webnovel

Ch.19: A Plan

Jangan lupa buat Vote, comment, juga share jika kalian suka dengan cerita Author ya.

Enjoyed....😉

♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡

♡ ♡ ♡ ♡ ♡

♡ ♡ ♡

"Bagaimana dengan Taehyung, apa dia sudah mau keluar dari kamar??" tanya seorang namja yang begitu khawatir ketika Daniel baru saja keluar dari kamar yang di tempati bersama oleh Taehyung, Joshua juga Bam bam.

"Belum!! Dia masih betah berada di tempat tidurnya Woohyun hyung," sahut Daniel dengan lesu.

"Astaga ... ini sudah hampir 3 hari dia mengurung diri di kamarnya. Sebenarnya apa yang terjadi sih??" tanya Jackson yang kebetulan juga tengah berada di sana.

"Seperti yang kami ceritakan pada kalian berdua waktu itu hyung, kamipun tak tau kenapa Taehyung tiba-tiba jadi begitu!!" sahut Joshua sebagai perwakilan.

"Tapi yang jelas, ini menyangkut tentang ibunya hyung. Karena waktu itu Taehyung terus meracau tentang ibunya yang telah meninggalkannya atau apalah itu!" sambung Youngjae dengan raut wajah yang sedih.

"Hmm, mungkin dia hanya teringat tentang ibunya saja!! Bisa saja begitu," ujar Woohyun, setelah berpikir untuk beberapa saat.

"Sudah mencoba untuk bertanya dengannya?" tanya Jackson lagi.

"Belum. Karena diapun menolak untuk berbicara dengan kami, hyung!" sahut Joshua, disetujui oleh yang lainnya.

"Ini tak boleh dibiarkan!! Seseorang harus mengajaknya bicara," celetuk Jackson tiba-tiba.

Sementara yang lainnya segera saja mengalihkan mata mereka pada siempunya.

"Kenapa kalian melihatku??" panik Jackson.

"Karena hyung yang mencetuskannya, kenapa tidak hyung saja yang coba?" usul Bam bam, disetujui oleh yang lain.

"Ja-Jangan hyung! Kan kalian tau jika hyung ini tak pandai bicara. Kau saja hyung!" tunjuk Jackson pada Woohyun yang langsung tersentak kaget.

"Ah iya, Woohyun hyung kan lebih pandai bicara!!" ujar Bam bam, Daniel dan Joshua yang segera mendukung.

"Aku tak terlalu pandai dalam urusan ini!! Kan biasanya Mark hyung yang selalu bisa mengatasi kalian semua," tolak Woohyun dengan ragu.

"Tapi Mark hyung sekarang sedang di luar kota hyung. Sudahlah ... cepat hyung saja sana," ujar Daniel, sembari mendorong Woohyun untuk membuka kamar Taehyung.

"Astaga, kalian ini benar-benar!!" kesal Woohyun. Namun pada akhirnya tetap mengikuti keinginan adik-adiknya.

"Kami tunggu kabar baiknya hyung. Sampai nanti!" lambai Youngjae. Lalu menarik yang lainnya untuk segera pergi.

Sementara itu, kini Woohyun secara perlahan pun mulai masuk ke kamar Joshua Cs dan seketika disuguhkan pemandangan di mana Taehyung tampak berbaring lesu di tempat tidurnya dan juga tengah memegang sebuah pas photo kecil ditangannya.

"Tae...??" panggil Woohyun, namun tak ditanggapi oleh Taehyung yang asik melamun.

"Taehyung-ah??" panggil Woohyun lagi, sembari kali ini ikut mendudukkan dirinya pada ranjang Taehyung yang membuat si empu kaget.

"Eoh Woohyun hyung, sejak kapan kau ada di sini?" ujar Taehyung. Lalu segera mendudukkan dirinya.

Lain halnya dengan Woohyun yang sekarang justru langsung tertarik pada pas foto yang sedang dipegang oleh Taehyung tadi.

"Apa itu keluargamu??" tanya Woohyun kemudian.

"Ah ini. Ye, ini photo keluargaku hyung," sahut Taehyung.

"Boleh hyung lihat?" pinta Woohyun kemudian. Menurut, Taehyungpun segera memberikannya.

Sejenak, Woohyun tampak begitu fokus memperhatikan pas photo tersebut.

"Apa ini ke dua orangtuamu Tae-ah?" tanya Woohyun kemudian, setelah hening beberapa saat.

"Mmm ... tentu saja hyung," sahut Taehyung.

"Pantas saja kau tampan!!" ujar Woohyun tiba-tiba, membuat Taehyung refleks menoleh.

"Astaga ... apa-apaan kau hyung!!" kaget Taehyung, lalu memukul lengan Woohyun di dekatnya.

"Kenapa memukul hyung?? Lagipula hyung kan hanya berbicara fakta," protes Woohyun tak terima.

"Aku tidak tampan hyung. Jangan katakan hal memalukan begitu," pinta Taehyung.

"Eii, ke dua orangtuamu sangat tampan juga cantik, tentu saja kau mewarisi darah mereka berdua. Apa masih mau membantah??" tanggap Woohyun.

"Bahkan Daniel cerita pada hyung, kau baru bekerja saja langsung menjadi sasaran yeoja-yeoja cantik. Jadi apa menurutmu kau masih tak tampan??" sinis Woohyun. Sementara Taehyung jadi terkekeh dibuatnya.

"Astaga ... aku tak tau kalau hyung suka memaksa begini!! Tapi baiklah, aku akui aku memang cukup tampan. Apa hyung puas?" sahut Taehyung akhirnya, sembari tersenyum lebar. Sementara itu, Woohyunpun jadi terlihat senang. Terlebih saat dilihatnya Taehyung telah tersenyum kembali.

"Hei!!" panggil Woohyun lagi. Membuat Taehyung menaikkan alisnya bertanya.

"Hei apa hyung??" tanya Taehyung.

"Haahh ... sebenarnya aku tak pandai bicara!! Kenapa mereka melakukan ini padaku sih!!?" monolog Woohyun, membuat Taehyung mengerenyitkan dahinya.

"Hyung, kau sehat?" cemas Taehyung, membuat Woohyun terkekeh.

"Apa maksudmu Tae? Tentu saja hyung sehat," sahut Woohyun geli.

Dan suasana kembali hening

"Eumm Tae, boleh hyung bertanya??" pinta Woohyun kemudian, memecah keheningan.

"Menanyakan apa hyung?? Kau seperti orang ingin wawancara saja!" balas Taehyung.

"Janji kau tak marah oke?? Karena mungkin ini sedikit sensitif," pinta Woohyun lagi. Lalu mendapat anggukan dari Taehyung.

"Eum kalau begitu ... eum Tae, kenapa beberapa hari ini kau tak keluar kamar??" tanya Woohyun akhirnya. Sementara Taehyung segera menatap dirinya.

"Apa aku terlalu straight forwad?" cemas Woohyun dalam hati.

Haah.

Suara hela Taehyung yang dihembuskan dengan kasar.

"Tak apa jika kau tak mau menjawabnya Tae, dan lupakan saja pertanyaan hyung tadi," ralat Woohyun dengan buru-buru.

Lain halnya dengan Taehyung yang justru tengah menimbang-nenimbang sesuatu dalam dirinya.

"Hyung ... kalau aku mau cerita, apa hyung keberatan?" mulai Taehyung. Sementara Woohyun segera saja menggelengkan kepalanya.

"Cerita saja Tae. Hyung akan dengar," sahut Woohyun.

Sementara Taehyung kembali diam dan tampak ragu. Sesaat, ia bahkan menelisik Woohyun dalam diam.

"Hei, kau harus bayar mahal jika kau terus melihat hyung seperti itu!!" canda Woohyun.

"Ish, geer sekali!!" gerutu Taehyung.

"Oh ayolah Tae, kau sebenarnya mau cerita apa?? Jangan membuat hyung penasaran Tae!" desak Woohyun tak sabar, meski sebenarnya ia sudah mendengar sedikit dari Daniel Cs mengenai apa yang menimpa Taehyung.

"Mm baiklah. Tapi awas jika hyung meledekku nanti," ancam Taehyung, lalu hanya mendapat gelengan kepala dari lawan bicaranya.

"Baiklah, aku akan cerita sekarang!!" putus Taehyung akhirnya.

"Mm hyung... se-sebenarnya, sebenarnya aku sedang bingung sekarang!" mulai Taehyung.

"Bingung bagaimana Tae?" ujar Woohyun dengan lembut.

"Hyung, hyung tentunya sudah tau kan apa tujuan awalku ketika aku datang ke ibukota?" tanya Taehyung. Sementara Woohyun seketika mengangguk.

"Beberapa hari yang lalu ketika aku dan yang lainnya mengunjungi panti, sebenarnya di tempat itu aku bertemu dengan seseorang yang mirip dengan eommaku hyung," cerita Taehyung.

"Lalu??" tanya Woohyun.

"Sayangnya wanita itu yang sangat mirip dengan eomma, sepertinya dia sudah bersama keluarga barunya hyung!!" lanjut Taehyung.

"A--pa?" seru Woohyun, "kau yakin?"

"Eum. Yakin hyung."

"Dan alasannya?" tuntut Woohyun.

"Sederhana," sahut Taehyung, namun tentu saja itu tak membuat Woohyun puas. Karenanya, ia pun melanjutkan lagi dan berkata, "Aku yakin kenapa dia sudah punya keluarga baru, itu karena saat aku ingin menghampirinya, tiba-tiba seorang anak laki-laki muncul di hadapanku lalu memanggilnya dengan eomma, hyung! Tak hanya itu, bahkan saat aku tak sengaja berpapasan dengan eommaku saat ia akan pulang dari panti, ia bahkan tak mengenaliku! Kau dengar itu hyung, dia tak mengenaliku!" ulang Taehyung, lalu menunduk sedih setelahnya.

"Astaga Tae ... mian, hyung tak tau bahwa masalahmu akan serumit ini!" sesal Woohyun yang mendengar.

"Tak apa hyung. Tapi hyung, menurutmu mengenai sikap eommaku ... apakah menurutmu dia itu memang benar-benar telah melupakan aku, atau justru berpura-pura tak mengenaliku? Yang mana hyung?" tuntut Taehyung kemudian.

"Hmm ... hyung tidak tau jika menyangkut hal itu Tae. Tapi, ada satu cara yang bisa kita pakai untuk mengetahui yang mana merupakan kebenarannya. Kau tau apa itu?" ujar Woohyun kemudian.

"Eh, memangnya apa?" tanya Taehyung penasaran.

"Begini...!"

"Tae, memang benar kau mungkin telah bertemu eommamu. Lalu dugaanmu tentang ia yang sudah punya keluarga baru, bisa jadi itu juga benar. Tapi mengenai apakah dia masih mengingatmu atau justru pura-pura melupakanmu, hal itu belum kau pastikan langsung dengannya bukan?" ujar Woohyun kemudian.

"Aa mengenai itu, ya ... kau benar hyung! Itu memang masih berupa asumsiku saja," jawab Taehyung.

"Gotcha!" seru Woohyun riang.

"Hah, kenapa hyung?" heran Taehyung yang melihat Woohyun bersikap aneh.

"Ani. Hanya saja Tae, karena itu memang masih asumsimu, jadi makanya hyung sarankan agar kau kembali menemuinya lagi untuk memastikan pada eommamu itu secara langsung Tae!! Dengan itu, akan terjawab nanti apakah dia benar-benar telah melupakanmu atau justru hanya berpura-pura. Benar kan?" kata Woohyun lagi.

Terdiam sejenak memikirkan kata-kata sang hyung, pada akhirmya Taehyung pun mengangguk setuju.

"Ya hyung, kau benar. Aku setuju dengan caramu itu," kata Taehyung akhirnya.

"Tapi masalahnya sekarang, bagaimana aku bisa bertemu dengan eommaku lagi hyung? Aku bahkan sampai lupa melihat plat mobil yang ia gunakan karena aku terlalu shock. Jadi, bagaimana kita bisa menumukan eommaku hyung?" tanya Taehyung kemudian.

Mendapat pertanyaan yang sulit, lalu Woohyun pun kembali terdiam untuk beberapa saat.

"Aa mengenai itu, kau jangan khawatir Tae! Kau tau kan bahwa sekarang kau tidak sendiri lagi?" ujar woohyun kemudian. Lain halnya dengan Taehyung yang hanya menganggukkan kepalanya.

