webnovel

Ch.23: A Weird Hyung

Aloha chingudeul ... aku update.😎😎

Gomawo buat yang udah baca.

Jangan lupa Vote, Comment, and share ne.😉😉😉

Ini untuk kalian, enjoyed!!😋😋

🌺

🌺

🌺

🌺

🌺

Petang ini di depan sebuah gerbang sekolah menengah pertama, tampak seorang anak laki-laki berusia 15 tahun kini tengah berlari pada seorang wanita paruh baya yang sudah menunggunya di depan gerbang.

Begitu gembira, anak itu tampak begitu tak sabar untuk menghampiri wanita tersebut.

"EOMMA!!" teriak anak tersebut cukup kencang, seketika berhasil membuat wanita yang tadi membelakanginya menolehkan kepala.

"Oh, hai sayang!! Akhirnya kau keluar juga," balas yang di panggil, tak lupa memasang senyum lebarnya yang tampak manis.

"Astaga Eomma, kupikir tadi appa yang akan menjemputku. Kenapa bisa jadi Eomma?" tanya sang anak yang heran, sembari kini telah berdiri tepat di depan sang ibu.

"Hehe, seharusnya memang begitu sayang!! Tapi mian ne, appamu tiba-tiba mendapat pasien darurat. Jadi tadi akhirnya appa menelepon Eomma untuk menggantikannya menjemputmu. Apa kau kecewa sayang?" jelas wanita paruh baya tersebut yang tak lain adalah Hyejin, sembari mengusap surai hitam sang anak penuh sayang.

"Gwencahana, aku senang Eomma jemput kok. Hehe, aku hanya heran saja tadi," sangkal Jung Kook dengan cepat.

"Aigoo ... syukurkah. Oh ya, bagaimana harimu di sekolah tadi eum?" tanya Hye Jin mengalihkan topik pembicaraan.

"Seperti hari biasa Eomma. Tapi setidaknya hari ini tak ada satupun Songsaengim yang memberikan tugas tambahan. Jadi kurasa itu cukup bagus" cerita Jung Kook, tak lupa tersenyum setelahnya.

"Haha, baguslah kalau begitu. Eomma turut senang mendengarnya sayang. Mau pergi sekarang?" tawar Hye Jin.

"Kajja. Tapi mm Eomma, apa kita tidak akan menjemput Joonie hyung?" tanya Jung Kook mengingatkan.

"Pergi maksud Eomma juga ke tempat hyungmu dulu baru kita pulang sayang. Eomma tak lupa kok," tawa Hye Jin, mengingat betul bahwa mobil putra pertamanya itu masih di perbaiki di bengkel hingga besok.

"Hehe, kupikir eomma lupa!" kekeh Jung Kook pula, membuat Hye Jin jadi mengusap kepalanya dengan gemas.

"Kajja, kita ke tempat ke hyungmu sekarang!" ajak Hye Jin setelahnya, di turuti oleh Jung Kook tanpa complaint kali ini.

Tak lama, mobil yang di kendarai Hye Jinpun segera meluncur ke sekolah tempat di mana anak pertamanya bekerja. Mengingat jam pulang antara anak SMP dan juga SMA sedikit berbeda, mungkin Hye Jin juga Jung Kook harus menunggu sekitar 1 jam lamanya nanti.

🌺

🌺

🌺

🌺

🌺

Sementara itu di SMA. Bel tanda berakhirya jam terakhir pun sudah di bunyikan. Dari salah satu kelas tingkat 2 yang ada, tampak Joshua, Youngjae, juga Daniel tengah membereskan buku-buku mereka untuk segera pulang.

"Hei kalian berdua, kurasa setelah ini ada baiknya kita ke kelas Taehyung! Aku heran, kenapa seharian anak itu tidak menampakkan batang hidungnya!" ujar pria bergigi kelinci, Daniel pada 2 orang sahabatnya tersebut.

"Ya, kita harus. Di istirahat kedua ia bahkan tak muncul sama sekali untuk menemui kita. Atau jangan-jangan dia membolos??" curiga Youngjae sembari kini ia telah menyampirkan tasnya di atas bahu.

"Taehyung tidak seperti itu!! Lagipula aku yakin dia pasti tidak akan pernah membolos. Jelas-jelas tadi pagi dia pamit padaku untuk pergi terlebih dahulu dari kita," sangkal Joshua yang menyimak.

