Berseri-seri wajah Asley saat meninggalkan Pelsaert dan Cornelius, setelah mereka saling berpamitan. Dalam angannya ia terus mengingat bagaimana bodohnya Pelsaert, yang percaya akan kebohongan yang ia katakan tentang mitos bintang utara polaris.
Sungguh, Pelsaert muda baginya sungguh bodoh, namun itu juga salah satu hal yang ia suka dari kekasihnya. Seorang pria yang penuh keoptimisan ke depan, ia berharap lelaki itu akan tetap begitu selamanya.
Ia pun berjalan kembali menaiki tangga menuju lantai dua, dimana kamarnya berada. Senandung pun tak terasa keluar dari bibir kecilnya, bersama derap langkah pada lantai kayu yang ketukannya ia seiringkan.
"Hm?...."
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者