Jatuh cinta itu sama seperti bernapas.
Terlalu mudah.
Sampai - sampai kehadirannya,
tidak ada yang menyadarinya.
•••
-Bahar PoV
Nama ku Bahar. Bahar Keano Altezza. Lahir di Cirebon. Aku anak pertama dari 2 bersaudara. Adik ku bernama Dyra Zea Fortuna. Sekarang dia kelas 1 di SMP NEGRI Kota Cirebon. Sedangkan ayah ku bernama Keano bekerja sebagai pelaut dan mengajar di sekolah pelayaran yang ada di Cirebon. Suka dukanya punya orang tua yang kerja nya di luar salah satunya adalah jarang bertemu . yah walaupun hidup kelurga ku disini selalu tercukupi. Tapi tetap saja merasa ada yang kurang ketika tak ada ayah dirumah. Sedangkan Ibu sekarang hanya menjadi ibu rumah tangga.
Aku sekolah di SMA Negri yang ada di kota Cirebon. Aku mengambil jurusan IPA. Karena cita cita ku ingin jadi professor atau ilmuan gitu loh. Wkwk. Jarak rumah ku ke sekolah cukup dekat , jadi aku putusin untuk naik sepeda saja. Entah kenapa aku suka aja naik sepeda di banding motor walaupun sebenernya akupun bisa bawa motor.
Rumah ku di daerah Brigjen Darsono . Dengan rumah yang lebarnya 12 meter yang di sampingnya ada garasi tempat mobil. Halaman rumah seluas 6 meter yang sudah di tanami tumbuhan hijau di dalam pot memberi kesan sejuk.
Sekarang aku lagi ada di teras depan rumah . Dengan jari yang masih saja memetik senar gitar berada dipangkuan. Gitar itu mengeluarkan sebuah nada yang indah. Pandangan ku lurus menatap langit senja yang menghiasi kota cirebon. Aku tersenyum membayangkan wanita yang selama seminggu ini berhasil memikat hatiku.
Apakah ini yang di namakan cinta pandangan pertama?
Hatiku berkata ingin katakan cinta Namun aku malu untuk mengawalinya Jantungku berdebar saat kau menatapku Jadi salah tingkah bicara sama kamu Bibirku terbungkam melihat senyummu Aku tak kuasa saat di depanmu
Gue bersenandung menyanyikan sebuah lagu d'bagindas dengan di iringi musik gitar. Namun tiba tiba ada mengganggu suasana hatiku.
"DORR" Dia menepuk pundak ku lalu di akhiri dengan tertawa.
"Adik syalan lo. Ganggu suasana hati gue aja lo" Aku berdecis kesal padanya.
"Lagian kak Bahar dari tadi Dyra perhatiin senyum senyum sendiri aja. Dyra fikir kaka udah gila AHAHA"
"Yang gila itu lo. Ketawa enggak jelas"
Sumpah mood ku seketika jadi ancur gara gara Dyra. Enggak tau apa kakaknya yang paling ganteng ini lagi jatuh cinta. Cih!
"Sembarang aja kalau ngomong. Lagian kak bahar nyanyinya menghayati banget kaya orang lagi jatuh cinta aja" Ucap Dyra dengan cemilan yang ada di tangannya.
"Emang" eh, tuh kan kecoplasan.
"AHAHAHA. IBU AYAH KA BAHAR LAGI JATUH CINT-
Dyra belom selesai ngomong aku udah membekap mulutnya terlebih dulu. Emang dasar yah cewek enggak bisa jaga rahasia.
"Ada apa sih ribut ribut" Kata Ibu.
Ibu terkejut saat melihat Dyra yang mulutnya sedang ku bekap.
"Ya ampun! Kakak, adek nya di apain itu? Lepasin. Kasian adek mu"
Ku jejerkan gigi putih kearah Ibu.
Namun tiba tiba
"Awss" Aku mengelus tangan yang habis di cubit sama Dyra.
"DYRAAA" Aku teriak saat Dyra berlari pergi meninggalkan aku yang kesakitan.
Ibu hanya mengegelengkan kepala saja melihat aku dan Dyra yang selalu seperti ini.
Ngomong ngomong soal tadi aku suka main gitar emang benar sih. Aku kalau lagi bete pasti melampiaskan dengan musik. aku bisa main gitar sejak SMP. Bagiku Musik adalah sebagian dari hidupku , bahkan sudah menyatu dan tak mungkin dapat dipisahkan. Ibarat memasak tanpa garam pasti rasanya pun hambar.
