Selama berada di dalam taksi, Benny tak henti-hentinya membicarakan tentang Dewa kepada Amor. Bahkan Amor merasa malu karena Benny tak sungkan berbicara dengan suaranya yang keras, hingga membuat sang supir taksi tak henti-hentinya menggeleng-gelengkan kepala.
"Lo tahu nggak sih? Waktu elo tadi masih pingsan, gue ngeliat muka Dewa tuh panik banget!" ucap Benny dengan antusias. "Baru kali ini gue ngeliat mukanya dia panik kayak gitu,"
"Ben, lo bisa nggak sih pelan-pelan aja ngomongnya? Nggak enak tahu kalau ada yang dengar," ujar Amor sembari menutupi separuh wajahnya akibat malu. Sedangkan laki-laki di sampingnya itu malah tertawa semakin lebar.
"Sorry, gue terlalu bahagia ngeliat kalian," sahut Benny. Laki-laki itu pun akhirnya berkata pada Amor dengan lirih.
"Tahu nggak, bahkan Dewa tadi sampai ngasih napas buatan buat elo," lirih Benny. Amor sangat terkejut mendengar kabar itu, bahkan mulutnya menganga dengan sangat lebar.
"Apa?! Napas buatan?! Dari mulut ke mulut?!" kini giliran Amor yang tidak bisa mengontrol suaranya, bahkan Benny sangat terkejut mendengar suara Amor.
"Tadi gue disuruh ngomong pelan-pelan, sekarang malah elo yang kayak gini," gumam Benny. Jantung gadis itu tiba-tiba berdetak sangat kencang, bahkan gadis itu tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Ia tidak bisa membayangkan saat Dewa melakukan itu, sebab pikirannya akan menjadi kacau.
Bagaimana ini? Di satu sisi, Amor merasa bahagia mendengar kabar yang dikatakan oleh Benny. Namun di sisi lain, Amor juga merasa takut. Ia takut jika hubungannya dengan Dewa berubah menjadi canggung. Ingin rasanya Amor bersikap biasa saja seperti biasanya. Namun, membayangkannya memang mudah, tetapi menjalankannya pasti akan terasa sulit.
Beberapa saat kemudian, mereka pun sampai di kediaman Amor. Gadis itu langsung turun, sedangkan Benny tidak. Ia akan pulang ke rumahnya sendiri.
"Oh ya, ntar lo temuin Dewa sendiri aja ya? Soalnya, gue mau ngurus masalah mobil," ujar Benny. Amor pun menganggukkan kepala dan memasuki rumahnya setelah laki-laki itu pergi.
*****
Dewa menunggu di samping gadis itu di sebuah ruangan di rumah sakit. Gadis itu masih belum sadarkan diri. Tetapi, untung saja gadis itu hanya mengalami kepala bocor dan beberapa luka ringan di beberapa bagian tubuhnya.
Sekali lagi, Dewa harus berada di rumah sakit meskipun ia tidak pernah menyukainya. Ia terpaksa menunggu gadis itu meskipun sedaritadi banyak makhluk-makhluk tak kasat mata yang berlalu lalang. Untung saja di tempat itu hanya terdapat makhluk halus yang lemah, sehingga Dewa tak begitu terganggu dengan keberadaan mereka.
Setelah menunggu selama beberapa jam, akhirnya gadis itu membuka matanya. Untuk beberapa saat, ia memerhatikan semua yang ada di sekitarnya, termasuk Dewa.
"Kenapa aku ada di sini?" tanya gadis itu.
"Karena kecelakaan. Supir lo udah meninggal, dan orang tua lo bentar lagi datang," sahut Dewa. Gadis itu terdiam untuk beberapa saat, dan akhirnya gadis itu tersenyum tipis.
"Kamu ... si cowok popcorn itu kan?" tanyanya. Rupanya perempuan manis itu masih ingat dengan dirinya, Dewa pun hanya menganggukkan kepala.
Di sisi lain, Amor baru saja tiba di rumah sakit. Ia datang ke tempat itu untuk menyerahkan baju agar Dewa bisa mengganti bajunya. Tetapi ketika ia akan membuka pintu ruangan pasien di mana Dewa ada di sana, ia melihat laki-laki itu sedang berbicara dengan seorang pasien perempuan. Mereka berdua tampak cukup akrab. Amor tidak mengerti, ada apa dengan hatinya? Kenapa ia sangat tidak suka melihat Dewa berbicara dengan gadis lain meskipun ia bukan kekasih Dewa?
Akibat tak tahan melihat yang terjadi di hadapannya, Amor pun pergi meninggalkan tempat itu.
Karena merasa ada seseorang yang tengah mengawasinya, Dewa pun menoleh ke arah pintu dan melihat gadis yang ia suka itu pergi.
"Amor ..."
*****
Tak lama kemudian, orang tua gadis yang mengalami kecelakaan itu pun datang. Dewa sangat terkejut. Sebab, ia mengenal ayah dari gadis itu, Mr. Choi, orang yang pernah mengajaknya untuk ikut audisi. Pria itu datang dengan istrinya yang asli orang Indonesia.
"Wow, dunia ini sempit sekali ternyata. Terima kasih karena telah menolong putriku," ucap Mr. Choi, Dewa hanya menjawab dengan senyuman. "Oh ya, kenapa kamu tidak datang saat audisi?"
Mendengar pertanyaan itu, Dewa pun menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Ia sedang mencoba mencari-cari alasan yang tepat.
"Saya ... saat itu ada urusan," jawab Dewa sekenanya. Ia tidak bisa memikirkan jawaban lain lagi.
"Oh ya, perkenalkan, ini istri saya, namanya Emmi," Mr. Choi memperkenalkan istrinya kepada Dewa. Namun, laki-laki itu justru tertegun ketika melihat istri Mr. Choi. Tiba-tiba, Dewa merasakan aura yang sangat kuat dari seorang manusia hingga membuatnya tak kuat menatap wanita itu. Padahal, daritadi ia tidak merasakan aura seperti ini dari makhluk-makhluk di sekitarnya.
"M-maaf, saya harus pulang," ucap Dewa. Tanpa pikir panjang lagi, ia meninggalkan ruangan itu dan berharap tak bertemu lagi dengan wanita itu ...
***** TBC *****