webnovel
avataravatar

Larilah...

Tidak terasa hari semakin larut dan keheningan malam pun menguasai. Salju tetap turun dengan lebatnya dan malam itu terasa begitu damai.

Terdengar suara langkah kaki dari wanita paruh baya itu, tampaknya ia sedang mengecek keadaan Athanasia dan Bao Yu dengan mengendap-endap masuk ke dalam ruangan kamar mereka, untuk memastikan bahwa mereka benar-benar tertidur dengan pulas.

Setelah memastikan bahwa mereka telah terlelap, ia lalu tersenyum dan bergegas pergi ke arah penjagaan untuk memanggil petugas yang sedang berjaga malam. Ia berpikir bahwa obat bius yang dia masukkan ke dalam teh yang ia sajikan sebelumnya, telah berefek.

Dengan buru-buru ia menerobos hujan salju dan melaporkan bahwa ada warga luar yang berhasil masuk ke wilayah kerajaan tanpa izin!

Namun, wanita itu tidak menyadari bahwa Athanasia dan Bao Yu tidak pernah terlelap! Setelah wanita paruh baya itu pergi, Athanasia dan Bao Yu bangkit dari tempat mereka berpura-pura tertidur.

"Apa kita pergi sekarang?" Tanya Bao Yu.

Athanasia tampak masih berpikir, sebenarnya ia tidak rela untuk meninggalkan putra dari wanita itu tanpa melihat kondisinya terlebih dahulu. Akan tetapi mereka tidak memiliki waktu yang banyak untuk mencari tempat persembunyian.

"Aku akan melihat anak itu dulu, kamu pergilah duluan... Aku akan menyusul segera setelah mengecek kondisi anak itu..." Ujar Athanasia setelah berpikir panjang.

"Tapi aku tidak bisa meninggalkan mu..."

"Percayalah padaku, aku tidak akan lama!" Athanasia memegang tangan Bao Yu untuk meyakinkannya.

Bao Yu terlihat khawatir... Tapi ia tahu Athanasia sangat keras kepala. Jika dia tidak memastikan kondisi anak itu, maka ia tidak akan beranjak pergi. Jika kondisi putra dari wanita itu menjadi buruk, kemungkinan Athanasia akan bertahan dan mengambil resiko menghadapi para penjaga kerajaan Empire.

"Tidak... kita tidak punya waktu lagi kak."

"Tapi aku tidak bisa membiarkan anak itu begitu saja..."

"Begini saja, kau yang pergi duluan... Aku akan menjaga anak itu dan memberikannya ramuan sebelum pergi." Bao Yu memberikan saran lainnya.

Athanasia tahu bahwa saran dari Bao Yu tidak masuk akal. Itu karena kaki Bao Yu yang pincang akan membuatnya kesulitan untuk menyusul Athanasia.

Athanasia yang mengarahkan pandangannya ke arah kaki Bao Yu yang pincang kemudian hanya bisa pasrah dengan menghela nafasnya. Ia tahu bahwa Bao Yu tidak pernah mengalah jika itu menyangkut keselamatan Athanasia.

"Baiklah, kita berdua akan tinggal untuk memastikan keadaan anak itu. Tapi jika kondisinya memburuk kau harus pergi duluan!" Kata Athanasia dengan pandangan yang seakan berkata, bahwa hal itu adalah penawaran terakhirnya. Jika Bao Yu tidak menerimanya, maka mereka akan kembali ke rencana awal dari Athanasia.

"Tapi..."

Saat Bao Yu ingin komplain, Athanasia melihatnya tajam. Bao Yu juga sadar bahwa dengan menyembunyikan kakinya yang telah sembuh dari Athanasia, membuat Athanasia akan lebih mengkhawatirkannya. Tapi jika ia memberitahukan segalanya, mungkin saja Athanasia akan pergi meninggalkannya!

Bao Yu dihadapkan dengan resiko yang harus ia hadapi karena berbagai pilihan masa lalunya. Disisi lain ia menjadi ragu akan mengecewakan kepercayaan Athanasia dan di pihak lainnya juga, ia takut jika mereka tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri.

"Baiklah... kalo begitu kita jangan buang waktu lagi." Akhirnya Bao Yu memutuskan untuk mengikuti keinginan Athanasia.

