webnovel

Pesona Bodyguard Cantik.

Diego masih tak bisa melihat siapa lelaki di balik topeng itu. Namun, dengan sisa-sisa tenganya, ia berusaha terus melepaskan ikatan di tanganya.

"Siapa kau!" teriak Diego saat lelaki itu berdiri di hadapanya.

Tak ada jawaban dari mulut lelaki itu, ia hanya tersenyum devil. Si lelaki bertopeng itu langsung memerintahkan para anak buahnya, membawa Diego keluar dari hotel.

♡♡♡♡

Sementara Odie masih di jalan menuju hotel di mana Bosnya disekap. Ia terus menambah kecepatan motornya. Sesampainya di hotel, supir pun menghampiri Odie.

"Nona, Tuan di bawa pergi oleh mereka," ucap supir dengan raut wajah yang cemas.

"Kenapa kau tak menghubungiku?" tanya Odie setengah emosi.

"Maaf, Nona," ucap supir merasa bersalah.

Odie pun langsung melajukan motornya lagi, mengejar mobil yang membawa Diego. Kejar-kejaran pun terjadi di jalanan yang sudah mulai sepi, karena waktu sudah menunjukan tengah malam.

Odie masih berusaha mengejar mobil itu dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia bahkan tak memikirkan keselamatanya sendiri. Dalam benaknya ia hanya memikirkan keselamatan sang Bos.

SREET..

Mobil itu terpaksa mengerem mendadak, karena Odie berhenti tepat di depan mobil itu. Odie pun langsung turun dari motornya, ia juga melepas helm yang ia kenakan. Rambut panjangnya pun terurai menyempurnakan kecantiknya.

Di sebuah mobil tak jauh dari Odie dan mobil yang membawa Diego, lelaki bertopeng yang tak lain adalah Leon, tercengang melihat pemandangan di depanya. Ia tak mengira jika Bodyguard Diego adalah wanita cantik. Mata Leon sampai tak berkedip, ia langsung tertarik pada Odie sang Bodyguard Diego. Wajah cantik dan juga ketangguhanya membuat Leon menyukainya pada pandangan pertama.

♡♡♡♡

Odie segera mendatangi mereka yang masih di dalam mobil, anak buah Leon pun tak mau kalah dengan odie. Mereka mulai keluar dari dalam mobil, dan mulai melakukan perlawanan kepada Odie. Perkelahian pun terjadi di antara mereka, dua lawan satu. Namun tak membuat wanita seperti Odie menyerah. Justru sebuah tantanagan bagi Odie, ini seperti suplemen agar ia lebih bersemangat untuk menghajar mereka. Dengan beberapa teknik Judo yang yang ia kuasai ia mencoba melumpuhkan anak buah Leon.

BUKGH.

"Aaargg," teriak anak Leon yang terkena pukulan Odie.

Mereka pun terus menyerang Odie, meski berkali-kali terkena pukulan dan tendangan dari wanita cantik itu. Odie pun sama, ia tak mau kalah dengan mereka, ia terus memberikan beberapa serangan. Dengan sebuah tekhnik Ko uchi gari atau biasa di sebut juga tekhnik Jegalan dari depan, Odie membuat dua lelaki itu jatuh tersungkur di atas tanah.

BUKK.

"Aaargg,"teriak mereka yang tersungkur ke tanah.

Leon hanya tersenyum melihat pertikaian itu, ia pun menyuruh beberapa anak buahnya lagi keluar membantu mereka yang kalah dengan Odie. Dua orang sudah tak berdaya, namun muncul lagi beberapa lelaki berbadan kekar. Mereka pun  mulai menyerang Odie dengan menggunakan senjata tajam.

Bukan Odie namanya, jika tidak bisa menandingi kekuatan mereka. Dengan keahlian menggunakan senjata yang ia kuasai, Ia pun mengeluarkan  belati yang di letakan di samping pahanya. Yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Suara belati yang saling bergesekan pun terdengar sangat jelas. Mereka pun berusaha mengarahkan belati ke arah Odie, namun lagi-lagi gagal. Saat Odie sedang menyerang, tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba menyerang Odie dari belakang.

