Jantung Namara berdebar-debar. Dia benar-benar terkejut mendengar ucapan Helen. Bagaimana wanita itu bisa tahu? Mungkinkah penyamarannya cacat?
Namara menoleh menatap Helen. Namun, wanita tua itu masih menutup mata, seolah-olah yang baru saja dia katakan hanyalah gumaman tidak penting.
"Helen …."
"Buku itu pasti sudah ditunggu. Cepatlah, jangan membuat Vires marah," ucap Helen yang kemudian membuka mata.
Akhirnya Namara mengangguk pelan. Dia pun segera membuka pintu dan melangkah keluar.
Belum juga melangkah cukup jauh, tiba-tiba para penjaga datang menghalangi langkahnya. Mereka menatap Namara dengan intens.
"Kenapa kalian menghalangiku?" tanya Namara dengan hati-hati. Dia merasakan firasat buruk yang membuat perasaannya menjadi tidak nyaman.
"Kau bertanya kenapa? Tentu saja karena kami penasaran denganmu."
Namara mengerutkan kening. Dia terus melangkah mencoba menerobos, tetapi mereka menahan tubuhnya agar tidak bisa pergi ke mana-mana.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者