"Lalu kenapa dia tak muncul seharian ini?" bingung Daniel menatap sang sahabat.

"Yah mungkin ada banyak tugas yang harus di kerjakannya di dalam kelas. Siapa tau saja kan!" ujar Joshua memberi alasan.

"Ah sudahlah. Lebih baik kita cepat ke kelasnya sekarang. Tapi kurasa kita harus menjemput Bamie dulu," usul Youngjae.

Dan secara bersamaan....

"HYUNGDEUL ... KAJJA KITA PULANG!!" seru seseorang tiba-tiba, membuat ketiganya menoleh kearah pintu.

"Nah, sepertinya tidak perlu!" ujar Daniel yang melirik.

"Yah, karena orangnya pun sudah muncul sendiri!" komen Youngjae pula.

Sementara orang yang dimaksud tengah melangkah mendekati mereka.

"Hai Bam?" sapa Joshua yang melihat. Tak lupa menampilkan senyuman manisnya

"Oh, hai Joshua Hyung!" balas Bam Bam senang.

"Lho Hyung, mana Tae-hyung?" heran Bam Bam setelah menyadari hanya ada 3 Hyungnya di sana.

"Dia belum ke sini. Dan kami baru saja akan menjemputnya. Kajja kita ke kelasnya!" ujar Joshua, lalu segera saja beranjak dari tempatnya di ikuti oleh Daniel, Youngjae, juga Bam Bam di belakang pemuda tersebut.

Di kelas Taehyung.

"Ehhh, jadi kau bilang seharian ini Taehyung tak mengikuti kelas!! Kenapa bisa begitu??" terdengar suara Youngjae yang shock saat ia baru saja mendapat kabar dari teman sekelas Taehyung di depannya.

"Hmmm, berarti dugaanku tepat! Anak itu membolos," timpal Daniel yang berdiri di belakang Youngjae.

"Hei, jangan sembarang berasumsi dulu!" tegur Joshua yang tak suka mendengarnya. Sementara Bam Bam tengah sibuk memikirkan ada dimana kira-kira hyungnya yang satu tersebut.

"Emm, apa itu benar Kim Jongin-ssi? Taehyung tidak mungkin membolos kan?" tanya Joshua kemudian pada pemuda berkulit tan di depannya.

"Jangan salah paham. Dia tidak membolos kok. Dia sempat mengikuti kelas pagi tadi," jawab Jongin yang seketika membuat ke-4 nya lega.

"Lalu di mana ia seharian ini jika tak mengikuti kelas sama sekali?" tanya Daniel yang bingung.

"Dia sakit, jadi saem menyuruhnya ke UKS. Dan di sanalah ia jadi menghabiskan waktu seharian ini," jelas Jongin lagi.

"Oh my god, Tae---Taehyung sakit!!" panik Youngjae serta Daniel yang mendengar.

"Hyungdeul, kurasa Tae-hyung sakit parah!! Buktinya saja seharian ini ia berada di UKS. Ayo cepat kita ke sana sebelum Tae-hyung pulang, hyungdeul?" ajak Bam Bam yang seketika khawatir.

"Kajja Bamie, kita harus cepat!" setuju Youngjae, lalu segera saja menarik tangan Bam Bam untuk ikut dengannya.

"YAK KALIAN BERDUA, AKU IKUT!" teriak Daniel yang menyusul.

"Hei kalian bertiga, setidaknya mengucapkan terimakasih dulu!" peringat Joshua yang melihat kelakuan ketiga sahabatnya. Namun sayangnya ketiganya sudah terlanjur menghilang dengan begitu cepat dari kelas tersebut.

"Astaga!" desis Joshua pelan. Lain halnya dengan Jongin yang hanya diam sebagai penonton saja.

"Mm Kim Jongin-ssi, terimakasih atas infonya. Maafkan tingkah laku mereka bertiga. Dan eum, sampai berjumpa lagi!" bungkuk Joshua sopan pada Jongin di depannya, sebelum akhirnya buru-buru menyusul ketiga sahabatnya yang telah pergi terlebih dahulu.

"Hmm ... ternyata Taehyung punya sahabat-sahabat seperti itu juga!" gumam Jongin.

"Nah, kurasa sudah saatnya aku pulang sekarang. Yuhu ... aku bebas sekarang!" teriak Jongin yang riang, lalu segera berlalu dari kelasnya tersebut.

