"Gue mau telepon Pak Yoga dulu," putus Meta pada akhirnya. Tapi, berkali-kali ia menghubungi Yoga hasilnya nihil. Cowok itu tidak mengangkat teleponnya. "Mungkin udah otw ke sini. Gue mandi dulu, deh, Kin. Entar kalau dia datang, suruh tunggu gue, ya."
"Iya, deh, buruan sana mandi. Anak perawan juga dari pagi nggak mau mandi."
"Kinan!"
"Buru ih!"
Kinan pun tersenyum setelah melempar Meta dengan bantal. Dia cukup tahu sahabatnya, dan dia bahkan lebih paham kalau sahabatnya sekarang mungkin telah tertarik dengan bosnya. Sementara Kinan pun juga tahu jika bosnya adalah sosok paling sempurna. Sosok tanpa celah yang pasti digilai oleh banyak cewek.
Kinan menoleh saat bel kontrakannya berbunyi. Dia segera turun untuk melihat siapa yang sedang berkunjung. Meski dia sudah bisa menebak siapa gerangan tamu itu.
"Pak Yoga?" kata Kinan. Membuka pintunya lebar-lebar mempersilakan Yoga untuk masuk.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者