Odie yang menyadarinya pun berusaha menangkis serangan itu, namun naas, salah satu dari mereka menyerangnya dari samping.

Sreek

Mereka pun berhasil melukai lengan Odie. Darah pun mulai keluar dari luka sayatan itu. Odie terlihat sangat marah, karena mereka berhasil melukainya. Ia pun seperti orang kerasukan, Odie mulai menyerang mereka dengan membabi buta. Ia bahkan tak menghiraukan lukanya, ia terus meluncurkan serangan-serangan kepada mereka.

JLEB.

"Aaargg," teriak anak buah anak Leon yang terkena senjata Odie. Dan mereka pun langsung terkapar di jalan.

"Hanya ini kekuatan kalian hah!" Ucap Odie lantang, pada anak buah Leon.

Mereka tak menjawab pertayaan Odie. Mereka masih merintih kesakitan, karena luka yang mereka terima. Sedangkan Leon terlihat asyik melihat perlawanan seorang Bodyguard cantik milik Diego, ia seakan sedang menyaksikan film action secara langsung. Dia bahkan tak menghiraukan nasib anak buahnaya yang sudah tak berdaya.

"Bilang pada Bos kalian, jangan macam-macam, atau aku akan menghabisinya!" ucap Odie, penuh ancaman. Leon terus tersenyum, ia sudah terbuai oleh kecantikan dan ketangguhan seorang Odie.

"Aku pasti akan memilikimu, Bodyguard cantik," ucap Leon dengan senyum yang menyerigai.

Odie segera menghampiri Diego yang masih di dalam mobil dalam keadaan terikat. Ia langsung melepas ikatan di tangan Diego. Tak lama supir pun datang bersama dua orang anak buah Diego. Tak menunggu perintah mereka langsung mendekat ke arah Bos besar.

"Maaf Nona, kami terlambat," ucap supir sambil menundukan wajahnya.

"Sudahlah, ayo bawa Tuan," ucap Odie keluar dari mobil.

"Nona, naiklah ke mobil, biar saya yang membawa motornya," salah satu anak buah Diego menawarkan diri.

"Baiklah," jawab Odie sambil berjalan ke arah mobil.

Odie pun duduk di bangku belakang supir bersama Diego, yang sudah tak sadarkan diri, akibat pengaruh alkohol yang ia minum. Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang membelah malam yang sunyi.

Akhirnya mereka sampai ke mansion. Diego di bawa anak buahnya menuju kamar, sedang Odie langsung ke ruang keluarga kediaman Jouller. Ia mencari kotak obat yang tersimpan di sana untuk mengobati luka di lenganya. Ia pun memulai membersikan lukanya, dan memberi obat agar lukanya tak mengeluarkan darah lagi dan cepat mengering.

Setelah selesai mengobati lukanya Odie pun kembali ke kamarnya. Ia langsung mengganti bajunya yang sudah kotor akibat pertarunganya tadi. Setelah berganti baju, Odie bergegas ke kamar Diego. Ia memeriksa keadaan Bos nya itu, setelah merasa semua aman, Odie kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

♡♡♡♡

Malampun berlalu, pagi pun datang, sinar mentari mulai menyusup melalui jendela. Diego mulai membuka matanya, perlahan dan akhirnya terbuka sempurna. Namun ia merasa sakit di kepalanya, ia terus memegangi kepalanya, dan saat ia mencoba duduk, munculah si Bodyguard nya dari balik pintu kamar Diego.

"Pagi Sir," sapa Odie pada Diego.

"Pagi," jawab Diego masih memegangi kepalanya.

"Minumlah ini," Odie memberikan segelas air lemon pada Diego.

"Apa ini?" ucap Diego bingung.

"Meringankan rasa sakit di kepala anda," terang Odie. Diego pun menuruti perkataan Bodyguard nya itu.

"Lain kali tolong jangan lakukan seperti semalam lagi Sir, untung supirmu langsung menghubungiku. Jika tidak, mungkin sekarang anda sudah tidak ada di dunia ini lagi," ucap Odie panjang lebar.

"Uhuk..uhuk..," Diego tersedak, karena mendengar kata-kata Odie.

BERSAMBUNG.

下一章