webnovel

Gulungan Dunia

Pagi hari di hebohkan oleh teriakan histeris nya Meidiva. Semua orang yang telah bangun berlari menuju Meidiva berada, khawatir akan keadaannya.

Aldero pun menghampiri Meidiva yang berteriak, menaikkan satu alisnya setelah melihat ke adaan Meidiva di ruang perpustakaan.

"Maaf, maafkan aku tuan Aldero. T-t-tapi...." Meidiva berkata demikian sembari menahan tangisnya.

"Cepat katakan, ada apa?" Nada dingin dan tegas dari Aldero membuat Meidiva ingin menangis.

"Benda itu, gulungan itu hilang t-tuan." Meidiva menundukkan dalam-dalam kepalanya, tak berani menatap wajah Aldero yang semakin dingin.

Aldero diam, menunggu Meidiva menjelaskan tentang gulungan mana yang hilang. Meidiva berkata jujur dengan kepala sambil tertunduk.

Sebuah gulungan berusia lebih dari 1000 tahun hilang, gulungan itu berisikan sesuatu yang sangat penting bagi kerajaan Phantasy.

Wajah Aldero pucat seketika, dirinya berjalan dan mencari gulungan tersebut dengan panik. Yang lain pun ikut membantu mencarikan benda tersebut.

Di balik bayangan luar perpustakaan, sesosok wanita berjubah tersenyum lebar seakan dirinya sudah berhasil melakukan suatu hal yang membuatnya senang.

Pencarian gulungan tersebut di lakukan oleh seluruh anggota Rafoxa. Meidiva tak terkena luapan emosi Aldero,

"Ada yang mencurinya, periksa seluruh kamar dan ruangan. Sial kenapa harus di saat seperti ini." Aldero berujar tegas dan risau.

Seluruh kamar dan ruangan yang ada di guild tersebut pun di periksa dengan sangat teliti, tak ada satu ujung ruangan yang tak di periksa.

Seberapa keras pun mereka mencari tapi tak ada hasil, gulungan itu hilang tanpa meninggalkan bukti. Hal ini menjadi fakta bahwa pencuri ini bukanlah sekedar pencuri biasa.

Aldero melapor pada pihak kerajaan yang ditanggapi buruk oleh kerajaan. Ketuanya para ketua guild, memarahi Aldero karena tak becus.

"Kau ketua guild yang membantu para masyarakat seharusnya bisa menyelesaikan masalahmu sendiri!" Tegas Chocoa selalu ketuanya para ketua guild.

"Tapi—"

"Tak ada tapi-tapian, selesaikan masalahmu sendiri. Jangan merepotkan ku, kerajaan kita sedang di ambang kehancuran jadi jangan menambah masalah." Chocoa memotong ucapan Aldero yang belum selesai dengan nada tinggi lalu meninggalkan Aldero sendirian di ruangannya.

Aldero kembali ke guild Rafoxa, menangkap beberapa kata yang diucapkan Chocoa. Ada benarnya juga ucapan Chocoa, dia harus menyelesaikan masalahnya sendiri.

Wajah masam Aldero tercetak jelas sehingga tak ada yang berani untuk menegurnya. Wajah masamnya sudah menjadi tanda bahwa dirinya tak ingin di ganggu walau hanya sekedar salam sapaan.

"Apakah sepenting itu? Gulungan nya berisikan tentang apa?" Stacey bertanya tanpa basa-basi, saat itu mereka berada di kantin untuk makan siang.

Seluruh anggota guild Rafoxa yang mendengar suara Stacey langsung saja menolehkan kepala mereka untuk melihat hal yang sedang terjadi.

Alexador menepuk pelan kepalanya, Zedva bersembunyi di balik bayang-bayang kegelapan di pojok ruangan. Erissa dan Amanda serta Jason melanjutkan acara makan siang mereka tanpa tau apa-apa.

Aldero memandang Stacey dengan tatapan tajam dan sinis, Aldero benar-benar tak ingin bicara tapi jika dirinya tak bicara, anak buahnya yang agak kurang ajar ini akan menanyakan pertanyaan yang sama sepanjang waktu.

"Kita bicara di ruangan ku." Aldero berucap dingin dan bangkit dari duduknya, mengajak Stacey menuju ruangan nya tanpa mengajak Jason yang berarti Aldero memang ingin berbicara berdua saja dengan Stacey.

