"Baik, tuan muda," jawab paman Li.
Qiao Mianmian sudah membuka mulutnya, awalnya ia ingin menolak karena teringat sesuatu, namun akhirnya ia tetap mengikuti Mo Yesi. Lupakan, lagi pula ia juga tidak ada urusan apa-apa, jadi ia akan pergi ke perusahan bersama Mo Yesi saja. Ini juga tidak masalah baginya, selama Mo Yesi tidak merasa ia akan mengganggu.
———
Begitu sampai di perusahan Mo, Mo Yesi langsung membawa Qiao Mianmian dari lantai satu sampai ke lantai kantor presiden, yakni lantai 37. Mereka berdua bergandengan tangan saat berjalan keluar dari dalam lift. Beberapa sekretaris yang berada di luar kantor terkejut melihat pemandangan ini, bahkan bola mata mereka hampir jatuh keluar.
Beberapa orang yang melihat hingga tidak dapat berbicara apapun. Saat Mo Yesi sudah melewati samping mereka, mereka baru pulih kesadarannya dan segera menyapa, "Halo presiden Mo."
Mo Yesi tidak melihatnya, ia langsung berjalan masuk ke kantor sambil menggandeng Qiao Mianmian. Namun, Qiao Mianmian menoleh dan menatap beberapa sekretaris wanita itu. Setelah ia mengikuti Mo Yesi berjalan masuk ke kantor, ia berbicara dengan santai, "Apakah beberapa orang di luar itu adalah sekertarismu?"
"Iya, ada apa?" Setelah masuk kantor, Mo Yesi masih belum melepaskan tangan Qiao Mianmian, karena Mo Yesi masih menggenggam jari-jarinya dengan erat.
Di puncak musim panas, Qiao Mianmian merasa tangannya sudah sangat basah. Ia tidak terlalu suka bergandengan tangan. Tapi, tampaknya Mo Yesi seperti tidak merasakannya.
"Tidak apa-apa, aku hanya merasa mereka cukup cantik," kata Qiao Mianmian sambil memuji mereka dengan tulus. Ia terpaksa harus mengatakan bahwa penampilan karyawan yang dipilih oleh perusahaan Mo sangat baik. Tinggi badan beberapa sekretaris wanita di luar itu kira-kira lebih dari 165 cm. Semuanya berkulit putih dengan kaki yang jenjang, tampak sangat enak dipandang.
Mo Yesi menghentikan langkahnya, lalu ia menoleh dan melihat Qiao Mianmian. Setelah itu ia hanya berkata, "Jika kau tidak menyukainya, aku akan segera meminta orang untuk memberitahu HRD agar mengurus prosedur pengunduran diri mereka"
"????" Wajah Qiao Mianmian tercengang, "Aku bukan tidak suka. Mereka baik-baik saja, untuk apa kau memecat mereka?" tanyanya.
Mo Yesi menyipitkan matanya, dan menatap Qiao Mianmian dengan mata yang dalam, "Barusan kau mengatakan mereka cantik."
"Iya, aku memang merasa mereka cukup cantik. Apakah ada masalah?" tanya Qiao Mianmian.
"Bukankah kau merasa keberatan?"
".... Bukan," gumam Qiao Mianmian sambil melihat pria itu bersikap serius. Kemudian sudut bibirnya terangkat, dan ia segera menjelaskan, "Aku benar-benar merasa mereka cukup cantik. Aku merasa penampilan karyawan perusahaan Mo sangat tinggi, sangat enak dipandang. Aku benar-benar tidak keberatan, sunggu, aku bersumpah!"
Qiao Mianmian khawatir kalau Mo Yesi akan salah paham, dan akan memecat karyawan yang bekerja dengan baik. Kalau begitu, bukankah itu berarti ia menjadi penyebab utama terjadinya masalah ini?
Mo Yesi menatapnya lagi. Setelah memastikan bahwa Qiao Mianmian benar-benar tidak keberatan, ia baru mengaitkan sudut bibirnya dan berkata, "Karena kau tidak keberatan, kalau begitu lupakan saja. Tapi, apakah kau sedikitpun tidak merasa khawatir? Khawatir aku tidak dapat menahan godaan?"
Aneh, di dalam hatinya ada perasaan sedikit tidak senang. Entah apakah Qiao Mianmian tidak khawatir sekretarisnya terlalu cantik dan dapat membuatnya berubah pikiran. Entah apakah sedikitpun ia tidak khawatir.
Kali ini, Qiao Mianmian dapat merasa dengan sangat tajam. Karena sepertinya ada yang tidak beres pada emosi pria di sampingnya. Setelah mengeluarkan alasannya dengan cepat, ia segera berkata baik untuk membujuknya, "Tidak khawatir, aku percaya padamu."
Qiao Mianmian lantas menggenggam erat tangan pria itu. Pupil mata hitamnya tertuju pada Mo Yesi, dan dengan penuh kepercayaan diri di matanya, ia berkata kata demi kata, "Aku tahu kau bukan orang seperti itu, jadi aku merasa tenang. Bahkan jika tidak mempunyai kepercayaan ini, bagaimana aku bisa menjadi istrimu?"
Mo Yesi sejenak linglung, senyuman ringan yang bahagia memenuhi bawah matanya. Ia mengulurkan tangannya dan memeluk gadis muda yang lembut itu ke dalam pelukannya. Lalu ia menundukan kepala dan memberikan sebuah ciuman ringan yang lembut di kepala Qiao Mianmian.
"Sayang, seumur hidup aku hanya milikmu seorang. Baik itu tubuhku atau juga hatiku, semuanya adalah milikmu."