webnovel

LAGI-LAGI KARENA CINTA 18+

作者: Arsitaaa24
历史言情
已完結 · 366.3K 流覽
  • 15 章
    內容
  • 4.9
    25 評分
  • NO.200+
    鼎力相助
摘要

Alyssa tidak tahu harus bersikap seperti apa saat cinta masa kecilnya datang kembali dan membuatnya kembali membuka hati yang sudah tertutup selama 10 tahun terakhir ini kembali terbuka. Apa dia akan menerima cinta masa kecilnya itu atau justru memilih mengubur dalam-dalam perasaannya?

標籤
2 標籤
Chapter 1MANTAN

🌱🌺🌺🌺🌺🌱

Jangan dekat atau jangan datang kepadaku lagi

Aku semakin tersiksa karena tak memilikimu

Kucoba jalani hari dengan pengganti dirimu

Tapi hatiku selalu berpihak lagi padamu

Mengapa semua ini terjadi kepadaku

Rossa - Terlalu Cinta

🌱🌺🌺🌺🌺🌱

Langit terlihat cerah tapi tidak dengan suasananya yang justru turun hujan lebat.

Kenapa disaat seperti ini dan di posisi saat ini Alyssa harus bersama pria-pria yang selalu membuatnya naik darah.

Alvin, Gio, Leon, Edgar dan Ferdi. Mereka ber-lima di tugaskan mencari kayu bakar sedangkan Alyssa tersesat dan berujung bertemu dengan mereka. Saat hendak kembali ke perkemahan hujan tiba-tiba turun dengan derasnya.

Akhirnya mereka memilih untuk berteduh di sebuah pos kecil di tengah hutan.

Derasnya hujan dibarengi dengan kilat petir yang terlihat sangat menakutkan membuat Alyssa tanpa sengaja memeluk lengan Alvin disampingnya. Saat sadar Ia segera menjauh.

"Yaelah Sa kalau mau peluk, peluk aja kali." ledek Gio.

"Lagian Alvin masih jomblo kok." sahut Leon. Alyssa memasang wajah masam.

"Mukanya gak usah di asem-asemin kayak gitu." ucap Edgar yang tak lain adalah Adik Alyssa sendiri yang juga ikut meledeknya dibandingkan membelanya. Alyssa hanya memutar bola matanya jengah.

"Udah terlalu lama jomblo sih." ledek Ferdi yang di sambut tawa oleh lainnya, terkecuali Alvin. Pria itu hanya geleng-geleng kepala mendengar ocehan sahabat-sahabatnya yang meledek mantan kekasihnya itu.

Suara petir kembali memasuki gendang telinga mereka, suaranya yang cukup keras membuat semua orang terkejut termasuk Alyssa yang kembali memeluk lengan Alvin menyembunyikan wajahnya di sana.

Gadis itu sudah tak peduli dengan ledekan sahabat adiknya itu yang meledeknya, yang pasti Alyssa tak ingin melihat kilatan petir itu lagi.

Sesaat setelah tak mendengarnya Alyssa perlahan menjauhkan diri. Lagi, Alvin hanya diam.

"Ini karma karena kalian ledek gue terus." kata Alyssa menatap ke empat pria di depannya dengan jengkel, meskipun mereka terlihat lucu dengan tubuh meringkuk memeluk lutut mereka masing-masing saat mendengar petir itu, tak disangka lelaki juga takut.

Alyssa tertawa dalam hati.

"Selagi kita bahagia, apa salahnya." ucap Leon yang di setujui oleh ke tiga pria lainnya. Alvin masih terdiam.

"Bahagia di atas penderitaan orang lain itu gak baik!"

"I don't care." ucap Gio dengan leletan lidah, Alyssa hendak melemparkan flat shosenya namun di cegah oleh Alvin.

"Udahlah, kalian tuh kayak anak kecil aja." katanya, mereka akhirnya terdiam. Beberapa saat kemudian Leon memulai bahasa bucinnya.

