Tidak mungkin

Bunga menuruni taksi dan sekali lagi membetulkan penampilannya. wanita itu mengeluarkan cermin kecil dari tas tangan yang dia pinjam dari Risa tanpa meminta izin terlebih dahulu.

wanita itu melangkahkan kaki dengan percaya diri memasuki gedung yang sempat ia tinggalkan. Dia kembali menapaki kaki di apartemen ini.

Masa menyusuri teras lobi menuju ke arah lift, dia menekan tombol lantai yang sudah sangat dia hafal.

Di dalam ruangan itu sudah menunggu pria dengan wajah tak sabar lagi, yang melepaskan kaos di tubuhnya dan menahan diri dengan menggerakkan kaki mengusir kebosanan. Dia sudah cukup lama menahan diri.

Maka ketika bunyi bel baru sekali saja terdengar pria itu segera bangkit dan membukakan pintu, dia menarik lengan wanita itu dengan tak sabar.

Tak perlu satu dua tiga kata untuk pertemuan mereka, hanya kecupan panas yang menempel sempurna di bibir yang kehausan itu.