Di tempat lain, 3 orang tadi yang tak lain adalah Daniel, Youngjae, juga Bam Bam tengah berlomba sekarang untuk melihat siapa yang lebih dulu tiba di UKS. Sementara di belakang, tampak Joshua menyusul ketiganya dengan sedikit terengah-engah. Pria manis itu tidak pernah bagus dalam hal sport. Jadi jangan heran, baru sebentar berlari saja pria itu sudah kesulitan bernafas.

"Uhh ... hei---hei kalian, kenapa---kenapa kalian bertiga harus berlari seperti itu sih!! Tu---tunggu aku!" panggil Joshua pelan, di tengah nafasnya yang memburu. Sementara ketiga orang yang dimaksud, tentu saja tak mendengarkan seruan namja manis tersebut.

"Astaga!! Dadaku----Dadaku rasanya sangat sesak," keluh Joshua yang sesak nafas.

"Hah sudahlah, lebih baik aku berjalan saja dengan santai sekarang!" putusnya sendiri, dan akhirnya mengabaikan ke tiga temannya yang masih berlari cukup kencang di depannya.

"HAHAHA ... KALIAN BERDUA TIDAK AKAN BISA MENANDINGIKU. DASAR PECUNDANG!" terdengar suara Daniel yang tampaknya berhasil memimpin di antara kedua temannya.

"YAKKK ... JANGAN MEREMEHKAN AKU YA!" kesal Youngjae yang ikut terdengar.

"UHH, AKU JUGA!" susul suara Bam Bam pula.

Sementara lantaran koridor sekolah sudah lumayan sepi, jadi beruntunglah ketiganya tidak menabrak siapapun di sana.

"Huhh , dasar anak kecil!" gerutu Joshua yang melihat dari kejauhan.

Sementara itu di ruang UKS yang dituju, Taehyung yang sedari tadi tertidur perlahanpun mulai membuka matanya.

Tapi baru saja matanya sedikit terbuka, ia langsung terkesiap kaget begitu melihat wajah seseorang sangat dekat dengan wajahnya.

"WAAA!!" teriak Taehyung panik, hingga secara refleks menampar wajah orang tadi yang dekat dengan wajahnya.

PLAKKK!!

"OUCH OUCH ... KAMJAGIYA!!" pekik orang tersebut yang tak lain adalah Seokjin. Sementara Taehyung secara refleks kini telah mendudukkan dirinya di atas ranjang.

"Astaga hyung, a---apa yang kau lakukan?? Kenapa---kenapa wajahmu dekat sekali dengan wajahku??" bingung Taehyung yang menuntut penjelasan.

"Shhh ... aduh duh astaga, wajah tampan ku, astaga!" lirih Seokjin yang sibuk mengelus-ngelus pipi kirinya sayang dan tak menghiraukan Taehyung sama sekali.

"YAK HYUNG, jawab pertanyaanku?" kesal Taehyung yang melihat.

Sementara secara perlahan, Seokjinpun mulai menoleh pada Taehyung meskipun tangannya masih sibuk mengelus pipinya dengan sayang.

"Apa sih!! Kau itu baru saja menamparku, kau tau?" suara Seokjin akhirnya.

"Itu karena wajahmu sangat dekat denganku," sahut Taehyung membela diri.

"Ya tuhan ... astaga, aku tidak percaya ini. Jangan-jangan, jangan-jangan tadi kau sudah berbuat macam-macam denganku selagi aku tidur!! Kau---kau melakukannyakan, hyung?" tuduh Taehyung, lalu secara refleks mengangkat kedua tangannya untuk memeluk dirinya sendiri.

"YAK, apa-apaan bicaramu itu! Jangan berbicara seenaknya saja tentangku ya? Kau pikir aku ini pedofil apa?" marah Seokjin yang tak terima. Lain halnya dengan Taehyung yang kini memicingkan matanya menelisik wajah Seokjin.

"Apa---Apa, kenapa kau menatap ku seperti itu? Kau pikir aku berbohong? Oh hello, aku ini adalah Seokjin pria paling tampan di Korea. Ada banyak wanita yang menginginkan aku dan begitu menggilaiku kemanapun aku pergi. Kau pikir aku tertarik pada pria. Terlebih lagi pada anak kecil sepertimu?? Oh ya tuhan, hari ini pasti hari terburuk dalam hidupku!" jawab Seokjin dengan dramatis.

