Ketika mendengar gosip baru yang tersebar, Namara langsung menggertakkan gigi dengan marah. Rupanya orang-orang di istana klan sangat tidak tahu malu. Bagaimana mereka bisa memutar fakta seperti itu?
"Aku tunduk pada penawaran klan Sayap Hitam? Tuan, katakan padaku, di mana dan kapan aku tunduk pada klanmu?" tanya Namara dengan perasaan dongkol.
"Bukankah kau memang tunduk padaku?" balas Eros tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku bacaannya.
"Itu hal yang berbeda!" erang Namara. "Mereka bilang aku tunduk karena diberi iming-iming harta dan kekuasaan …. Oh, Dewa, omong kosong macam apa itu?!" sungutnya.
"Tunggu, aku tidak pernah tunduk padamu, kau tahu?!" protes Namara. Dia tidak merasa sudah tunduk pada pria itu. Dia hanya … sedikit terpesona. Itu bukan berarti tunduk, iya kan?
Eros tidak membalas lagi. Hal ini membuat Namara menjadi kesal. Dia mengambil alih buku di tangan pria itu lalu menatapnya dengan mata memicing.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者