webnovel

Mengirimnya Keluar Negeri­

編輯: Wave Literature

Setelah beberapa saat, akhirnya Bai Yan membuat keputusan. Dia memberi isyarat pada Tang Caiqi dan Xiao Xiao untuk pergi keluar. Kedua gadis itu saling memandang satu sama lain untuk beberapa saat hingga akhirnya berjalan keluar kamar meninggalkan dirinya dan Fang Miaoling.

Entah mengapa, berada sendirian di dalam kamar berdua dengan Bai Yan membuat Fang Miaoling merasa sangat gugup dan risau. Dia semakin tidak berani untuk menatap mata pria yang ada di hadapannya itu.

Sedangkan ekspresi wajah Bai Yan tidak berubah sama sekali. Dia tetap menatap lurus ke arah gadis itu, mengawasi gerak geriknya tanpa melepaskan pandangannya walau sedetik saja.

"Kemasi barang-barangmu sekarang. Aku akan mengantarmu pulang ke rumah untuk beristirahat selama 2 hari. Setelah itu, aku akan mengatur agar kamu dapat belajar keluar negeri," ucap Bai Yan dengan datar.

Menurut Bai Yan, mengirim Fang Miaoling keluar negeri adalah satu-satunya jalan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan di antara Ji Xiaonian dan adik angkatnya itu. Jika tidak, kemungkinan besar beberapa hari lagi, kedua gadis itu akan saling memukul dan bertengkar lagi satu sama lain. Jika hal itu terjadi, dia sungguh-sungguh tidak tahu lagi bagaimana dia dapat mempertanggungjawabkannya di hadapan almarhum ayah Fang Miaoling.

Belum lagi, bagaimana Bai Yan dapat berurusan dengan Ji Xiaonian. Tentu saja dia harus segera menyelesaikan masalahnya ini dengan baik. Jika tidak, Ji Chen pasti akan membuat perhitungan dengannya.

"Apa?!" tanya Fang Miaoling menanggapi ucapan Bai Yan barusan. Dia sama sekali tidak ingin pergi untuk belajar keluar negeri. Dia pun segera mendongak dan menatap mata kakak angkatnya dengan heran. "Ke… Kenapa tiba-tiba mau mengirimku ke luar negeri? Aku sama sekali tidak ingin keluar negeri, Kak."

Mengapa dia tiba-tiba ingin mengirimku ke luar negeri? Jelas-jelas aku baru saja dipukuli orang seperti ini. Jika ada orang yang harus dikirim keluar negeri, orang itu seharusnya adalah Ji Xiaonian, bukannya aku, batin Fang Miaoling dengan kesal.

Fang Miaoling tahu jelas bahwa keinginan Bai Yan untuk mengirimnya keluar negeri bukan semata-mata untuk kebaikannya. Melainkan lebih kepada membela dan melindungi Ji Xiaonian. Dia benar-benar tidak paham saat ini. Bukankah Bai Yan sudah menganggapku sebagai adikku sendiri? Lantas mengapa dia selalu bersikap lebih baik terhadap Ji Xiaonian dibandingkan dengan aku? Gumamnya dalam hati.

"Mengingat nilai-nilaimu yang bagus dan kemampuan belajarmu, belajar keluar negeri adalah pengalaman yang sangat baik bagimu. Selain itu, berapa banyak siswa yang ingin mendapatkan kesempatan seperti ini? Apakah kamu tidak ingin meningkatkan kemampuanmu lagi?" ujar Bai Yan dengan tetap datar.

Bagaimanapun juga, Bai Yan sudah membuat keputusan yang bulat mengenai hal ini. Dan keputusannya tersebut tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun. Dia lalu segera berbalik dan memerintahkan sekretarisnya untuk mengurus paspor dan segala hal yang dibutuhkan Fang Miaoling untuk pindah ke luar negeri.

"A… Aku." Kata-kata Fang Miaoling terhenti begitu saja. Dia tidak dapat berkata-kata saat ini. Mendengar Bai Yan mengatakan bahwa hal itu adalah untuk kebaikannya, dia tidak memiliki pilihan lain selain diam dan mengikuti keinginan kakak angkatnya itu.

Memang Fang Miaoling tahu jelas bahwa belajar ke luar negeri adalah kesempatan yang diperebutkan oleh sebagian besar orang. Akan tetapi, bagaimanapun juga, hatinya tidak rela meninggalkan keluarga yang baru saja dia miliki. Dia belum sempat menikmati kehidupan barunya dengan keluarga barunya yang kaya raya itu. 

Namun di satu sisi, Fang Miaoling tahu jelas bahwa dia sebaiknya menuruti keinginan kakak angkatnya itu. Sangat jelas terlihat bahwa keputusan Bai Yan telah bulat. Jika dia masih ingin menjadi adik angkatnya, tentu saja dia harus menuruti keinginannya untuk pergi keluar negeri.