"Menunggu hujan reda memang tak ada akhirnya, seperti menunggu kepastian dari dia." katanya dengan gaya sok puitis.

"Lebay!" sindir Alyssa yang mendapat melototan dari Leon. Gadis itu seolah tak acuh dan menyilangkan kedua tangannya di atas dada mencoba mencari kehangatan dengan memeluk tubuhnya sendiri.

Sebuah jaket terasa menubruknya dari belakang, Alyssa menoleh dan melihat Alvin yang sedang memasangkan jaketnya pada punggung Alyssa.

Disaat Ia hendak berucap, Alvin terlebih dahulu memotongnya.

"Gak ada protes." tekannya. Alyssa akhirnya hanya diam dan semakin mengeratkan jaket Alvin di tubuhnya.

"Aduhh, bucin dah Ah!"

"Dimana kau taruh perasaanku yang masih jomblo ini."

"Gue gak sanggup liatnya."

Ledekan kembali Alyssa dapatkan dari ketiga pria itu, Gio, Leon dan Ferdi. Adiknya untuk saat ini hanya diam.

Alyssa tak peduli dengan sindiran itu Ia menyenderkan tubuhnya pada tiang pos, kantung seketika menghampirinya hingga Ia jatuh tertidur.

🌱🌺🌺🌺🌺🌱

Alyssa menerjapkan matanya saat dirasa ada setetes air jatuh mengenai wajahnya. Hingga matanya terbuka sempurna Ia tak melihat siapapun disana terkecuali dirinya dan Alvin?

"Sudah bangun?" tanya Alvin.

"Kemana yang lain?"

"Udah pergi ke perkemahan."

"Kenapa gak bangunin gue?"

"Gak tega." Alyssa menatap Alvin dengan bingung. "Lo tidurnya terlalu pules." jelasnya.

"Terus lo ngapain masih di sini? Kenapa gak ikut mereka."

"Gue juga gak tega ninggalin lo disini." Alyssa seketika merona namun dengan cepat Ia menetaralisir wajahnya.

"Gue mau balik." Alyssa turun dari pos itu di ikuti oleh Alvin di belakangnya. Alyssa menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Alvin yang menatapnya dengan tanda tanya.

"Gue gak tau jalannya dan..." Alyssa melepaskan jaket milik Alvin dan memberikannya pada pria itu.

"Kita jalan bareng aja." kata Alvin, yang kemudian merangkul bahu Alyssa untuk jalan bersama, gadis itu ingin menolak dan menyingkirkan lengan Alvin di bahunya namun tubuhnya berkata lain.

Biarlah, biarlah untuk saat ini Ia hilangkan bencinya terhadap pria itu.

Setelah 10 tahun pergi tanpa kabar, Alvin kembali ke indonesia. Sudah terhitung 5 bulan pria itu tinggal disini lagi. Namun, Alyssa mencoba untuk tak peduli. Sebisa mungkin Ia mencoba menjaga jarak dan tak ingin lagi berhubungan dengannya.

Tapi, takdir seolah mempermainkannya. Mereka lelalu dihadapkan dengan situasi yang membuat mereka terus bersama, entah itu kerja kelompoklah, makan di kantin lah dan hal lainnya yang menjadi Alyssa semakin sulit melupakan kenangan-kenangan saat bersama dengan pria itu dulu.

Sudah 10 tahun berlalu Alyssa termasuk dalam deretan orang yang tak bisa move on. Lebih tepatnya mungkin belum bisa karena hatinya sejak kecil sudah di tetapkan untuk pria yang saat ini merangkulnya.

"Kaki lo baik-baik aja?" tanya Alvin membuka obrolan, mengingat pria itu tahu Alyssa terkilir 3 hari lalu.

"Sejak kapan peduli sama gue?" ucap Alyssa dengan nada jutek.

"Sejak dulu, maybe?" Alyssa menghentikan langkahnya yang membuat Alvin juga ikut berhenti.

"Kalau lo peduli sejak dulu, lo gak akan ninggalin gue!" Alyssa kemudian berlalu meninggalkan Alvin yang terdiam, Ia sudah tak peduli lagi kemana Ia melangkah yang jelas saat ini Alyssa ingin menjauh dari pria yang sudah 10 tahun ini membuatnya menderita. Menderita karena merindukan pria itu.

Di setiap langkahnya Alyssa menghapus air matanya secara kasar, Ia tak mengerti kenapa malah menangis.

Alyssa memekik kaget saat seseorang menarik lengannya dan mendaratkan ciuman di bibirnya.

Alvin menciumnya?

Alyssa memberontak meminta lepas namun pria itu malah menarik pinggang Alyssa untuk lebih dekat memperdalam ciuman itu.

Alyssa pasrah, Ia menutup matanya hingga air mata yang terbendung itu mengalir membasahi pipinya. Ia merasa munafik jika Ia mengatakan membenci pria itu tapi saat Alvin menciumnya Alyssa justru membalasnya.

Alvin semakin gila, pria itu semakin merapatkan tubunya dengan Alyssa. Tak terpikirkan oleh jika Ia akan mencium Alyssa tapi karena dorongan hati yang kuat akhirnya terjadilah, hal yang membuat Alvin didamba-dambakan selama ini.

Bibir manis Alyssa.

Alvin melepaskan pagutannya, menempelkan dahinya dengan kening Alyssa. Menangkup wajah gadis itu dengan mata terpejam mencoba menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.

Keduanya sama-sama terengah, Alvin membuka matanya dan manik matanya bertemu dengan mata Alyssa. Dikecupnya lagi bibir ranum Alyssa.

"Gue gak mungkin ninggalin lo tanpa alasan." Alyssa menatapnya dengan wajah penuh tanda tanya apa alasan perginya Alvin.

"Gue belum bisa mengatakannya untuk saat ini." kata Alvin seolah menjawab pertanyaan Alyssa dari tatapan gadis itu, Alyssa mengalihkan pandangannya ke arah lain tak puas dengan jawaban Alvin.

Alvin lantas menarik dagunya untuk kembali menatapnya.

"Mulai sekarang gue gak akan ninggalin lo lagi."

🌱🌺🌺🌺🌺🌱

Alvin dan Alyssa sampai di perkemahan, mereka sudah di sambut meriah oleh ke empat pria siapa lagi jika buka Leon, Gio, Ferdi dan Edgar.

"Eihh, gimana nih udah jadi?" tanya Gio dengan candaan. Alyssa yang merasa bingung melepaskan rangkulan Alvin di bahunya dan mulai berjalan menjauh dari mereka.

"Alyssa!" gadis itu menoleh.

"Jangan lupa telaktirannya yah!"

Untuk apa aku mentlaktir mereka? Memang siapa yang jadian?

Alyssa tak ingin ambil pusing gadis itu melanjutkan langkahnya menuju tenda.

"Alyssa! Ya ampun lo dari mana aja sih!" baru sampai tenda sudah di suguhi oleh teriakan nyaring Karin yang melihatnya dengan wajah khawatir.

"Sorry, tadi gue kesasar." jawab Alysaa.

"Udah gue bilang sama lo, jangan jauh-jauh dari gue jadinya kan ilang."

"Terus lo gimana bisa sampe sini?" tanya Lia satu lagi sahabatnya.

"Gue ketemu Alvin sama temen-temennya tadi di hutan."

"WHAT? Serius lo?" tanya Lia dengan wajah terkejut.

"Terus terus terus?"

"Niatnya mau langsung ke sini tapi hujan jadi kita neduh dulu."

"OMG, mantan ketemu mantan. Emang udah di takdirkan bersatu lagi jadi lo gak usah nolak takdir." ceramah Karin.

"Serah lo deh, gue mau tidur cape." Alyssa membaringkan tubuhnya yang langsung di tarik oleh Lia hingga terduduk kembali. Alyssa menggerutu kesal.

"Ada apa sih?"

"Malam ini malam terakhir kita disini."

"Terus?"

"Kita harus keluar dan merayakannya."

"Tapi gue ngantuk, kalian aja deh gue males."

"Semua orang wajib dan gak ada yang di tenda." Alyssa menghela nafas kasar.

🌱🌺🌺🌺🌺🌱

Alyssa menggerutu kesal, bibirnya terus berkomat kamit tak jelas. Pasalnya kedua sahabatnya itu lebih memilih meninggalkannya di bis 1 dan pindah ke bis 2 yang dimana bis 2 ada cowok-cowok populer seperti, Gio, Leon, Edgar, Ferdi dan Alvin.

Ia tak menyangka memiliki sahabat yang lebih pria yang belum tentu mau dengan mereka dibandingkan dengan sahabatnya sendiri. Alyssa memandang keluar jendela yang memperlihatkan hutan dengan pepohonan yang hijau dan lebat.

Tanpa di sadari seorang pria duduk di samping kursinya. Pria itu menutup wajahnya dengan masker dan topi, Ia kemudian merebahkan kepalanya di bahu Alyssa yang kemudian menegang kaget.

"Eh apaan nih, kok lo main nyender-nyender aja?" Alyssa melihat pria itu tak mau menjauhkan kepalannya semakin membuatnya emosi.

"Eh minggir gak, enak aja lo jadiin bahu gue bantal!"

"Bisa diem gak." Alyssa terkejut mendengar suara pria itu.

Alvin?

Pria itu membuka maskernya memperlihatkan ketampanannya lalu mendongak dan menatap Alyssa yang menatapnya bingung. Namun detik berikutnya Alvin mengambil lengan Alyssa lalu digenggamnya erat, menautkan jemari-jemari mereka. Alyssa yang bingung hanya bisa diam lagi-lagi tubuhnya bertentangan dengan pikirannya untuk menolak perlakuan pria itu.

Cup

Alvin mengecup mesra lengan Alyssa.

"Gue udah bilang gak akan ninggalin lo lagi dan gue juga gak akan ngelepasin lo lagi."

🌱🌺🌺🌺🌺🌱

"Jika hujan saja bisa pergi dan kembali sesuka hati kenapa aku tidak, namun bedanya kali ini aku tak akan pergi dan kembali sesuka hati. Aku akan menjadi tetesan air hujan yang akan mengalir kemanapun tujuannya, asalkan denganmu akan aku lakukan."

- Arsitaaa24 -

你也許也喜歡

Blood and Tears: Perebutan Immortality.

Terjadi pertengkaran besar antara Raja Arthur dengan Agatha, yang membuat istrinya itu pergi dari kerajaan Aqua, bersama dengan anak yang ada di dalam kandungannya. Tidak berselang lama ratusan ribu pasukan Shiners, mencoba menyerang Clan Aqua, dengan membabi buta seluruh penduduk di sana tanpa tersisa. Raja Arthur mencoba menghentikan penyerangan dengan segenap kekuatan yang ada. Namun, itu saja tidak bisa mengembalikan keadaan dan sebaliknya, Clan Shiners berhasil menduduki kerajaan Aqua secara keseluruhan. Raja Arthur dan beberapa Abdi setianya, berhasil melarikan diri menuju Bangsa Miracle, guna memulihkan kondisinya yang terluka parah, serta membangun kembali kekuatan. Sementara itu di Bumi, Alika Hester telah tumbuh menjadi remaja cantik, yang disukai oleh banyak pria. Usianya mulai menginjak delapan belas tahun, keberadaannya di Bumi, telah diketahui sejak lama oleh Bangsa Shiners, yang berasal dari planet Airraksa. Tempat yang berada jauh dari kawasan Bumi. Mereka berusaha membunuh Alika sejak usianya, menginjak tujuh belas tahun untuk mendapatkan Immortality, yang tertanam di tubuh Alika. Evander Fire adalah salah satu dari Clan Shiners, yang bertugas melenyapkan Alika. Namun, Blood berhasil menggagalkan setiap rencana tersebut. Blood adalah Ksatria yang dipercayakan Raja Arthur, untuk melindungi Alika serta Agatha dari kejaran Bangsa Shiners. Sebelum Immortality dikuasai Raja Orion, maka selama itu juga nyawa Alika akan terus dalam bahaya. Tepat di usia delapan belas tahun, Alika merasakan tubuhnya memiliki kekuatan besar yang, tidak dapat dirinya kendalikan. Immortality telah mencapai puncak kekuatannya, yang membuat Raja Orion dari Clan Shiners memerintahkan Evander untuk segera membunuh Alika, merebut Immortality dari keturunan Bangsa Aqua, seperti yang sudah mereka rencanakan sebelumnya. Perang antara Bangsa Aqua dan Shiners tidak lagi dapat terelakan. Alika tidak dapat mengendalikan kekuatan Immortality, kesempatan ini digunakan Raja Orion untuk merebut Immortality secara licik. Namun, usaha itu digagalkan oleh Evander yang tidak lain adalah orang kepercayaannya. Pada akhirnya, Evander pun terbunuh dan membuat Blood menjadi marah. Keduanya dikenal sebagai Zeus dan Venus, yang membuat Zeus (Blood) harus ikut terluka, saat merebut kembali Immortality dari tangan Raja Orion. Kemarahan Alika memuncak. Dia tidak bisa melihat lebih banyak lagi orang-orang yang dicintainya pergi. Kepedulian Alika yang besar berhasil mengaktifkan Immortality. Immortality telah memilih Alika sebagai Tuan-nya yang baru. Kekuatan yang dihasilkan sungguh luar biasa, sampai akhirnya Raja Orion terbunuh Bagaimana kisah selengkapnya?

Ariezs11 · 历史言情
分數不夠
315 Chs

The Story of Dusk -Indonesia-

Dia pergi ke tempat yang tidak seharusnya dia kunjungi. Dia mengambil jalan yang seharusnya tidak diambilnya. Dan… Dia mencintai seseorang yang seharusnya tidak dia cintai. ******** Dia dikirim kepadanya untuk mengambil informasi, tetapi nasibnya berubah ketika dia jatuh cinta padanya… ******* SNIPPET ******* "Luna." Dia berkata. Mata gadis itu begitu menawan sehingga Xiao Tianyao tidak bisa mengalihkan perhatian darinya, seolah-olah ada sesuatu yang merasuki jiwanya. "Cantik ..." Dia terus mengulangi kata yang sama dalam lamunannya. "... Semua orang istana dari Kerajaan Xinghe akan dihukum mati," seorang Kasim menambahkan beberapa informasi sebelum dia mengakhiri keputusan itu. Setelah itu, seorang prajurit melangkah maju dan hendak meraih tangan Luna dengan niat untuk menyeretnya pergi. Namun, secara mengejutkan Xiao Tianyao memegang tangannya sebelum dia bisa menyentuhnya. "Jauhi dia," Xiao Tianyao berkata dengan dingin. Dengan ekspresi bingung dia bertanya. “Tapi, Jenderal… keputusan itu mengatakan kita harus membunuhnya.” "Aku menginginkannya." Dia berkata dengan final. "Tapi, Pangeran Xiao Tianyao tindakanmu bertentangan dengan keputusan Kekaisaran..." balas sang kasim itu. Xiao Tianyao tidak mengatakan apa-apa lagi ketika dia membantu Luna untuk berdiri, mengabaikan semua mata yang bertanya-tanya saat dia membawanya pergi. Sikap Xiao Tianyao yang tak terduga membuat bingung semua orang yang hadir di sana. ************************ Update setiap Senin dan Selasa Pkl. 10.00 wib. ************************ ##Meet me on instragram : jikan_yo_tomare Disclaimer : cover picture is from pinterest.com Check out my other stories: **PURPLE DUSK TILL DAWN: dearest through the time –Indonesia- **Cinta sang Monster **MARRIED TO A STRANGER

jikanyotomare · 历史言情
分數不夠
165 Chs