Aku punya sahabat namanya Miko. Dia sama seperti ku suka bermain gitar maupun music. Bahkan aku belajar gitarpun dari dia. Miko teman sebangku gue di IPA1. Sifatnya sedikit pendiam tapi asik kalau di ajak ngobrol.
Beda sekali sama aku, Yang sifatnya jail dan pecicilan. Tapi walaupun aku begitu, aku bukan tipe orang yang bisa membagi apa yang aku rasain ke sahabat ataupun orang lain. Karena menurut ku enggak penting juga sih. Toh mereka enggak tanyakan apa yang aku rasain?
Seketika aku keingatan dengan ucapan Miko saat baru masuk kekelas IPA1.
"Har. Coba lo liat cewek yang disebelah bella" Miko memberi kode dengan sorotan mata.
Saat aku nengok ke arahnya. Dia seperti salting gitu deh wajahnya.
"Dari tadi tuh cewek perhatiin lo aja" Katanya lagi.
"Mungkin gue ganteng kali. AHAHA" ucap aku dengan begitu pede.
"Iya lo ganteng. Kalo di sandingin sama monkey AHAHA"
Cewek yang Miko maksud adalah Rindy. Gadis yang waktu itu bersamaku seharian di dalam perpustakaan. Sekaligus dia sahabat dari Dea.
Iya Dea, tetanggaku .
Aku tahu namanya waktu ku ajak dia kenalan di kantin saat dia lagi makan bersama Dea dan teman satunya lagi. Gadis sederhana yang sepertinya suka sekali diam kalau di kelas. Berbeda dengan gadis yang lain kalau di kelas lebih suka mengobrol. Oh ya satu lagi , dia gadis yang jutek.
Seminggu setelah aku bersamanya saat itu di perpustakaan. pertama kalinya aku mengobrol dengan gadis itu. Dan semenjak itu juga sikap juteknya ilang terhadapku, dia mudah sekali senyum. Saat itu jam KBM sedang kosong. Di kelas pun hanya ada beberapa orang. Ada juga yang duduk di teras depan kelas.
Aku menghampiri Rindy yang sedang duduk di bangkunya.
"Rin. Nanti pulang sekolah lo piket kelas yah?"
"Iya nanti piket kok" Dia tersenyum .
"Eh, gue udah punya nomor Handphone anak IPA1. Cuman lo aja yang gue belom punya. Boleh gue minta nomor lo?"
Dia mengangguk dan memberikan selembar kertas yang ia sobek untuk mencatat sebelas digit nomor handphone miliknya.
Saat itu kartu perdana 'TRI' hanya ada sebelas digit nomor .
"Oke thanks yah" Kataku.
Mungkin itulah awal aku dekat sama Rindy. Sebenarnya aku deketin Rindy itu bukan karena aku modus atau suka sama Rindy. Tapi karena aku tahu bahwa Rindy adalah teman Restu.
Iya gadis yang aku sukain adalah Restu. Anak IPS1. Mungkin gue bisa tanya banyak tentang Restu lewat Rindy. Gue enggak salahkan?
Setelah pulang sekolah aku langsung telfon Rindy sekedar memberi tahu padanya bahwa ini adalah nomor ku. Enggak mungkin kan tiba tiba telfon dia nanya soal Restu sama Rindy? Oke mungkin aku akan basa basi terlebih dulu.
"Hallo?"
Eh. Ternyata dia udah jawab telfon. Cepat amat dia jawabnya haha.
"Rin, Ini gue Bahar" Kataku.
"Oh iya har. Ada apa yah?"
"Lo lagi sibuk enggak?"
eh si anjir, kenapa aku malah nanya ini ke dia? Nanti kalau dia baper gimana? Okelah bodoamat.
"Enggak kok. Kenapa emang?"
Nadanya terlihat seperti orang heran si Rindy haha.
"Gue mau ngobrol aja sama lo. Tapi lewat sms aja yah? Nanti kalau lewat telfon pulsa gue habis"
Wkwk. Iyalah habis. Nanti aku bangkrut atuh.
"Kalau gitu gue matiin yah telfonnya. Assalamualaikum" Lanjutku.
"O-key walaikumsalam"
Ku matikan telfonnya. