webnovel

Ch.36: A Plan to Meet Up

Thx for 22k views and your Vote as well.

Don't forget to vote, okay? 😉

Enjoyed.

🏵

🏵

🏵

Suatu sore di sebuah ruangan terapi, terlihat seorang pria berjas dokter tengah berbicara dengan pasiennya yang duduk di atas kursi roda.

"Ne adik manis, apa kau masih tidak ingin menceritakan semua yang kau rasakan pada Hyung?"

Terdengar suara dari sang dokter, yang sejak tadi terus berusaha untuk membuat pasiennya berbicara walau hanya sedikit.

Sementara itu yang di tanya, anak itupun terus saja bungkam dengan tatapan mata terlihat kosong.

"Kau bisa mempercayai Hyung, Taehyungie. Ayo bicara ne?" bujuk si dokter muda lagi, tak mau menyerah.

"Aaa ... kau tidak merasa nyaman ya karena Hyung terus memaksamu?" lanjutnya, namun hanya di balas dengan keheningan.

"Emm baiklah, bagaimana jika kita mengobrol di luar saja sembari melihat-lihat taman yang ada di sini. Kau mau?" tanyanya kemudian.

Nihil, namja manis yang ada di hadapannya ini masih saja terus bungkam.

"Arraso, Hyung anggap saja diammu ini sebagai tanda persetujuan darimu. Kajja, mari kita melihat bunga-bunga di taman!" seru si dokter muda bersemangat, lalu mulai mendorong kursi roda yang dinaiki pasiennya tadi untuk beranjak dari tempat mereka.

Sementara itu di ruang tunggu, tampak dua orang namja tengah menantikan adiknya sembari harap-harap cemas.

"Hyung, menurutmu, dengan kita yang membawa Taehyung untuk menemui Lee Jong Suk-ssi ini, apakah akan berhasil?" tanya salah satu namja berkulit pucat pada namja di sampingnya.

"Masih terlalu dini jika kita mengharakan hasil yang instan Suga-ya. Lagipula, Taehyung bahkan baru beberapa kali menjalani tahap terapi ya," sahut namja yang di panggil Hyung. lalu kemudian menepuk pundak adiknya demgan pelan.

"Sabar Suga-ya. Bagaimanapun juga, dokter Lee Jong Suk adalah orang yang berpengalaman. Dia lebih tau apa ya g harus di lakukan daripada kita yang awam begini," lanjut Seokjin kemudian.

"Tapi aku ingin sekali agar Taehyung cepat sembuh, Hyung. Melihat Taehyung sekarang yang kelihatan murung, suka mengamuk dan tak mau berbicara seperti itu, itu benar-benar sangat menakutkan bagiku Hyung," cerita Suga, meluapkan isi hatinya.

"Aku ingin Taehyung secepatnya kembali ke dirinya yang dulu Hyung. Aku merindukan melihat Taehyung yang ceria, pantang menyerah dan selalu menampilkan senyum kotaknya. Aku merindukannya Hyung," lirih Suga, dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.

"Tapi kau masih jauh lebih beruntung Suga-ya!" ujar Seokjin tiba-tiba, seketika membuat Suga menoleh padanya.

"Apa maksudmu Hyung?" tanya Suga bingung.

"Yah setidaknya, dulu kau sempat menghabiskan waktu lebih banyak dengan Taehyungie dibandingkan Hyung, Saeng. Bukankah kau dulu lebih dulu akur dengan Taehyung?" ujar Seokjin mengingatkan Suga.

"Aaa matta, tapi aku belum melakukan semuanya untuk dia Hyung. Aku bahkan belum sempat mengajak Taehyung ke tempat yang dia sukai lantaran aku sibuk kerja!!" sesal Suga.

"Lalu bagaimana dengan Hyung yang bahkan tak sampai satu hari bisa berbaikan dengan Taehyung Suga-ya!" kata Seokjin lagi seraya mengingat saat-saat di mana Taehyung belum terkena depresi waktu itu.

"Padahal saat itu Hyung merasa bahagia sekali saat akhirnya Taehyung tersenyum pada Hyung. Memakan bubur buatan Hyung, dan bersikap manja pada Hyung. Tapi dalam sekejap, dalam sekejap tau-tau Taehyung langsung berubah sikap lantaran kebodohan Hyung yang tak tanggap!!" sesal Seokjin, sembari mengusap wajahnya dengan kasar.