"Nah, itu artinya kau tidak akan berjuag sendirian lagi Tae. Tenang, hyung dan yang lainnya pasti akan membantumu. Jadi dengan begitu, proses pencarian eommamu pun akan lebih cepat terjadi. Makanya, sekarang kau jangan bersedih lagi ne? Ayo semangat Tae!" ujar Woohyun panjang lebar.

"Hmm ... baiklah, aku akan mencobanya hyung. Gomawo, karena hyung dan yang lainnya sudah mau aku repotkan. Aku berhutang budi pada kalian," kata Taehyung kemudian.

"No no no, jangan berbicara hutang budi dulu Tae. Kita bahkan belum memulainya," tetang Woohyun.

"Jja, daripada itu, mulai dari sekarang ... Tae, mari kita bersemangat untuk mencari tau keberadaan eommamu. Okay?" ajak Woohyun.

"Hmm ... ya hyung. Semangat!!" balas Taehyung.

Sementara itu di depan pintu, Bam-Bam dan yang lainnya yang sedari tadi menguping, akhirnya mereka semua kini pun dapat bernafas lega.

"Syukurlah, aku senang ternyata Woohyun hyung benar-benar dapat di andalkan! Kita tak salah memilihnya," suara seseorang, Youngjae yang tengah memuji sang kakak tertua nomor dua.

"Yap ... kau benar Jae. Tak hanya itu, ia bahkan berhasil membuat Taehyung kembali bersemangat," timpal Joshua pula.

"Aku jadi semakin kagum dengan Woohyun hyung. Ia dewasa, ia bijaksana, dan ia adalah sosok kakak laki-laki yang selalu bisa diandalkan. Tak seperti Jackson hyung," ujar seseorang pula, Bam Bam, dan seketika membuat Jackson mendelik padanya.

"YA!! Apa kau....hmfft?" pekik Jackson yang ingin marah, namun segera teredam lantaran tangan seseorang segera membungkamnya yang tak lain adalah Daniel.

"Astaga hyung, kau tak boleh berisik begini!! Kau mau kita ketahuan?" omel Daniel sembari berbisik.

Hmpt hmptf!!

Terdengar suara Jackson yang berusaha berbicara, namun tak jelas lantaran mulutnya masih di bungkam Daniel.

"Siapa di situ?" tanya Woohyun yang terdengar dari dalam.

"Aish, semua ini karenamu hyung!!" omel Youngjae yang panik.

"Sudah sudah, ayo cepat pergi!!" ajak Joshua cepat, dan membuat teman-temannya bergegas mengikutinya.

Lain halnya dengan Daniel, yang terpaksa harus bersusah payah menyeret Jackson bersamanya untuk turut serta menghilang dari sana.

"Hang dha...yiel hi..a..han..He..fas..kan a...ftu!!" suara Jackson yang tampak ingin protes.

"Sudah hyung jangan berisik!! Hyung itu berat tau," balas Daniel dengan sarkas, membuat Jackson mendelik tak terima padanya.

"Awas saja kau nanti bocah kunyuk!!' geram Jackson dalam hati.

.

.

.

.

.

Keesokan harinya.

"Tae, kau akan ke sekolah hari ini?" tanya Joshua yang baru saja membuka mata dan langsung disuguhi pemandangan di mana Taehyung telah rapi dengan seragam yang melekat apik pada tubuhnya.

"Aku sudah tiga hari membolos. Jadi tentu saja hari ini aku akan masuk, Josh!" sahut Taehyung sembari merapikan rambutnya untuk ditata sedemikian rupa.

"Syukurlah. Tapi tetap saja kau terlallu pagi Tae!! Bam Bam bahkan masih berada di alam mimpinya!" ujar Joshua lagi, sembari menunjuk orang yang dibicarakannya.

"Jangan. Jangan kubilang!! Aish ... Jangan ambil pizzaku," racau Bam Bam yang mengigau. Membuat Taehyung maupun Joshua terkikik geli karenanya.

"Rupanya ia masih kesal dengan aksi Youngjae kemarin," kekeh Joshua.

"Sepertinya begitu. Astaga," timpal Taehyung pula.

"Eoh, sepertinya aku akan berangkat sekarang!!" ujar Taehyung kemudian.

"Eee, secepat itu?" heran Joshua, lalu menaikkan salah satu alisnya.

"Hmm. Aku hanya ingin berangkat lebih cepat hari ini Josh," sahut Taehyung.

"Jadi sampai jumpa di sekolah nanti eum. Aku pergi!" lambai Taehyung kemudian, serta mulai melangkah menuju pintu kamar mereka.

Sementara itu, Joshua sempat melirik pada jam dinding di kamar mereka yang masih menunjukkan pukul 6 pagi.

"Ada apa dengan anak itu?? Apa ada sesuatu yang ingin dilakukannya??" gumam Joshua sendiri.

.

.

.

.

.

.

"Jimin-ah, apa kau sudah tiba dirumah hyungmu sayang?" tanya seseorang di seberang sana melalui sambungan seluler saat ini.

"Ne eomma. Sudah sekitar 30 menit yang lalu," sahut Jimin yang tengah berbaring di sofa ruang tamu Hoseok.

"Lalu di mana hyungmu? Eomma ingin berbicara sebentar padanya," pinta Sora kemudian.

"Hyung sekarang sedang ke supermarket. Katanya ia ingin membeli sesuatu," lapor Jimin.

"Memangnya eomma mau berbicara apa? Nanti aku bisa menyampaikannya pada hyung, eomma," lanjut Jimin.

"Tak ada sayang. Eomma hanya ingin dia secepatnya mendaftarkanmu di sekolah menengah atas di sana," balas Sora.

"Mm eomma, mengenai hal itu ... bisa tidak jika aku menundanya sebentar eomma?" pinta Jimin, terdengar ragu.

"Wae?? Kau tidak boleh terlalu lama berhenti sekolah sayang," cemas Sora.

"Eomma, bukan begitu. Hanya sebentar saja kok! Kan eomma tau tujuan kenapa aku pindah ke Seoul? Beri aku waktu sekitar 2 minggu untuk mencari Taehyungie, eomma. Aku janji, setelah 2 minggu itu aku masih belum berhasil menemukan Taehyung, nanti eomma bisa menyuruh Hoseokkie hyung mendaftarkan ku di SMA yang eomma pilih. Boleh ne?" rayu Jimin.

"Jimin-ah, eomma mengerti keinginan mu sayang. Tapi, apa kau yakin bisa menemukan Taehyung nanti? Seoul tidak sempit sayang," ujar Sora.

"Arraso, aku mengerti. Tapi eomma, entah kenapa aku punya firasat kuat bahwa aku akan menemukan Taehyung di sini. Karenanya, tolong izinkan aku ya eomma? Lagipula, Hoseokkie hyung kan punya teman di surat kabar, jadi aku akan meminta temannya itu juga nanti untuk memasang iklan tentang Tae untuk mempercepat prosesku mencari Taehyung. Boleh ya eomma?" pinta Jimin lagi.

"Hmm baiklah," sahut Sora akhirnya.

"Tapi Jim, apa kau ada menyimpan photo Taehyungie?" tanya Sora kemudian.

"Tentu. Jo bersaudara sudah mengirimkan foto Taehyungie padaku 2 hari yang lalu eomma," info Jimin.

"Baguslah kalau begitu, eomma akan mengizinkanmu!" kata Sora akhirnya.

"Tapi Jim setelah 2 minggu jika belum berhasil, jangan lupakan janjimu eum?" tagih Sora kemudian.

"Ne, tentu saja eomma. Eomma jangan khawatir," balas Jimin.

"Oh ya eomma, eomma juga harus meminta appa untuk tetap mencari Taehyungie juga eum? Kan semakin banyak yang mencari, maka nanti peluang untuk menemukan Taehyung akan semakin besar. Jangan lupa ya eomma?" pinta Jimin kemudian.

"Arraso ... eomma mengerti sayang," sahut Sora.

"Syukurlah kalau begitu. Jja, sekarang aku tutup ya eomma. Jaga kesehatan eomma dan appa selalu. Pai pai!!" ujar Jimin.

"Ya sayang. Pai pai," balas sora pula.

Tbc

See you next chap after 10K views.😊

Nb: Jgn lupa cek cerita author yg lainnya juga ne. 😉

下一章