Lonceng lonceng gereja telah berdentang. Terdengar begitu menggelegar hingga membuat burung-burung berterbangan. Orang-orang bersuka cita didalam rumahnya masing-masing. Namun tak jarang yang merayakan natal di luar. Tak ada satupun toko perbelanjaan yang buka saat ini. Hanya beberapa tempat makan saja. Para pegawai yang dipaksa lembur dengan iming-iming gaji tambahan. Mereka lebih mementingkan lembaran bernilai daripada merayakan Natal.
Satu bentuk kapitalisme yang membuat negeri ini maju, meski terkesan tak memiliki nurani.
Denting lonceng juga nyanyian rohani juga terdengar di bangunan cukup besar dengan halaman minimalis namun asri. Tak ada yang sedang bernyanyi di dalam rumah ini, hanya bunyian dari kaset DVD. Membangun suasana lebih Natal lagi.
"Hmm.. hmm.. hm..." gumaman samar lantas keluar dari bibir tebal merah alami. Pemuda tinggi yang masih berkutat di depan cermin bergumam mengikuti irama dari lagu yang diputar.
"Tampannya aku~~"
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者