"Hahh ... ku rasa jika kita terus menyesali apa yang telah terjadi di masa lalu, maka tak akan ada habis-habisnya Hyung. Sudahlah, ayo kita fokus ke masa yang sekarang. Ayo kita bawa Taehyung agar kembali pada kita, Hyung!" seru Suga tiba-tiba, terlihat telah bersemangat kembali.

"Haha, Hyung setuju denganmu Suga-ya. Ayo kita berjuang bersama," sambut Seokjin sembari tersenyum dengan lebar.

Sementara itu kembali ke Taehyung, kini pemuda tersebut baru saja menyelesaikan sesi terapinya . Setelah diajak berkeliling sembari melihat beraneka ragam bunga di taman rumah sakit tadi, Taehyung yang dari kemarin-kemarin masih enggan bersuara, setidaknya sudah mulai mau berbicara pada Lee Jong Suk-ssi meskipun hanya mengangguk ala kadarnya.

"Nah Taehyungie, hari ini ngobrol kita sampai di sini dulu. Besok, apa kau mau bertemu dengan Hyung lagi?" tanya Jong Suk sembari mensejajarkan tinggi badannya pada Taehyung yang duduk di kursi roda. Oh, jangan lupakan juga dengan nasal cannulanya yang masih bertengger dengan manis pada hidung mancungnya itu.

"Hmm!!" gumam Taehyung pelan, namun sudah mau menatap mata sang dokter tampan dan imut di depannya.

"Jika Hyung memanggilmu Taehyungie, apa kau tidak keberatan?" pinta Jong Suk tiba-tiba.

Hening sejenak, lalu Taehyung kemudianpun bergumam yang seketika membuat Jong Suk senang karena artinya Taehyung telah menyetujui apa yang ia pinta.

"Gomawo Taehyungie!" ujar Jong Suk, sembari mengusap-ngusap rambut sang pasien.

"Oh ya Taehyungie, besok kau mau Hyung ajak ke mana? Adakah tempat yang ingin kau kunjungi?" pancing Jong Suk. Siapa tau dengan cara ini akhirnya Taehyung mau membuka mulutnya dan tak hanya berdehem saja.

Lain halnya dengan Taehyung, kini matanya terlihat gelisah. Sementara Jong Suk yang menyadarinya, iapun segera ambil sikap.

"Ah ... bagaimana kalau dengan taman bermain, apa kau suka?" usulnya, agar tak memberatkan Taehyung.

Sementara saat Jong Suk tiba-tiba mengucapkan taman bermain, tanpa sadar sinar mata Taehyung yang redup itupun kembali hidup.

"Aa ... jadi kau suka jika kita besok ke sana?" tanya Jong Suk senang karena berhasil dengan idenya.

"Mmm!!" angguk Taehyung malu-malu.

"Baiklah, kita deal!" tanggap Jong Suk, lalu kemudian mengulurkan tangannya pada Taehyung bermaksud untuk berjabat tangan dengan pasiennya itu.

Satu detik, dua detik, hingga 5 detik kemudian, akhirnya tangan Taehyung perlahanpun mulai terulur untuk menyambut uluran tangan Dokter tampan tersebut.

"Aigoo, anak pintar!!" puji Jong Suk, seraya mengacak-ngacak surai coklat Taehyung dengan gemas.

"Kajja, kita harus kembali ke hyungdeulmu sekarang!" ajak Jong suk kemudian. Namun saat dirinya ingin mendorong kursi roda Taehyung, tiba-tiba saja si empunya pun segera meraih tangan Jong Suk dengan cukup kencang.

"Eh, ada apa Taehyungie?" tanya Jong Suk heran dan kembali mensejajarkan tingginya dengan Taehyung lagi.

"A-Aku ... ta-takut Hyu ... ng. Ja-Jangan bawa a-aku kemba ... li pa ... da me-mereka!!" ujar Taehyung bersusah payah.

