Setelah pemulihan Aidan, mereka bertiga telah sepakat untuk menerima misi apapun yang akan diberikan oleh FBI kepada mereka.
Awalnya Shawn hendak dipindahkan ke tim Eclipse, tetapi Aidan dan Darren sudah merasa Shawn sebagai anggota yang tepat untuk tim mereka. Shawn juga hanya ingin menjalankan misi bersama tim Delta.
Tok! Tok! Tok!
"Permisi, Pak."
"Eh, sebentar ya."
Di ruangan tersebut, ternyata ada manajer persenjataan FBI yang sedang berbincang dengan kepala FBI. Mereka bertiga pun menunggu kedua orang tersebut selesai berdiskusi.
"Baik pak, kami akan segera menghubungi anda mengenai…."
"Terimakasih pak, permisi."
Setelah manajer persenjataan pergi, mereka bertiga pun segera memasuki ruangan tersebut untuk mendiskusikan misi yang akan mereka terima.
"Nah, kalian mau ngapai tadi?"
"Kami ingin bertanya terkait misi yang seharusnya kami lakukan pak."
"Iya pak." Sambung Darren dan Shawn.
"Baiklah, saya melihat kondisi Aidan sudah sangat baik. Kemudian, Darren dan Shawn juga sangat bersemangat. Silakan duduk dulu ya."
"Apakah dokumennya sudah selesai pak?"
"Iya, nah kalian baca sambil saya menjelaskan misi utama kalian apa."
"Sebentar pak, mengenai misi ini, apakah agen lain ada yang tahu? Atau ada lagi yang terlibat?"
"Tidak, ini misi khusus untuk kalian. Jadi kalian fokus saja terhadap misi ini. Baiklah, misi ini terkait adanya transaksi perdagangan senjata illegal di wilayah California."
"Sepertinya misi ini berat, apakah CIA ikut pak?"
"Sejauh ini, seperti yang kalian tahu, berita mengenai CIA mengkhianati kita, merusak citra intelijen negara kita juga. Hal ini membuat kita dilarang untuk bekerjasama dengan mereka. Jika memang kalian butuh bantuan, saya yang akan langsung turun tangan beserta para manajer."
"Baiklah pak, apakah ada hal mendesak lagi terkait misi ini?"
"Kalian akan bertugas mulai besok. Malam ini persiapkan segala sesuatunya. Kalian diberi kewenangan untuk memerintah dalam hal bantuan apapun atau mendapat informasi apapun, sekian."
"Oke pak, terimakasih dan permisi." Jawab mereka bertiga serempak.
Pada malam harinya, setelah mereka bertiga selesai berbenah, mereka mulai mencari beberapa data dan informasi terkait lokasi pusat transaksi senjata illegal tersebut.
Hal ini mereka lakukan seperti biasa karena mereka selalu optimal melakukan misi.
"Shawn, sepertinya lokasi ini berdekatan dengan lokasi kita menemukan Aidan, iya kan?"
"Hmmm, Oh iya! Bener banget Ren!"
"Aidan, coba perhatikan baik-baik. Apartemen kamu kemarin ga jauh, bahkan sangat dekat dengan lokasi pusat transaksinya."
"Tapi, mengenai gambaran ruangan yang diberikan kepala tadi, aku tidak pernah melihat ruangan itu sebelumnya. Tampaknya sangat rapi dan dipenuhi senjata."
Darren yang memiliki ingatan sangat tajam pun mulai mengingat secara detail ruangan di kamar apartemen tempat mereka menemukan Aidan.
Darren ingat berbagai ruangan masih ada yang ditutupi, tetapi tampak celah yang nyata. Ia juga mengingat di ruangan bawah tanah itu tidak sesak, bahkan seolah terhubung dengan ruang rahasia lain.
Ternyata bukan Darren yang menyadarinya, Shawn juga mengingat itu dengan jelas. Aidan yang bingung pun segera mendapat penjelasan dari kedua temannya itu.
Sayangnya, Aidan masih belum mengerti dan mengingat mengenai ruangan yang mereka maksud. Akhirnya, Aidan pun mengatakan hanya akan mengikuti mereka.
Sementara Aidan masih berpikir, Darren dan Aidan sebenarnya tidak pernah mengetahui siapa yang membuat Aidan sangat terpukul setelah kejadian kemarin.
Mereka juga sebenarnya tidak pernah mengetahui detail kegiatan dan aktivitas yang dilakukan oleh Aidan. Mereka hanya tahu Aidan fokus dengan misi pembunuhan Freya dan Eclesia.
Keesokan harinya, mereka mulai melancarkan aksinya. Mereka menyamar sebagai pemilik apartemen Aidan dulu. Samar-samar Aidan hampir mengingat berbagai kenangannya bersama Clark.
Sejujurnya, Aidan masih sering memikirkan keberadaan wanita itu. Meskipun ia disakiti olehnya, tetapi rasa itu masih ada tersimpan di relung hati Aidan.
"Tempat kami menemukan kamu kemarin di ruang bawah tanah apart depan, Aidan!"
"HAH?! Apart Clark?"
"Siapa Clark?"
"Dia…Bentar deh gue cerita singkatnya."
Aidan pun mulai menceritakan gambaran secara umum bagaimana awalnya ia mulai dekat dengan Clark. Bagaimana ia menjalin hubungan dengan Clark.
Bagaimana hari-harinya mulai bersemi setelah kepergia Freya. Hingga akhirnya, tanpa diduga wanita itu pula yang membuatnya hancur fisik dan mental.
Kemudian, kini ia harus menerima kenyataan bahwa lokasi pusat dari transaksi perdagangan senjata illegal berada disekitarnya.
Siapa yang menyangka wanita imut, cantik, dan polos sepertinya ternyata adalah psikopat dan mantan sekaligus pengkhianat CIA.
Bahkan, ia adalah "otak" dari transaksi persenjataan illegal. Darren dan Shawn sama terkejutnya dengan Aidan ketika mengetahui hal tersebut.
Mereka pun segera melanjutkan investigasi ke apart Clark. Mereka menemukan berbagai informasi penting untuk misi mereka, seperti lokasi cabang transaksi, berbagai tokoh dalam transaksi, berbagai penyalur persenjataan illegal tersebut, dan wilayah distribusinya.
Mereka juga telah mengabarkan ke pusat FBI untuk segera menindaklanjuti misi yang telah mereka selesaikan.
Namun, ternyata pergerakan mereka tidak sampai disitu saja. Berbagai ruangan yang saling terhubung memudahkan mereka mengetahui lebih tentang Clark.
Aidan bahkan menemukan ruangan rahasia yang berisi berbagai informasi mengenai Freya. Kini Aidan mengerti mengapa Clark seketika emosi dan matanya menyala penuh amarah ketika Clark menuduh ia adalah pria yang dicintai Freya.
Sebenarnya, Aidan tetap merasa bersalah setelah mengetahui apa yang terjadi pada wanita itu. Tetap saja, Aidan tidak bisa mengontrol kesedihannya.
Ia yakin harus bertemu dengan Clark untuk menyelesaikan semuanya. Kembali lagi, kenyataan seolah menertawakan Aidan.
Aidan melihat di ruang tersebut ada sepucuk surat perintah berlogo CIA berisi misi masa depan CIA dengan tokoh utamanya adalah Freya.
Ternyata, kamu masih ada di dunia ini.
Aku terlalu lama menyadari keberadaanmu.
"Maaf, Freya.. Tunggu aku!"
Melihat hal itu, Shawn dan Darren pun ikut senang dan bahagia bersama Aidan. Mereka kembali melihat pancaran kebahagiaan di muka Aidan.
Namun, mereka segera mengingatkan Aidan bahwa misi CIA tersebut pastinya sangat ketat, pasti juga menyakiti Freya. Jika Aidan ingin bertindak, mereka akan siap membantu.
"Permisi, Ibu."
"Eh, Zico tumben banget udah lama ga kelihatan."
"Hehehe iya nih bu, saya sibuk banget. Oh iya, ibu-ibu pasti tahu dong pemilik apart depan saya."
"Clark ya?" Seketika raut wajah mereka tampak sangat sedih.
"Iya bu, kok pada sedih semua ya?"
"Maaf, Zico. Clark sudah meninggal."
"HAH?!"
Keadaan apa lagi ini!
Bagaimana bisa Clark pergi!
Aku bahkan belum sempat mengatakan
Sebenarnya aku tulus mencintainya.
"Kemarin itu, Clark ditabrak oleh mobil yang melaju sangat kencang. Sayangnya, Clark tidak sempat menghindar. Kepalanya remuk, otaknya berserak, dan tubuhnya sudah berlumur darah." Ucap seorang ibu yang ingat dengan jelas kejadian saat itu.
"Baiklah, terimakasih infonya Bu."
Aidan, Darren, dan Shawn pun segera pergi dari tempat itu sambil sesekali melirik Aidan yang memandang jalan dengan tatapan kosong.
Mereka tidak lagi mengerti harus berbuat apa. Hidup Aidan terlalu menyedihkan. Berbagai kejadian yang tidak terduga sebagian membuatnya bahagia sebagian langsung meremukkan hatinya.
I'm sorry, Clark…
This is my fault!
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!
Creation is hard, cheer me up! VOTE for me!
I tagged this book, come and support me with a thumbs up!
Like it ? Add to library!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.