Ryan dan keluarganya saat ini hendak pulang dari rumah Dewa. Namun saat mereka sampai di teras, Dewa pun memanggil Ryan. Pria itu pun menoleh ke arah Dewa.
"Apa anda pernah mengadakan upacara do'a bersama atau sejenisnya dan melakukannya?" tanya Dewa. Ryan pun menggelengkan kepala.
"Kami nggak pernah," sahut Ryan. "Itu karena, kami nggak percaya dengan hal semacam itu,"
"Maka, anda harus mencoba melakukan itu," jawab Dewa sembari tersenyum.
"Itu emang bukan sebuah kewajiban. Tapi nggak ada salahnya untuk dilakukan," lanjut pemuda itu. "Kakek Jemy meninggal karena depresi. Mungkin, beliau akan bahagia jika melihat anda dan orang-orang terdekatnya mendo'akannya,"
Ryan terdiam. Dia tidak bisa menjawab apapun. Dirinya benar-benar merasa malu di hadapan Dewa ...
*****
Di pagi hari, Dewa melakukan stretch up di luar rumah sembari menghirup udara segar sebelum mulai berolahraga. Namun, ia melihat Jemy yang tengah menatap terbitnya matahari pagi di taman rumahnya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者