Beberapa tahun belakangan ini, Fang Miaoling selalu bersekolah sambil bekerja. Hal itu dilakukannya agar dia tidak sampai jatuh miskin dan memiliki kehidupan yang menyedihkan. Jadi bagaimana mungkin dia dapat melepaskan pria yang ada di hadapannya itu. Hal ini membuatnya sadar betul bahwa satu-satunya yang dapat dia lakukan adalah membiarkan Bai Yan mengirimnya ke luar negeri.

Setelah terdiam beberapa saat, Fang Miaoling akhirnya menganggukkan kepalanya tanda setuju akan keputusan Bai Yan itu. "Baiklah. Aku menurut saja pada keinginan kakak," jawabnya dengan tidak bersemangat.

Mendengar hal itu, Bai Yan berdiri dan menatap Fang Miaoling, lalu berkata, "Tidak usah takut. Sesampainya di Amerika nanti, aku akan mengatur orang untuk menjemputmu. Semuanya akan aku mempersiapkannya sebaik mungkin untukmu sehingga kamu tidak perlu khawatir akan hal lainnya, kamu hanya cukup belajar saja dengan tekun di sana."

Fang Miaoling sendiri mau tidak mau hanya dapat menganggukkan kepala mendengar perkataan Bai Yan. Dia menatap ke lantai dengan lemas.

"Kalau begitu kamu siap-siap sekarang. Kemasi barang-barangmu. Aku akan mengurus prosedur kepindahanmu terlebih dahulu," tutur Bai Yan, lalu pergi keluar dari kamar Fang Miaoling.

Sesampainya di luar kamar, Bai Yan segera menghubungi sekretarisnya agar dia segera mengurus paspor milik Fang Miaoling. Dan karena dirinya sendiri merupakan salah satu pengajar di Universitas Ning Da, dia sangat familiar dengan segala prosedur pemindahan murid ke sekolah lain. Hal itu sangat mudah baginya. Tidak lama kemudian, dia telah memegang beberapa formulir pernyataan pindah sekolah di tangannya dan pergi kembali menuju ke asrama adik angkatnya.

Ketika Fang Miaoling akan pergi, siapa pun juga tidak menduga bahwa gadis itu akan pindah dari kampus ini. Kecuali Ji Xiaonian, semua teman-teman sekamarnya sibuk memeluknya sambil menangis tersedu-sedu.

Di sisi lain, Bai Yan tengah menunggu Fang Miaoling di lantai bawah. Penantian ini sama sekali bukan masalah besar baginya. Sampai akhirnya, beberapa siswa mulai berdatangan, satu per satu mereka terlihat datang dan mengerumuninya. Baik mengajaknya berfoto bersama atau hanya sekedar mengagumi ketampanannya.

Saat ini hari sudah siang, Ji Xiaonian yang sudah dibebaskan dari hukumannya, segera berjalan menuju ke arah kantin untuk makan hingga kenyang. Tepat ketika dia berjalan menuju ke asramanya untuk tidur siang, dilihatnya beberapa orang tengah berkerumun di lantai bawah asramanya.

Dengan penasaran Ji Xiaonian berjalan mendekat, dia berusaha untuk mengetahui sebenarnya apa yang sedang terjadi di tempat itu. Begitu mendapati Bai Yan berdiri di sana dikelilingi oleh beberapa siswa, dia merasa jadi lebih bingung. Kalau tidak salah ingat, pria itu tidak ada jadwal mengajar di Universitas Ning Da hari ini sehingga dia kebingungan melihat keberadaannya di sini.

Jangan-jangan dia ada disini karena tahu aku baru saja memukul Fang Miaoling? Makanya dia sampai berada disini untuk memberiku pelajaran atas apa yang kuperbuat pada adiknya itu? Gumam Ji Xiaonian dalam hati karena cemas.

Ji Xiaonian yakin bahwa keberadaan Bai Yan di sini pasti karena khawatir akan Fang Miaoling. Terpikirkan akan hal ini, hatinya terasa perih dan gusar.

Tepat ketika Ji Xiaonian hendak membalikkan badan dan pergi dari sana, dilihatnya kedua orang teman sekamarnya sibuk membawa tas besar dan tas kecil di tangan mereka. Keduanya tampak menemani Fang Miaoling mendorong sebuah koper keluar dari pintu asrama mereka.

Melihat hal itu membuat Ji Xiaonian semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Kini dia ikut berada di tengah-tengah kerumunan melihat keramaian yang ada. Telinganya mendengar para siswa di sekitarnya sibuk berkomentar tanpa henti.

