webnovel

5

Firman masuk ke dalam rumah, istrinya itu sepertinya sudah tidur. Firman tadi singgah ke tempat Alif, pria itu masih bingung bagaimana mau bertanya pada Naya mengenai kejadian yang dilihatnya siang tadi.

Pria itu langsung kekamarnya, membersihkan dirinya kemudian ikut bergabung bersama istrinya dalam selimut. Naya terlihat tidak tenang dalam tidurnya gadis itu bergerak kesana kemari. Firman kemudian mengeratkan pelukannya pada istrinya itu, mencium kening istrinya yang berkerut-kerut. Firman kemudian ikut terlelap bersama istrinya itu.

Paginya Naya bangun karena sudah memasuki subuh, gadis itu melepaskan diri dari pelukan suaminya.

"Mas, mas sudah subuh". Naya membangunkan suaminya itu karena tidak biasanya suaminya itu terlambat bangun.

"Mmmmm". Firman terlihat bangun dengan rasa-rasa .alas. Pria itu mendaratkan kecupan pada bibir istrinya. Naya menggerutu pelan, kemudian suami istri tersebut bergantian menggunakan kamar mandi. Usai shalat subuh Naya turun ke dapur untuk membuat sarapan, gadis itu hanya membuat omelette. Firman sedang bermalas-malasan, pria itu sengaja meliburkan diri hari ini.

"Wangi banget, masak apasih". Firman memeluk Naya dari belakang, pria itu cekikikan merasakan Naya Menyikut perutnya.

"Dasar gombal, biasa saja tidak wangi-wangi amat". Naya memutar matanya dengan tingkah suaminya yang mulai berlebihan ini.

"Kan yang wangi istri mas, siapa bilang masakan kamu yang wangi? ". Firman menaikan sebelah alisnya. Naya kembali memutar matanya. Gadis itu menghidangkan omelet tersebut di atas meja.

" Makin cantik saja istri mas, kalau matanya masih diputar mas tidak segan-segan menarik kamu ke ranjang mas, biar mas lihat masih mampu tidak mata kamu berputar jika sudah mas buat keenakan". Naya yang mendengar omongan suaminya bertambah kesal, gadis itu menginjak kaki suaminya dengan sangat kuat. Firman berteriak kesakitan.

Naya makan dalam diam, gadis itu tidak menoleh pada Firman yang masih meringis. Lebay cibir Naya dalam hati. Firman kemudian menatap istrinya itu sangat lama, pagi ini dia memang semangat sekali menggoda istrinya itu. Naya akan beranjak setelah menyelesaikan sarapannya, firman langsung bersuara.

"Sayang, duduk dulu mas mau ngomongin sesuatu". Naya kembali terduduk, walaupun masih sedikit kesal.

"Ceritain pada mas kejadian yang menimpa kamu kemarin, semuanya jangan sampai terlewat". Naya menghela napasnya, kemudian menceritakan semuanya. Gadis itu bahkan menceritakan ciumannya yang direnggut oleh mantannya kemarin.

Firman manggut-manggut, sedikit cemburu juga dasar laki-laki brengsek sekarang sudah datang lagi pada Naya, mengganggu hidup Naya. Naya lebih lega setelah cerita pada Firman.

Firman menarik istrinya itu ke dalam pelukannya, merapikan rambut istrinya. Kemudian memberikan ciuman pada bibir merah istrinya itu. Naya memejamkan matanya menikmati ciuman suaminya itu. Beberapa saat kemudian, Firman melepaskan ciumannya kemudian mengelap bibir basah istrinya itu.

"Sayang, kita honeymoon ya mumpung penelitian mas sudah selesai". Firman memainkan rambut istrinya.

" Mas bilang mas banyak penelitian, kok cepat selesai?". Naya heran dengan suaminya ini.

"Itukan cuma alasan sayang, kan mas tidak enak langsung mengiyakan. Mas maunya honeymoon itu sama-sama keinginan kita berdua".

Firman mulai menggigit-gigit gemas bahu istrinya itu.

" Aku tidak bisa mas, butik bagaimana?". Naya memikirkan Diah yang akan kewalahan tanpa dirinya.

" Itu jadi urusan mas, kamu cuma perlu mengatakan iya atau tidak". Firman, sudah mempersiapkan asisten untuk membantu butik istrinya itu. Firman butuh honeymoon untuk meluluhkan istrinya itu, apalagi sekarang puasa sudah tidak mampan untuk mengendalikan dirinya. Ini sebagian adalah kesalahan Naya yang berpakaian terbuka dalam rumahnya, untung tidak ada orang lain yang berkeliaran dalam kediaman mereka. Firman, tidak Sudi berbagi pemandangan indah istrinya itu dengan orang lain.

Naya tersenyum, gadis itu mengeratkan pelukannya pada suau. Firman senang dengan respon istrinya itu, sudah lebih berani untuk bersentuhan dengannya.

Firman menggendong istrinya itu, naik ke kamar mereka.

" Sayang kamu packing keperluan-keperluan kamu, mas juga mau packing". Naya mengangguk setuju.

Fi

下一章