"Apa kakak menemukan buahnya?" Ujar Bao Yu yang menyadari kepulangan Athanasia.
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu di pasar?" Tanya Bao Yu lagi ketika melihat wajah Athanasia tampak kusut.
Athanasia lalu meletakkan buah apel itu ke atas keranjang buah dan menarik sebuah kursi kayu, serta duduk di atas kursi yang ada di depan meja taman belakang rumah mereka.
Saat itu, Bao Yu sedang menjongkok sambil mencuci sayur-sayuran yang hendak akan menjadi santapan mereka, tidak jauh dari meja tempat Athanasia berada.
Crakk... Bao Yu memancarkan sedikit air ke arah Athanasia yang terlihat melamun dan tidak menghiraukan perkataannya.
"Ah... hujan!" Athanasia bereaksi diluar perkiraan Bao Yu.
Tampaknya Athanasia sedikit kagek dengan jipratan air yang Bao Yu berikan dan tidak sadar bahwa sebenarnya langit terlihat sangat cerah hari itu! Ia dengan sigap berdiri dari kursinya dan tampak sangat bingung... Ia lalu melihat ke arah Bao Yu dan kemudian sadar bahwa jipratan air tersebut adalah keisengan yang Bao Yu lakukan!
"Pfft, hahahah..." Tampaknya Bao Yu menikmati reaksi Athanasia yang ia tampilkan. Ia tertawa geli sambil memegang perutnya, saking lucunya wajah Athanasia yang kaget.
Melihat bahwa Bao Yu telah mencuranginya, Athanasia pun menatap tajam ke arah Bao Yu dan dengan pandangannya itu, ia berhasil membuat Bao Yu sedikit canggung untuk menertawakan sikap Athanasia lagi.
"..." Keheningan terjadi beberapa saat, "Ah... aku akan melanjutkan mencuci sayur!"
"Lanjutkanlah..." Athanasia tidak berkomentar. Akan tetapi ia mulai berjalan ke arah Bao Yu dengan pandangan yang membuat bulu kuduk merinding dan terasa tidak nyaman. Ia juga tampak sedang meremas-remas jarinya dan merenggangkan tangannya.
"Hmm, kak... kenapa kau datang kemari?" Tanya Bao Yu sedikit merasa tertekan!
"Tidak, aku hanya melihat-lihat saja! Aku ingin tahu, apakah kau sudah mencuci sayurnya dengan benar atau tidak." Ujar Athanasia sambil meletakkan tangannya ke atas bahu Bao Yu.
"Tentu saja aku akan mencucinya sampai bersih!" Ujar Bao Yu merasa tidak enak melihat Athanasia yang duduk jongkok sambil memegangi bahunya.
"Kau sebaiknya merasakan ini juga!"
Tiba-tiba Athanasia mengambil air ke tangannya dan menjimpratkannya ke wajah Bao Yu! Sontak Bao Yu langsung terduduk ke atas tanah!
Set... Bao Yu menunjukkan wajah kesalnya dengan kelakukan Athanasia yang kekanak-kanakkan.
"..." Athanasia yang sempat tertawa lebar mengembalikkan lengkungan di wajahnya!
"Ah, apa kau tidak apa-apa? Biar kubantu untuk berdiri!" Athanasia lalu merasa bersalah dan membantu Bao Yu kembali berdiri. Namun tampaknya sebelah tangan Bao Yu memegangi sebuah selang!
Byurr... Bao Yu mengarahkan selang yang dialiri air tersebut ke arah Athanasia. Tidak sampai di situ, Athanasia pun tidak mau kalah... Athanasia lalu mengambil selang yang lain dan mengarahkannya ke arah tubuh Bao Yu!
"Hahahaha"
Senyuman yang tampak melengkung di wajah mereka tak bisa terbayarkan oleh apapun. Setiap molekul air yang membasahi tubuh mereka terasa begitu hangat, membuat kebahagiaan sederhana itu tampak begitu indah untuk dirasakan lebih lama lagi.
Disisi lain di luar pagar halaman kediaman Athanasia, tampaknya pangeran Jayden sedang menyaksikan kebahagiaan sederhana mereka! Ia lalu berpaling setelah beberapa saat menonton kehangatan antara Athanasia dan Bao Yu.
"Kak tampaknya ada seseorang yang memperhatikan kita!" Ujar Bao Yu saat menyadari seseorang yang tengah mengawasi mereka. Namun saat itu pangeran Jayden sudah berbalik dan pergi.
"Di mana orang itu?" Tanya Athanasia sambil melihat ke arah luar pagar halaman. Saat menyadari pandangan Bao Yu tertuju ke arah luar halaman rumah.
