil" jelas dokter.

"Saya boleh masuk?" tanya Andrea.

"Silahkan,tapi jangan semua ya".

Andrea memasuki ruangan Fely, Fely belum bisa dipindahkan ke ruang rawat karena kondisinya masih dalam pemantauan.

"Sayang, maaf sekali lagi aku enggak bisa ngelindungi kamu" ucap Andrea duduk disamping Fely dan mengenggam tangannya.

"Kamu harus sembuh, aku bakal selalu ada disisimu ,kamu enggk boleh ninggalin aku sama anak kita"

"Makasih, sekali lagi kamu berkorban untuk anak kita" lanjut Andrea.

"Nak, kita pindahkan Fely kerumah sakit yang lebih lengkap" ucap kakek yang sudah berdiri dibelakang Andrea.

"Kakek urus saja yang terbaik untuk istriku, aku mau yang terbaik untuk ibu dari anak anakku"

"Besok kita berangkat, kakek sudah urus kepindahnnya" jawab kakek.

"Terimakasih kek, Andre berhutang budi sama kakek" Andrea memeluk kakeknya.

"Fely juga cucuku, dan ibu dari cicitku" jawab kakek membalas pelukan Andrea. Kakek sudah mengetahui bahwa Fely telah melahirkan anak dari cucunya sejak 2 tahun lalu.

下一章