"Gulungan antar dunia. Dunia manusia dan dunia kita, perjanjian yang tertulis ada di gulungan itu. Jika gulungan itu berada di tangan yang salah maka bersiaplah dengan kejadian terburuk yang akan kau hadapi." Aldero menjelaskan sembari menatap ke luar jendela, menikmati pemandangan biru langit yang cerah dari ketinggian 2000 meter di atas tanah, seperti sebuah kota di atas awan.

Guild Rafoxa sebenarnya sebuah guild besar yang memiliki fasilitas setara guild kelas atas lainnya, karena memang pada dasarnya guild Rafoxa sendiri merupakan guild kelas atas.

Stacey mengangguk paham, teringat akan kejadian yang menimpanya di masa lalu. Sekarang dirinya paham betul atas perasaan yang selalu di rasakan ya ketika sampai di dunia ini, seperti tak asing baginya.

"Apakah gulungan itu bisa menghubungkan kedua dunia antara dunia ini dan dunia manusia?" Stacey kembali bertanya.

Aldero menggelengkan kepalanya lalu berkata menjawab pertanyaan Stacey,

"tidak, gulungan itu adalah syarat untuk membuka sebuah gerbang."

Seperti apa yang ada di pikiran Stacey,

"Dunia manusia itu kejam bukan? Tapi masih banyak orang baik di dunia yang kejam itu." Lanjut Aldero, dirinya tahu betul tentang Stacey di masa lalu.

Stacey terdiam,

"Aku memang belum pernah ke dunia itu namun setidaknya masih ada orang baik di luar sana contohnya saja orang yang menyetujui perjanjian itu." Aldero berujar kembali dengan nada sedikit lebih santai.

Aldero menceritakan sebuah masa lalu tentang perjanjian yang dimaksudkan.

●●●

Dahulu kala, seorang petualang yang terjebak dalam gelapnya hutan tiba-tiba saja sampai di sebuah negeri yang sangat asing. Beberapa makhluk berkepala aneh berlalu lalang di hadapannya, petualang itu melongo tak percaya, mengingat kejadian beberapa menit yang lalu tentang apakah dirinya terbentur batu atau sudah berada di alam kematian.

Beberapa anak kecil yang sedang berlarian menyadarkan petualang itu dalam lamunannya. Terlihat senyuman indah dan kehangatan di dunia asing ini. Petualang itu mencari sebuah penginapan dengan uang emasnya yang tersisa sedikit.

"Kau berasal dari dunia itu ya, jarang-jarang ada yang bisa masuk ke dunia ini." Penjaga penginapan itu berkata demikian ketika melihat kepingan emas dari petualang tersebut.

"Sebenarnya aku berada dimana?" Petualang itu bertanya.

Penjaga penginapan yang memiliki tubuh monster hijau, sebut saja monster tersebut berasal dari ras Salamander man.

Penjaga penginapan itu berkata kalau petualang tersebut berada di dunia Phantasy dengan 4 kerajaan utama.

"Ini bukan mimpi, percayalah padaku. Kau bisa pergi ke sebuah guild untuk info lebih lanjut." Lanjut penjaga penginapan tersebut.

Petualang itu merasa aneh, kenapa dirinya sebagai orang asing di dunia ini disambut baik bahkan tak dicurigai sama sekali.

Sesuai nasihat penjaga penginapan itu, petualang itu dengan ragu pergi ke guild terdekat. Banyak pikiran buruk menghantui pikiran nya.

Semua pikiran akan hal buruk meleset begitu saja, nyatanya petualang yang bernama Zhoe itu benar-benar di sambut hangat. Zhoe diberikan pelayanan terbaik, disuguhkan makanan mewah yang udah di uji sebelumnya jadi aman untuk dimakan.

Zhoe terheran-heran dengan apa yang barusan terjadi,

"Kenapa kalian begitu baik padaku padahal kan aku adalah orang asing?" Zhoe membuka mulut untuk menanyakan sesuatu yang dari tadi tersimpan di benaknya.

Beberapa orang yang ada di ruangan tersebut terkekeh kecil,

"Tak ada alasan khusus, beberapa orang dari duniamu juga pernah kesini sebelumnya." Ketua guild yang ramah dan baik hati menjawab pertanyaan Zhoe dengan sopan.

Carens menjawab satu persatu pertanyaan dari Zhoe, hal ini membuat Zhoe mendapatkan ide yang begitu luar biasa.

Menyatukan dunia dengan perjanjian, hal terindah yang akan terjadi sudah tercetak jelas di dalam benak Zhoe. Akan tetapi, akankah raja dunia Phantasy menyetujui ide dari orang asing yang masuk ke dunia Phantasy secara tak sengaja?

下一章