Mereka pun masuk ke dalam ruangan tempat dimana anak laki-laki itu berada. Bao Yu dengan cepat menambahkan kayu pada perapian dan Athanasia mengecek suhu badan anak tersebut, dengan meletakkan telapak tangannya ke atas jidat anak itu.

"Syukurlah..." Athanasia lega karena suhu anak itu mulai kembali normal.

Bao Yu berdiri dan menyarankan agar mereka segera untuk meninggalkan rumah itu, jika sudah tidak ada lagi yang harus dilakukan. "Aku sudah menjaga perapiannya untuk tetap hangat sampai ibunya kembali. Sekarang sebaiknya kita bergegas kak..."

"Baiklah... Sebentar..."

Athanasia meminta waktu untuk memandangi wajah anak laki-laki itu sesaat sebelum pergi. Ia lalu membawa bibirnya mendekat ke arah telinga dari anak tersebut. "Kerja yang bagus. Aku harap kau bisa cepat pulih." Bisiknya ke telinga anak laki-laki itu.

Setelah menyelesaikan kata-katanya, Athanasia bangkit berdiri dan berjalan ke arah Bao Yu. "Apa kakak sudah puas sekarang?"

Athanasia tersenyum lebar, "Tentu saja. Kita bisa pergi sesuai keinginan mu sekarang..."

Bao Yu tersenyum tipis. Ia tahu bahwa Athanasia adalah gadis baik yang pernah ia temui... Athanasia tidak pernah berubah, bahkan dari hari pertama saat Bao Yu bertemu dengannya.

Bagi Bao Yu, Athanasia seperti malaikat pelindungnya yang telah mencuri hatinya di pertemuan mereka yang pertama kalinya. Bao Yu tidak akan pernah melupakan hal itu, saat dimana Athanasia berdiri untuk membelanya di hadapan Count Manel. Untuk pertama kalinya ia merasa bahwa ia bisa mempercayai orang lain...

Di sisi lain wanita paruh baya tersebut telah membawa sejumlah pengawal ke arah rumahnya. Mereka bergegas untuk menangkap Bao Yu dan Athanasia yang dipikirnya masih tertidur dengan pulas di kediamannya. Akan tetapi setelah mereka sampai, tidak ada seorang pun di ruang itu!

"Kau berkata bahwa kau telah menjerat dua warga asing di ruangan ini. Tapi mana? Kau wanita miskin yang menggangu saja. Tidakkah kau tahu bahwa kami sedang sibuk?" Pengawal yang memiliki posisi lebih tinggi dari 4 pengawal lainnya berbicara dengan keras dihadapan wanita itu.

"Tuan pengawal saya tidak berbohong. Saya yakin tadi mereka sedang ada di sini. Saya bahkan telah memasukkan obat bius ke dalam minuman mereka..." Wanita itu menjelaskan hal itu dengan keringat dingin. Ia mengetahui bahwa melaporkan sesuatu yang salah dapat berakibat fatal bagi dirinya.

"Lalu di mana mereka sekarang? Apa kalian melihat ada orang asing di sekitar rumah ini?" Pengawal itu bertanya kepada keempat pengawal lainnya yang terlihat sedang sibuk menggeledah rumah kecil dari wanita itu.

Sebenarnya wanita itu tidak bisa menjawab pertanyaan dari pengawal tersebut, sebab dia pun juga bingung dengan keadaan itu, dimana Athanasia dan Bao Yu seakan menghilang tanpa jejak!

"Kami tidak menemukan apapun tuan." Jawab mereka, sambil datang satu persatu berkumpul setelah menyusuri sekitaran wilayah rumah.

"Tidak mungkin!" Wanita itu jatuh terduduk di atas tanah sambil gemetaran.

"Apa yang harus kita lakukan terhadap mu yang melakukan pelaporan palsu?" Tanya penjaga itu dengan melotot.

Wanita itu tampak tak bisa memikirkan cara apapun selain memohon. Ia merangkak ke arah kaki pengawal itu dan memohon belas kasihan. "Tolong ampuni aku tuan. Aku hanyalah rakyat miskin... Jika anda menghukum saya, lalu siapa yang akan menjaga anak saya yang sedang sakit?" Wanita itu terus memelas.

~To be continued

下一章