"Tidak, mungkin aku salah lihat!" Ujar Bao Yu dengan senyuman di wajahnya.
"Sekarang, tampaknya kau sudah basah kuyup! Aku akan mengambilkan kain untuk mengeringkan tubuhmu..."
"Hm..." Ujar Bao Yu mengangguk dengan ekspresi yang lembut. Lalu saat Athanasia pergi masuk ke dalam kediaman mereka, Bao Yu memperlihatkan ekspresi yang sedikit menegangkan sambil melihat ke arah luar pagar halaman.
Kedua pupil matanya membesar dan senyuman hilang dari wajahnya, seolah-olah ia ingin melakukan sesuatu terhadap pangeran Jayden yang sedang mengawasi mereka!
**
"Tuan kemana saja?" Tanya Harley yang akhirnya mendapatkan pangeran Jayden sedang berjalan ke arah pulang kediaman. Untung saja dia memutuskan untuk menunggu di perbatasan pintu masuk istana. Jika tidak, mungkin ia tidak tahu apakah pangeran Jayden akan pulang atau tidak hari itu!
Pangeran Jayden tampak diam tak berkomentar. Ia merasa tidak perlu menjawab pertanyaan dari Harley! "Apakah ada kabar terbaru dari tabib istana untuk menyembuhkan penyakit ratu?" Tanya pangeran Jayden yang selalu memastikan kesehatan ibunya setiap waktu.
Harley menggelengkan kepalanya sambil tertunduk. Melihat reaksi Harley pangeran Jayden pun terus berjalan lurus ke depan. "Tapi tuan ada berita dari kekaisaran Zianem!" Mendengar hal itu, pangeran Jayden pun menghentikan langkah kakinya.
"Laporkan itu saat kita sudah berada di kediamanku. Di mana jubahku?" Tanya pangeran Jayden hendak mau mengganti busananya dengan jubah milik keluarga kekaisaran.
"Saya sudah menyiapkannya tuan!"
"Baiklah, kalau begitu kita akan melewati jalan biasa!" Ujar pangeran Jayden lalu melanjutkan melangkah.
Saat tiba dikediamannya, tampaknya putra mahkota menunggu di kediamannya!
"Bukankah adik telah diperintahkan oleh ayahanda untuk tetap tinggal di kediaman, sampai pernikahan digelar dengan putri dari kekaisaran Zianem berlangsung? Lalu, apa aku harus melaporkan kepada ayahanda tercinta bahwa adikku sedang melawan titah kaisar?" Ujar putra mahkota sambil berjalan mengelilingi pangeran Jayden dengan tampangnya yang sombong.
Pangeran Jayden tidak berkomentar. "Ada apa putra mahkota yang terhomat datang ke kediamanku?" Pangeran Jayden balik bertanya.
"Cih... lihat sikap sombongmu ini! Kau bertanya padaku tanpa menjawab pertanyaanku lebih dulu..." Ujar pangeran Maltin dengan geram.
Sementara itu, tampaknya pangeran Jayden melangkahkan kakinya 2 langkah ke depan, membelakangi putra mahkota. "Maafkan saya kakak, tapi saya sedang buru-buru. Jika tidak ada urusan silahkan kakak untuk segera pergi!" Pangeran Jayden tampaknya ingin bersikap dingin sampai akhir terhadap putra mahkota kekaisaran Mork!
Pangeran Maltin mengepalkan erat kedua tangannya, lalu berkata: "Jangan berharap jika kau menikahi putri Tutzkia, kau dapat melengserkanku dari jabatan putra mahkota! Kau masih tidak akan bisa melawanku dengan bantuan kekuasaan calon istrimu."
"Kakak tenang saja, aku tidak berniat untuk mangambil posisi itu!" Kata pangeran Jayden lalu berjalan masuk ke arah kamarnya tanpa memberikan salam hormat kepada putra mahkota terlebih dahulu.
"Apa saya perlu membawa pangeran Jayden kembali, yang mulia?" Tanya pengawal pribadi putra mahkota. Ia hendak akan menundukkan pangeran Jayden jika putra mahkota menginginkannya!
"Itu tidak perlu!" Jawab pangeran Maltin lalu berbalik pergi. Dia hanya berencana untuk menyampaikan bahwa posisi putra mahkota adalah miliknya!
'Jika nanti aku sudah menjadi kaisar, maka kau yang pertama kali akan aku deportasi!' Pikir pangeran Maltin dengan senyuman menyindir pada bibirnya.
~To be continued