"Hei, aku dengar, Profesor Bai mengangkat gadis itu menjadi adiknya, ya? Aneh sekali. Mengapa Profesor Bai mau mengangkatnya jadi adik? Memang apa yang spesial dari gadis itu?" Terdengar suara seorang gadis berkata pada temannya.

"Iya juga. Bahkan aku mendengar profesor Bai bersikap sangat baik pada gadis itu. Tidak hanya itu, bahkan Profesor Bai membantunya untuk pindah ke kampus lain. Dengar-dengar dia akan dikirim ke Amerika untuk belajar di sana. Aduh, aku sangat iri dengan gadis itu! Bagaimana mungkin nasibnya bisa seberuntung itu!" sahut gadis lain.

"Tahu tidak, aku juga mendengar bahwa gadis itu dipukul oleh seseorang hari ini. Dan diperkirakan Profesor Bai memindahkannya ke luar negeri karena khawatir pada adik angkatnya itu," imbuh gadis lainnya.

"Ya Tuhan! Siapa yang sebegitunya sudah bosan hidup sampai berani memukul adik Profesor Bai?" ucap gadis berkacamata sambil terlihat terkejut dan meletakkan tangannya menutupi mulutnya tanda tidak percaya.

Suara bisik-bisik itu masih terus berlanjut. Ji Xiaonian yang berada di tengah-tengah kerumunan itu berpura-pura tidak tahu menahu mengenai hal tersebut. Tidak lama kemudian, Bai Yan terlihat membantu membawa koper Fang Miaoling dan memasukkannya ke dalam mobil. Setelah itu, keduanya segera masuk ke dalam mobil dan melaju pesat meninggalkan tempat itu.

Bersamaan dengan kepergian mereka, kerumunan orang satu per satu terlihat bubar meninggalkan tempat itu. Hanya tersisa Ji Xiaonian seorang yang masih mematung di tempatnya berdiri tadi.

Bai Yan mengirim Fang Miaoling keluar negeri? Apa yang sebenarnya terjadi? Apa benar seperti yang orang-orang katakan agar menjauhkan gadis itu dari orang yang menganggunya? Batin Ji Xiaonian terheran-heran.

Lagi pula asalkan mulut Fang Miaoling sedikit saja memiliki sopan santun, orang lain juga pasti tidak ingin memukulnya. Sayang sekali mulut gadis itu terlalu kotor sehingga perlu merasakan sedikit tamparan agar dia tersadar.

Walaupun Ji Xiaonian tidak menyukai Fang Miaoling yang terus-terusan mencari gara-gara dengannya, namun mendengar gadis itu akan pergi seperti ini, entah kenapa ada sebuah perasaan kehilangan muncul di dalam hatinya. Sebuah perasaan tidak rela muncul memenuhi hatinya.

Ah sudahlah! Lagi pula Bai Yan mengirimnya ke luar negeri juga untuk kebaikan gadis itu. Beberapa tahun kemudian, dia pasti akan kembali dan bersinar dengan indahnya. Jadi, Ji Xiaonian, kamu harus belajar dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang baik agar tidak dipandang rendah orang! Batin Ji Xiaonian menyemangati dirinya sendiri.

Tepat ketika Ji Xiaonian hendak kembali ke asrama untuk beristirahat, tiba-tiba tangannya ditahan oleh seseorang. Ketika dia menoleh, dilihatnya Yu Shengjie berdiri di sana sambil menggenggam tangannya. 

"Ada apa?" tanya Ji Xiaonian dengan wajah cemberut.

Yu Shengjie menatap Ji Xiaonian dengan cemas, lalu bertanya, "Aku dengar kamu dihukum? Aku baru saja dari sana untuk mencarimu. Tapi kamu sudah tidak ada di sana. Sebenarnya apa yang telah terjadi?"

Ji Xiaonian melepaskan tangannya dari genggaman Yu Shengjie dan berkata, "Aduh, tidak apa-apa. Tadi aku memukul seseorang dan apesnya terlihat oleh dosen pengawas. Tapi kakakku sudah membantuku untuk menyelesaikannya. Jadi sekarang sudah tidak ada masalah lagi." 

Walaupun telah mendengarkan penjelasan Ji Xiaonian, namun Yu Shengjie masih saja tidak dapat menghilangkan rasa cemas di hatinya. Matanya menatap gadis itu dari ujung rambut sampai ujung kaki, meneliti apakah ada yang terluka dari tubuhnya.

"Kamu tidak terluka kan?" tanya Yu Shengjie untuk memastikan.

Ji Xiaonian lagi-lagi tersenyum ringan sambil berkata, "Tidak ada. Oh iya, apa ketika kamu ke ruangan dosen, kamu mengetahui bagaimana keputusan sekolah mengenai masalah Lu Yifei?"

下一章