Waktu telah menunjukkan pukul 23.56 Ganesa masih terbaring di kasur rumah sakit, memainkan iPad nya untuk mengerjakan tugas kantor nya.
Dengan mengabaikan dering handphone nya ia terus berkutat menanda tangani beberapa dokumen yang berserakan di atas pangkuannya.
Trak!
Ganesa menatap kearah luar ruangannya.
"Siapa?!" Seru Ganesa sambil menaruh iPad nya di meja kecil di sampingnya.
Trak!!
Dengan sedikit cepat Ganesa turun dari tempat tidurnya, membawa infus di tangannya ia berjalan kearah pintu ruang rawat inap nya. Sedikit mengintip dari celah kaca yang berada di pintu.
Seseorang bertopi terlihat membawa beberapa alat medis dari lorong di depan ruangannya.
"Ada tikus?" Ujar Ganesa dengan semirk dibibir nya.
Perlahan ia membuka pintu tersebut menatap bayangan yang menghilang di ujung lorong dengan mendengus.
Ganesa berjalan kearah lorong berlawanan. Memasuki tangga darurat dan menuruni dua lantai sampai ia berdiri di depan pintu darurat di lantai berbeda.
Cklek!
"Bedebah!"
Bug!
Satu pukulan keras dilayangkan Ganesa pada pencuri yang dia temukan. Dengan sigap ganesa membuka topi yang masih dikenakan pencuri itu. Namun napas nya tertahan saat mengenali siapa pencuri di hadapannya ini.
"Kau!? Haisss ini benar-benar gila" serunya dengan wajah jengah dengan keadaan yang menimpa dirinya.
Dengan cepat Ganesa membawa gadis itu kedalam dekapannya lalu membawanya keruang rawat inap nya.
Setibanya di dalam ruangan ia meletakkan gadis itu di atas tempat tidur pasien laku sekilas ia melihat luka lebam di sudut bibirnya. Ganesa menghembuskan napas kasar.
"Kau bertindak lebih bodoh dari pada saat kau kabur kemarin" ujar Ganesa sambil membelai luka disudut bibir gadis itu.
Dengan perlahan Ganesa merobek ujung baju pasien nya lalu mengikat kedua tangan gadis itu pada kepala tempat tidur. "Bersikap baiklah saat kau bangun nanti" ujar Ganesa saat menatap hasil ikatannya pada lengan gadis itu.
^^^^^
Merasa terdengar keributan di dalam tidurnya Ganesa perlahan membuka matanya. Mengerutkan dahi saat merasakan cahaya yang masuk kedalam matanya.
"Lepaskan! Tali sialan ini brengsek!" Terlihat seorang gadis yang sedang sibuk memberontak diatas tempat tidur pasien.
"Hai pencuri" ujar Ganesa dengan dingin membuat gadis itu terdiam.
Mereka saling pandang untuk beberapa saat. Sebelum tersadar dan gadis itu kembali mencoba membuka ikatan itu menggunakan giginya.
"Kau terlihat sangat liar, sangat cocok untuk dipelihara" ujar Ganesa yang duduk di hadapanya dengan hanya menggunakan celana pasien.
"Diam kau brengsek! Lepaskan aku sekarang!" Seru gadis itu semakin memberontak.
"Tunggu sebentar lagi, sampai pemilik rumah sakit ini datang" balas Ganesa.
Mata gadis itu membulat.
"Apa! Kau gila aku sudah menolong mu dan ini balasan mu? Kau tidak tahu terimakasih" serunya mendengus lalu mengalihkan pandangannya.
"Tadinya aku berniat seperti itu, tapi ya sudahlah" balas Ganesa acuh.
Pintu ruangannya terbuka. Terlihat Leo memasuki ruangan itu dengan mulut terbuka. Sedikit terkejut karena mendapati seorang gadis di atas tempat tidur pasien Ganesa.
"Waa, ini benar-benar perkembangan pesat kawan, tapi apa harus di rumah sakit?" Seru Leo yang berjalan mendekati keduanya.
Ganesa memutar bola matanya jengah, namun ia mengalihkannya dengan menatap gadis dihadapannya.
"Dia ini.."
"Sayang! A_pa yang kau lakukan, aku malu.. ayo cepat lepaskan ikatan ini" seru gadis itu dengan senyum manis yang membuat kerutan di dahi Ganesa bertambah.
"Astaga! Jadi kau seorang dominan? Bdsm? Itu alasan nya kenapa kau tidak pernah terlihat bersama wanita?" Ujar Leo pada Ganesa dengan wajah penuh selidik.
