webnovel

Membahas

Hari sudah menjadi petang Kemudian, Survey Corps yang menerima kealahan Besar dengan Segera menuju Tembok Karanes.

Tepat ketika Survey Corps sudah mulai memasuki Gerbang, Suara-Suara dari masyarakat sekitar sudah terdengar.

"Jika dibandingkan dengan tadi pagi, bukankah lebih sedikit?."

"Wahh..!!."

"Jauh lebih sedikit."

"Padahal pagi ini mereka baru saja berangkat, tapi sekarang sudah pulang lagi?. Memangnya apa gunanya?!."

"Entahlah, tapi, kalau dilihat dari wajah muram mereka, paling juga mereka sudah membuang-buang pajak yang telah kita bayar."

Arima hanya bisa melihat kedepan dan menghiraukan Suara-Suara bising di sekitarnya.

"Komandan Erwin!."

"Apa hasil Ekspedisi ini setimpal dengan Jumlah korban yang gugur?!."Suara Warga sekitar mendesak Erwin yang hanya berdian diri saja.

Eld yang berada Di samping Arima segera Berbicara."Arima, mungkin kau tidak mengharapkan hasil seperti ini dari pasukan pengintai, maaf."

Arima melihat Eld yang meminta maaf kepadanya dan merasa heran, kenapa harus meminta maaf kepada dirinya.

'Apakah semua Survey Corps menuju kegilan?.Arima segera mengabaikan dan pura-pura tidak mendengar apa yang dikatakan Eld kepadanya.

Eld merasa bersalah karena tidak merespon dengan cepat ketika Arima melumpuhkan Titan wanita, dan itu menjadi penyesalannya karena tidak ikut membantu malah hanya mematung di tempat.

Beruntung Arima tidak kehilangan nyawanya, jika Arima Tewas penyesalan yang akan Eld rasakan semakin bertambah besar.

Biaya dan korban dari Ekspedisi kali ini menjadi alasan kuat, atas hilangnya kepercayaan pada fraksi yang mendukung Survey Corps.

Para pihak yang bertanggung jawab, termasuk Erwin Smith, dipanggil menuju ibu kota dan di sanalah Survey Corps harus menyerahkan Eren.

---

Arima sudah memasuki Barak Survey Corps  di Dalam Tembok Trost.

Di dalam Kastil Tua tersebut, di ruangan Erwin Smith, terdapat beberapa orang.

Erwin,Levi,Hange Zoe bersama Wakilnya Moblit,Mike dan Arima, sedangkan Eren di kurung di kamarnya di bawah tanah oleh Levi.

"Kalau begitu, apa yang akan kita lakukan?. Erwin."Levi segera bertanya setelah Erwin Memanggil beberapa orang tersebut ke ruangaannya.

"Pertama, ayo kita pisahkan Kadet lulusan ke-104 terlebih dahulu, dilihat darimana pun, pasti ada yang membocorkan Formasi palsu yang telah di bagikan kepada para kadet dan diteruskan kepada Titan wanita tersebut."Erwin berbicara Kepada Orang-orang yang berada di ruangan tersebut dengan serius.

"Mike, itu akan menjadi tugasmu. mengawasi dan Melihat Apakah ada Titan lagi di lulusan Ke-104."

Mike mengendus seperti anjing beberapa kali."Baiklah Erwin."

Erwin mengangguk dan segera melihat kearah Arima."Arima, apa ada beberapa Saran?."

Arima hanya duduk di bangku sambil melipat Kakinya."Tidak, aku pun mulai mencurigai Kadet Lulusan ke-104."

Erwin mengangkat Alisnya."Alasannya?."

Arima mengerutkan kening nya sambil berkata."Mungkin hanya perasaanku saja tapi, ketika Mataku melihat ke arah Mata Titan wanita tersebut, seakan-akan, Titan itu menjadi waspada."

Arima berhenti beberapa saat, sambil berpikir Arima berbicara."Yang mengetahui kemampuan ku tidak banyak, kecuali teman-teman yang berlatih selama bertahun-tahun lamanya bersama ku, dan mereka pasti mengetahui kemampuan ku, tetapi, Titan wanita itu memberikan perasaan Waspada, Dan aku yakin Titan tersebut pasti sangat Mengenal dan memperhatikan aku."

"Apa yang kau bicarakan?, ketika Titan menerobos Tembok Trost bukannya Kau pamer disana, menjijikan nya namamu menjadi terkenal di tembok itu. Cih."Levi berbicara sambil mendengus mendengar Arima.

Arima melihat ke arah Levi dan Segera berbicara."Aksiku hanya di lihat oleh beberapa Teman dan Pasukan Elit Garnisun, tidak mungkin Musuh menilai hanya dari ungkapan omong kosong berbagai pihak, selain itu, Titan wanita tersebut Waspada kepadaku ketika aku berjarak tidak jauh darimu kapten pertanyaan nya mengapa hanya waspada kepadaku?."

Levi hanya terdiam ketika mendengar penjelasan Arima dan melihat ke arah Erwin.

Erwin menyatukan tanggannya sambil menyimak pembicaraan Arima dan levi."Apakah ada beberapa bukti lain?."

Arima menggelengkan kepalanya."Aku tidak mengetahuinya lebih dari itu, tapi mungkin ada seorang yang bisa membaca situasi dengan lebih baik dariku."

"Selagi aku hanya berdiam diri saja di barisan tengah belakang dan menjaga Eren, Armin pasti sempat berkonfronttasi dengan Titan wanita tersebut, beberapa saat yang lalu ketika aku bertanya dimana letak formasi nya, Armin menjawab di samping sayap kanan."

Erwin Terkejut mendengar Arima dan Berkata."Benarkah, apa kau yakin orang bernama Armin itu masih hidup."

Arima menggangguk."Ketika pasukan Mundur menuju Karanes aku melihat Armin yang sedang membersihkan Mayat dari teman-teman kita."

Erwin berpikir selama beberapa saat."Hange segera Panggil Pasukan yang di maksud Oleh Arima, karena kita tidak mempunyai banyak waktu, kita akan bertaruh dan melakukannya dengan cepat."

Hange yang berkeringat melihat Erwin segera melirik ke arah Arima."Baiklah Arima, bisa kau Sebutkan nama lengkapnya?."

"Armin Arlelt. Dan juga Jean Kirstein, dia juga mempunyai kemampuan analisis yang kuat yang aku ketahui."Arima berbicara kepada Hange.

Hange melihat ke arah Erwin, Erwin segera mengangguk setuju.

Hange pun meninggalkan Ruangan Tersebut.

---------------

A/N. Kepada Teman-teman pembaca silahkan berdonasi dan Membaca secara santai. Bantuan anda akan sangat bermanfaat bagi saya.

Link nya di bawah ini.

https://saweria.co/Davidsohay

Terimakasih atas Dukungan kalian.

下一章