"Tidak, aku tidak percaya padamu. Kau pasti berbohong," tuding Taehyung yang masih meragukan Seokjin.

"Astaga, aku tadi itu hanya ingin mengukur suhu tubuhmu saja!! Kau itu sudah seharian ini demam," sangkal Seokjin cepat. Sementara Taehyung secara refleks menyentuh dahinya yang saat tersentuh memang masih terasa sedikit hangat.

"Nah, benar kan? Aku tadi itu hanya ingin menggunakan tanganku untuk menaruhnya di atas dahimu. Karena kau berbaring, otomatis akupun harus membungkuk untuk melakukannya. Kau pikir aku mau macam-macam?" kesal Seokjin, setelah ia menjelaskannya dengan cukup detail.

"Emm.....!!" dengung Taehyung yang kini bingung harus mengatakan apa.

"Astaga, aku tidak percaya ini. Padahal sudah hampir seharian ini aku merawatmu. Dan kini setelah kau akan sembuh, kau justru menuduhku ingin melakukan hal yang aneh-aneh. Ya tuhan, kenapa kau harus berikan cobaan yang begitu berat pada mahlukmu yang tampan ini??? Apakah aku salah terlahir dengan wajah yang begitu tampan hingga akhirnya kau berikan aku cobaan seperti ini?" drama Seokjin, membuat Taehyung seketika merasa ilfeel karenanya.

Jeesh ... Hyung ini mulai kumat lagi! batin Taehyung sebal.

"Mm baiklah-baiklah, aku mengakui aku salah. Maafkan aku, dan terimakasih karena hyung sudah merawatku seharian ini," suara Taehyung setelahnya, mengalihkan perhatian Seokjin padanya.

"Kau pikir dengan minta maaf saja sudah cukup? Coba lihat pipiku, aku yakin sekarang ini pipiku pasti sangat merah. Bagaimana kau akan bertanggung jawab jika tiba-tiba pipiku membengkak, lalu kemudian terinfeksi dan akhirnya aku harus operasi plastik untuk mengembalikannya seperti semula?? Kau tau wajahku ini sangat tampan kan? Hei, jikapun aku melakukan operasi plastik, hasilnya pasti tidak akan sama lagi seperti wajahku yang original. Lalu jika gara-gara itu orangtuaku tidak mengenaliku lagi, dan kemudian mereka mengira aku adalah orang asing. Apa yang harus ku lakukan dengan hidupku huh? Bagaimana kau akan bertanggung jawab?? Bagaimana??" ujar Seokjin panjang lebar, membuat Taehyung bengong karenanya.

Astaga ... Hyung ini lupa meminum obat atau apa sih? Kenapa dia berbicara aneh begini!! batin Taehyung dalam hati.

"Mmm Hyung, kurasa kau terlalu berlebihan soal itu!!" suara Taehyung akhirnya.

"Yak, apa maksudmu?" balas Seokjin tak terima.

"Dengarkan aku hyung, aku akui aku memang cukup keras menamparmu. Tapi kau juga harus tau, bahwa itu adalah refleks dan aku sama sekali tak bermaksud melakukannya. Lagipula dalam hal ini, kesalahan juga terletak pada Hyung karena tiba-tiba mengagetiku dengan wajah Hyung yang terlalu dekat denganku. Coba kalau Hyung jadi aku, aku yakin Hyung juga pasti akan melakukan hal yang sama. Bukankah aku benar?" ujar Taehyung, yang mencoba membeberkan pendapatnya sekaligus memberikan pembelaan diri.

"Tapi tetap saja pipiku masih terasa sangat panas sekarang, terlepas dari siapa yang bersalah antara aku dan kau. Aduh aduh pipiku!" ringis Seokjin lagi, dan secara tak langsung menyatakan bahwa ia tak sependapat dengan Taehyung.

"Ya tuhan," dengus Taehyung pelan.

Hingga tiba-tiba....

"Brakk!!" suara pintu UKS yang baru saja dibuka dengan kasar.

"TAEHYUNG-AH KAMI DATANG!! APA KAU BAIK-BAIK SAJA?" teriak 2 orang yang menyusul, membuat Seokjin juga Taehyung terlonjak di tempat mereka masing-masing.

TBC

下一章