"Ya! Aku sub nya, kami baru akan melakukannya sebelum kau datang, hehe" balas gadis itu dengan terkekeh.
Ganesa terus menatap gadis itu dengan tajam, sedikit tersenyum lalu berjalan mendekat kearah gadis yang ia belum tau namanya itu.
"Kau sangat manis seperti biasanya" ujar Ganesa dengan semirk menyeramkan.
Gadis itu hanya membalas dengan tawa yang amat sangat dipaksakan.
Terlihat Ganesa mengambil pisau buah yang ada di meja kecil di sampingnya.
Sret!
Tali dipergelangan tangan gadis itu sudah terlepas. Dengan meringis ia melihat pergelangan tangan nya dan meniupnya untuk menghilangkan rasa sakit yang ditimbulkan oleh memar bekas ikatan Ganesa.
"Perkenalkan aku Leo, siapa namamu ?"
"Catherine, kau bisa memanggilku Cath" jelas Catherine.
Ganesa menaikan sebelah alisnya dan mendengus.
"Nama yang cantik, seperti orangnya" ujar Leo.
"Cantik sangat cocok untuk kucing peliharaan ku" ujar Ganesa yang langsung mendapat dengusan dari Cath.
Cath dan Leo berbincang dengan wajah memerah karena tertawa, entah sejak kapan tetapi mereka cepat sekali akrab. Banyak hal sama yang mereka sukai dan itu sangat menggangu Ganesa yang berusaha untuk acuh.
"Kalian! Bisakah kalian diam" seru Ganesa pada akhirnya.
Cath tersenyum dan berdiri menghampiri Ganesa dengan senyum palsu di wajahnya.
"Baiklah. Kalau begitu aku akan pergi pulang dan kau bisa melanjutkan pekerjaan mu" ujar Cath dengan berbinar.
"Kau akan meninggalkan ku sendiri Cath,?" Suara Ganesa terdengar tidak seperti biasanya.
Leo menatap keduanya penuh minat, melihat Ganesa yang terlihat manja dengan seorang gadis.
Sementara gadis itu mati-matian menahan umpatannya sambil memunggungi Leo.
"Aku akan menggangu mu jika terus di sini sayang."
"Jangan pergi, aku harus terus melihat wajah cantikmu itu" balas Ganesa dengan senyum manis yang tidak pernah terlihat sebelumnya.
Leo terbatuk menahan tawanya, bagai mana tidak jika Ganesa yang berwajah dingin berubah sangat drastis di hadapannya.
Ganesa menarik gadis itu kedalam dekapannya.
"Nikmati lah peran yang sudah kau pilih, aku sungguh tidak keberatan untuk menjadi dominan seperti yang kau mau" bisik Ganesa di ceruk leher putih Cath yang mematung.
"Waaw ada apa ini?" Tanya al yang baru saja masuk.
Cath dengan cepat mendorong Ganesa menjauh. Namun yang dilihatnya malah sebuah senyum manis dari bibir Ganesa.
"Siapa dia man! Apa aku ketinggalan sebuah berita di sini?" Tanya al.
"Kurasa semua juga baru tahu, Al" jawab Leo, "kemana Fano?" Lanjut Leo.
"Kurasa bajingan itu sudah mendapatkan hati dokter cantik itu" jawab Al yang masih mengamati gadis dihadapannya.
"Apa yang kau lakukan, al? Kau membuat gadis ku takut" seru Ganesa.
Ketiganya menatap Ganesa dengan pandangan yang berbeda-beda.
Cath dengan dengusan pelan, Al menahan tawanya dan Leo merasa sangat tapjuk.
Ganesa menarik Cath kearah nya sekali lagi dan mengecup sudut bibir gadis itu membuat Cath luar biasa terkejut dan mendorong kencang bahu Ganesa. Namun langsung tersadar saat melihat tatapan tajam pria itu.
"Kau membuatku mau, sa_y_ang" sedikit terbatah saat menyebut Ganesa dengan sebutan sayang.
"Untuk apa malu, mereka sudah biasa melakukannya di hadapanku dan sekarang aku juga mau seperti mereka" ujar Ganesa dengan santai.
Al tersenyum kearah Cath merasa ada yang janggal dengan hubungan sahabatnya ini. Terlihat sangat tertutup.
hari ini aku mulai nulis tentang Ganesa ya temen-temen.. tapi cerita Fano bakal terus jalan... jadi ditunggu ya...
maaf semalam gak update karena masih sakit .
mohon dukungannya..
Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!
Saya sudah memberi tag untuk buku ini, datang dan mendukung saya dengan pujian!
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!
Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius