webnovel

Surga Dunia

Awas aja lo kalo berani! batin Revan. Angel terbangun mendengar teriakan Revan.

" Kamu sudah bangun? Syukurlah!" kata Angel mendekati Revan, tapi dia takut untuk menyentuh tubuh suaminya itu. Revan menatapnya tajam, dengan cepat Angel mengalihkan pandangannya karena takut jika Revan akan kembali marah padanya. Revan melihat ketakutan Angel padanya. Angel lalu berniat untuk berjalan menjauh dari Revan.

" Pergilah tidur!" kata Revan. Angel menghentikan langkah kakinya.

" Aku akan memanggil Dom untuk memeriksamu!" kata Angel.

" Dom?" tanya Revan mengerutkan dahinya.

" Iy...iya! Dokter Dominic! Dokter yang mengobati kamu!" kata Angel sambil menunduk.

" Apa kalian sudah sangat akrab hingga kamu memanggilnya seperti itu?" tanya Revan lagi.

" Tidak...Bukan seperti itu! Dia bilang kalo dia merasa tidak nyaman jika aku memanggilnya dokter karena kalian adalah saudara sepupu dan aku...istrimu!" jelas Angel gugup.

" Dasar dokter mesum!" kata Revan kesal. Angel meremas-remas tangannya, dia takut jika Revan tiba-tiba marah akibat sikapnya kepada Dominic.

" Apa kamu akan terus berdiri disitu?" kata Revan kesal pada Angel.

" Eh?"

" Pergilah tidur!" kata Revan lagi.

" Kamu tidak...lapar?" tanya Angel.

" Aku bisa makan sendiri!" kata Revan.

" Tapi infus..." Angel tidak berani melanjutkan ucapannya.

" Ambilkan makan dan suapi aku!" kata Revan datar.

" Hah? Eh...Iya!" jawab Angel lalu mengambil makanan yang telah siap di meja. Angel membawa makanan itu mendekati Revan dan duduk di kursi dekat Revan, Angel menyuapi Revan dengan sabar.

" Apa kamu akan menyuapi daguku?' tanya Revan yang melihat Angel menyuapinya sambil menunduk.

" Maaf!" kata Angel lalu mengangkat kepalanya dan mulai menyuapi Revan.

" Apa aku menakutkan?" tanya Revan setelah beberapa lama.

" Ti...tidak!" jawab Angel gugup.

" Sudahlah, aku nggak mau makan! Aku kenyang!" kata Revan memejamkan matanya.

" Jika makanmu sedikit, kamu akan lama sembuhnya!" kata Angel khawatir.

" Kenapa aku harus sembuh kalo aku terlihat menakutkan!" kata Revan lagi sambil memejamkan kedua matanya.

" Maaf! Aku janji aku tidak akan seperti itu lagi!" kata Angel cepat. Revan membuka matanya dan melihat ke arah istrinya. Angel berusaha untuk membalas tatapan mata Revan. Revan melihat wajah Angel yang sayu dan lelah, ada lingkaran hitam disekitar matanya. Lalu Angel menyuapi Revan hingga makanan itu habis lalu meminumkannya obat.

Setelah 2 hari beristirahat, Revan sudah dinyatakan sembuh oleh Dominic yang pagi itu memeriksa kesehatan Revan.

" Jangan terlambat makan dan istirahat lagi!" kata Dominic.

" Ckkk! Pergilah!" kata Revan.

" Jangan bekerja terlalu keras! Lo masih muda! Belum punya anak! Buat istri lo seneng napa!" tutur Dom.

" Lo..."

" Lihat suamimu! Benar-benar tidak tahu berterima kasih!" kata Dominic kesal.

" Sudah! Pergi jauh-jauh!" kata Revan lagi dengan tegas.

" Trima kasih, Dom... Dok!" kata Angel yang mendapat tatapan mematikan dari Revan.

" Jika kita bertemu di luar, panggil aku Dom!" kata Dominic sambil berlari keluar sebelum terkena tatapan mematikan Revan.

" Lo..." Revan menatap sepupunya itu dengan kesal, Angel hanya tertawa di dalam hati. Apakah dia cemburu? Ah, mana mungkin! batin Angel.

" Apa kamu mau sesuatu?" tanya Angel.

" Aku akan mandi dan ke kantor!" kata Revan. Angel menganggukkan kepalanya dan mengambil pakaian kerja Revan saat suaminya itu mandi. Tidak berapa lama kemudian, Revan keluar dengan memakai bathrobe dan melihat pakaiannya telah siap di atas ranjang.

Angel turun ke bawah untuk menata meja makan dan menyiapkan sarapan suaminya. Setelah memakai pakaiannya, Revan turun dari lantai atas dan menuju meja makan, dia melihat Angel yang sedang menuangkan juz ke dalam gelas.

" Apa kamu mau roti lapis ato sandwich?" tanya Angel.

" Roti lapis!" jawab Revan datar. Angel meletakkan roti lapis yang diolesinya dengan selai nanas kesukaan suaminya itu ke piring yang ada di depan Revan. Revan sesekali melirik ke wajah istrinya yang duduk di sampingnya dan sedang mengunyah roti. Cantik! batin Revan. Berapa usianya? 20? 22? Tanya Revan dalam hati. Kenapa aku nggak tahu sama sekali tentang dia? Atau aku lupa? batin Revan lagi. Revan menikmati sarapannya sambil melihat IPadnya.

" Van!" panggil Angel.

" Aku lebih tua darimu!" kata Revan protes.

" Maaf!" kata Angel.

" Sudahlah! Apa yang akan kamu katakan?" tanya Revan.

" Aku meminta ijin untuk pergi ke rumah mama Tata!" kata Angel gugup.

" Untuk apa?" tanya Revan mengerutkan dahinya.

" Mama ingin mengajakku pergi belanja!" kata Angel.

" Pergilah!" jawab Revan.

Angel diajak Tata berbelanja pakaian seharian dan saat siang mampir ke resto langganan mereka lalu pulang saat menjelang malam. Dia sangat senang karena bisa dekat dengan ibu mertuanya itu dan tidak lupa Angel bertanya banyak hal tentang Revan.

Angel melepas seluruh pakaiannya dan berendam dengan air hangat dan aroma therapi kesukaannya. Lalu Angel mengeringkan tubuhnya dan memakai handuk menuju ke meja wastafel.

" Dimana hair dryernya?" tanya Angel ambigu, saat membuka laci meja dan tidak menemukan apa yang dicarainya disana.

" Ah! Dasar pelupa! Kemarin kan gue taruh di meja rias!" kata Angel memukul kepalanya. Dengan santainya Angel berjalan keluar kamar mandi untuk mengambil hair dryer dengan masih memakai handuk karena dia pikir Revan belum pulang.

Angel tidak menyadari jika ada Revan sedang membuka pakaiannya sambil duduk di sofa. Wina membuka laci meja rias sambil membungkuk hingga memperlihatkan sedikit bokongnya akibat handuk yang dipakainya terlalu pendek. Glekkk! Revan menelan kasar salivanya, miliknya perlahan bergerak. Rambut basah Angel membuat kesan semakin seksi pada istrinya itu.

" Astaga! Kamu membuatku kaget, Mas!" kata Angel.

" Mas?" ucap Revan membeo.

" Iya! Aku memutuskan akan memanggilmu Mas!" jawab Angel yang belum menyadari jika dirinya sedang memakai handuk yang super mini.

" Itu terdengar bagus!" jawab Revan.

" Apa kamu baru saja pulang?" tanya Angel, dia senang dengan perubahan yang terjadi pada suaminya.

" Iya! Banyak sekali pekerjaan di kantor!" kata Revan memegang tengkuknya.

" Apa mau aku pijat?" tanya Angel memberanikan diri, karena melihat perubahan dari sikap Revan yang tidak lagi dingin padanya.

" Kamu bisa?" tanya Revan tanpa mengalihkan tatapannya pada tubuh istrinya yang telah menghipnotisnya.

" Apa kamu lupa aku pernah memijatmu dulu saat kita di apartemenmu?" tanya Angel sedih.

" Aku lupa! Lakukanlah!" kata Revan memejamkan kedua matanya. Walau merasa sedih, Angel dengan senang hati berjalan mendekati Revan dan masih dalam keadaan memakai handuk. Angel memijit pundak Revan dengan posisi berdiri dibelakang sofa.

Enak juga pijitannya! batin Revan setelah beberapa saat.

" Apa terlalu keras?" tanya Angel. Revan menggelengkan kepalanya, membuat Angel tersenyum. Sudah 15 menit Angel memijat hingga membuat Revan akhirnya tertidur. Angel melepaskan pijitannya setelah mendengar dengkuran halus dari bibir suaminya. Angel berjalan pelan menuju kamar mandi.

" Astaga? Apa aku memakai handuk ini di depannya?" tanya Angel membeo setelah di depan westafel. Lalu dia mengeringkan rambutnya dan masuk ke dalam walk in closet untuk memakai pakaian tidur. Angel meraih sebuah celana dalam dan membuka handuknya, tiba-tiba Revan berdiri di pintu walk in closet karena hendak mengambil pakaian. Dia tertegun ditempatnya dan melihat bokong seksi Angel di depannya. Angel yang membungkukkan tubuhnya terkejut melihat bayangan orang dari kaca yang terdapat didepannya, entah kenapa keberanian Angel seketika muncul. Angel pura-pura tidak melihat Revan, dengan cueknya dia memilih-milih celana dalam lagi setelah yang diambilnya tadi tidak jadi di pakainya.

下一章