Sejak insiden di mana ia mengamuk terakhir kali pada Hyungdeulnya, sejak saat itulah Taehyungpun jadi punya sindrom sulit berbicara. Sementara berdasarkan apa yang di katakan oleh Lee Jong Suk, hal tersebut mungkin hanya akan terjadi sementara disebabkan oleh luapan emosi yang selama ini di timbun oleh Taehyung tiba-tiba saja muncul ke permukaan hingga membuatnya shock.

Kembali pada Jong Suk, pemuda itupun kini tengah menatap Taehyung di depannya.

"Ehh, wae Taehyungie? Mereka menyayangimu," ujar Jong suk bingung, walaupun dia sempat merasa senang tadi karena akhirnya Taehyung angkat bicara.

"A-Anieyo. Me-Mere .. ka bo-bohong!!" geleng Taehyung.

"Taehyungie, Hyung memang masih belum memahami sepenuhnya permasalahanmu. Tapi saat Hyung berhadapan dengan hyungdeulmu itu, Hyung bisa merasakan bahwa mereka sangat menyayangimu kok Taehyungie. Jadi tak perlu takut eum?" bujuk Jong Suk selembut mungkin pada Taehyung. Sementara si empunya terlihat gusar.

"Kajja Taehyungie, kau harus mulai bisa menaruh kepercayaanmu kembali pada mereka. Ayo bergembiralah, bukankah besok kita akan ke taman bermain?" ujar Jong Suk dan berhasil mengukir senyum tipis dibibir Taehyung.

"Nah... begitu lebih baik. Bahkan kalau kau mau, nanti hyung akan bilang pada hyungdeulmu itu untuk turut serta mengajak orang-orang yang ingin kau temui. Apa kau mau?" tawar Jong Suk, sekaligus memancing Taehyung agar berbicara lebih banyak lagi.

"Koo ... kie, Ji ... min. Me-Mere ... ka ber-berdua," sahut Taehyung putus putus.

"Kookie dan Jimin?" ulang Jong Suk.

"Mmm!!" angguk Taehyung.

"Arraso. Kita akan ajak mereka berdua juga besok," setuju Jong Suk, membuat Taehyung mengembangkan senyumnya lebih lebar lagi.

"Go-Gomawo," gumam Taehyung pelan, diangguki oleh Jong Suk sembari tersenyum.

"Kajja kita kembali ke hyungdeulmu!" ajak Jong Suk kemudian, lalu sedikit bermain-main dengan kursi roda Taehyung yang membuat si empunya tersenyum senang.

Sementara Seokjin dan Suga yang menyadari waktu terapi adiknya telah habis, kini tengah menanti adik mereka dengan harap-harap cemas.

"Kajja!!" terdengar seruan seorang namja yang terdengar sangat bahagia bersamaan dengan seorang namja yang duduk di kursi roda muncul di hadapan mereka dan segera membuat keduanya terkesima.

"Taehyung/Taehyungie, dia ... dia tersenyum!!" batin keduanya.

"Ciit!!" rem Jong Suk kemudian dengan suara mulutnya dan kembali membuat Taehyung tersenyum lebar.

"Nah, sekarang kita sampai Taehyungie!" ujar Jong Suk, lalu sedikit membungkukkan badannya pada Taehyung yang kini diam mematung setelah berhadapan dengan hyungdeulnya itu.

"Taehyungie, kau sudah selesai saeng?" tanya Seokjin berbasa-basi.

Lain halnya dengan Suga yang masih speechless setelah melihat senyum merekah adiknya tadi dan kini kembali datar.

"Untuk hari ini, terapinya berakhir sampai di sini Seokjin-ssi dan Suga-ssi. Oh ya, besok aku akan mengajak Taehyungie ke taman bermain. Apa kalian keberatan?" tanya Jong Suk.

Sementara Seokjin dan Suga langsung terlihat saling bertukar pandang.

"Tenang saja Seokjin-ssi dan Suga-ssi, kalian diperbolehkan ikut kok jika kalian mau!" jelas Jong Suk, segera membuat dua orang itu tersenyum senang.

"Ku rasa itu ide bagus. Aku pasti akan ikut Jong Suk-ssi. Lagipula, sudah lama sekali aku ingin menghabiskan waktuku sekali-kali bersama Adik kesayanganku," sambut Suga antusias, sembari sekilas melirik ke arah adiknya yang masih memasang wajah datar.

"Aku juga Jong Suk-ssi. Ku rasa sekali-kali meliburkan diri di kantor tak akan masalah!!" ujar Seokjin pula, membuat Dokter muda itu tersenyum puas.

"Bagaimana Taehyungie, kau senang kan Hyungdeulmu juga ikut?" tanya Jong Suk pada Taehyung yang mematung. Lain halnya dengan dua orang kakak dari Taehyung tersebut, yang kini tengah mewanti-wanti jawaban dari adiknya dengan cemas.

"Mmm!!" gumam Taehyung pelan, membuat ke tiga orang di sana seketika tersenyum lega.

Namun tanpa mereka sadari, sebenarnya jauh di lubuk hati Taehyung yang terdalam, iapun sebenarnya ikut tersenyum senang. Karena bagaimanapun, ini adalah pertamakali baginya akan bisa menghabiskan waktu bersama hyungdeulnya. Terlebih di taman bermain, tempat yang sangat ingin ia kunjungi sedari dulu.

"Oh ya aku baru ingat!! Taehyungie juga bilang tadi jangan sampai lupa mengajak dua temannya yaitu Kookie dan Jimin. Bisakah kalian melakukannya?" pinta Jong Suk, namun sekilas terdengar seperti sebuah perintah pada dua orang di depannya.

"Ah nde, tentu saja Jong Suk-ssi," sanggup ke dua orang itu, berhasil membuat Taehyung tersenyum tipis karenanya. Sangat tipis, hingga dua orang itu tak menyadarinya.

****

Di depan pekarangan rumah keluarga kediaman Seokjin bersaudara, kini tampak seorang namja bermata sipit baru saja turun dari motor BMWnya. Sekarang, namja itu tengah berjalan menuju pintu masuk ke kediaman keluarga tersebut.

Tapi sebelum ia sempat melangkahkan kakinya masuk ke dalam, tiba-tiba saja terdengar suara cempreng yang memanggilnya dari arah belakang.

"Hyung ... Hyung ... bantet Hyung!!" panggil seorang bocah, Jung Kook, sembari dirinya berlari-lari ke arah namja tadi dengan raket badminton yang masih digenggamnya dengan erat.

"YA BOCAH TENGIK, BERANI-BERANINYA KAU MEMANGGILKU BANTET!" seru Namja itu kesal, yang tak lain adalah Jimin, hingga segera menciduk Jung Kook dengan tangannya yang kekar.

"Hahahah, ampun-ampun! Masa begitu saja kau marah sih Hyung," tawa Jung Kook, lalu dilepaskan oleh Jimin kali ini.

"Kau ini bocah!! Kalau saja bukan karena Taehyung, sudah ku gantung sekarang dirimu di ring basket!" ujar Jimin gemas.

"Hahahah, memangnya kau akan sampai dengan tinggimu yang segitu Hyung!" ledek Jung Kook lagi, membuat Jimin memutar bola matanya kesal.

"Aish .... benar-benar ya!" geram Jimin, lalu bermaksud ingin menangkap Jung Kook namun segera dihindari oleh si empunya.

"Hahah, kau tak akan berhasil untuk kedua kalinya hyung," ejek Jung Kook sembari menjulurkan lidahnya.

Sementara Jimin, ketika ia mulai hampir kehilangan kesabarannya, tiba-tiba saja iapun teringat kembali dengan tujuan awalnya datang kemari tadi.

"Hei bocah tengik, apa Taehyung sudah kembali ke rumah ini?" tanya Jimin tiba-tiba, berhasil membuat Jung Kook kaget dibuatnya.

"Eoh ... darimana kau tau bahwa Taetae hyung tak ada di sini Hyung?" selidik Jung Kook, merasa curiga.

"YAA ... jangan balas menanyaiku. Sudah kembali atau belum?" murka Jimin, kesal. Sepertinya lama-lama berada di dekat bocah ini, Jimin nanti bisa darah tinggi dibuatnya.

"Hehe, belum Hyung!! Aku bahkan belum dihubungi oleh Seokjin Hyung sejak kemarin-kemarin. Ah entahlah, perasaanku terus tak enak setiap kali aku memikirkan Taetae hyung," cerita anak itu sedih. Lain halnya dengan Jimin yang kini tambah pusing dibuatnya.

"Astaga ... jika begini terus, maka aku akan melaporkan keberadaanmu ke kantor polisi alien!!" gumam Jimin sendiri.

"Ehh, kau seriusan Hyung?" tanya Jung Kook yang justru kaget.

Di saat bersamaan, tiba-tiba saja terdengar handphone di saku celana Jimin yang berdering.

"Aish, siapa lagi sekarang yang menghubungiku saat aku ingin menjalankan rencanaku!!" umpat Jimin sebal, lalu mengambil handphonenya tersebut. Sementara Jung Kook, iapun hanya diam memperhatikan.

Eoh Suga hyung, kenapa dia tiba-tiba menghubungiku? batin Jimin bingung saat dilihatnya contact person orang yang menghubunginya tersebut.

Di saat bersamaan, Jung Kook tampaknya juga tengah menerima panggilan telepon dari seseorang.

"Eoh Seokjin hyung, akhirnya!!" seru Jung Kook riang, lalu segera menjawab panggilan tersebut.

"Yeoboseyo Seokjin hyung, apa aku sudah boleh menemui Taetae hyung sekarang?" tanyanya begitu ia tersambung dengan orang di sebrang.

Besok kami ingin mengajak Taehyung ke taman bermain Jimin. Kau mau ikut dengan kami? tanya Suga di sebrang.

"Eee ... benarkah itu hyung/beneran  Seokjin hyung?" seru dua orang itu bersamaan dan kini saling bertatapan satu sama lain.

"Ah nde-nde, tentu saja aku akan ikut hyung. Lagipula besok kan hari libur. Ah nde, aku akan kesana besok," tutup Jimin, terlihat sangat antusias.

"Hmm, tentu saja Seokjin hyung. Besok pasti Kookie akan datang kesana. Wahh ... Kookie senang sekali Seokjin hyung," ujar bocah di dekat Jimin dan terus saja tersenyum sumringah sedari tadi.

Besok hyung akan menjemputmu ne, tapi Kookie harus tunggu hyung dulu di halte bus. Kau mengerti kan bahwa hyung sedang kabur dari rumah sekarang Kookie? ujar Seokjin di sebrang.

"Arasso, tentu saja hyung. Tenang saja, besok Kookie akan menunggu hyung di halte bus. Sampai besok," tutup bocah itu kemudian, lalu langsung berjingkrak- jingkrak di tempatnya.

"Heh bocah tengik, jangan bilang kau besok juga akan ke taman bermain bertemu dengan Taehyung. Benar tidak?" tanya Jimin yang langsung mengintrogasi Jung Kook.

"Kalau iya kenapa? Memangnya Hyung bantet saja yang diajak! Weeek," ejek Jung Kook, memeletkan lidahnya pada Jimin yang terlihat kesal.

"Ah senangnya, akhirnya Kookie bisa bertemu dengan Taetae hyung besok. Asyik," riang Jung Kook, seraya melompat-melompat di tempatnya dan meninggalkan Jimin yang masih mematung di sana.

"Ish ... dasar bocah tengik!!" umpat Jimin kesal. Namun tak lama, karena kemudian sebuah senyuman segera terlukis diwajahnya.

"Hahaha, awas saja kau alien!! Aku akan memberi pelajaran padamu besok," gumam Jimin sendiri dan terlihat senang dengan rencana yang tengah ia pikirkan dalam benaknya itu.

Sementara itu tanpa mereka sadari, rupanya ada seorang namja lain yang sedari tadi ikut menguping pembicaraan Jimin dan Jung Kook.

"Taman bermain, esok lusa! Hmm, sepertinya ada sesuatu yang mereka rencanakan dan aku tak mengetahuinya," ujar namja itu sendiri.

"Baiklah ... apa boleh buat, aku akan mengikuti Kookie saja besok!" batin namja itu lagi, lalu kemudian segera pergi dari tempat persembunyiannya tadi.

TBC

Terimakasih sudah membaca. 😊

See You Next Chap setelah 23K views dan beberapa votes ya. 😉

Pai Pai. 👋👋

下一章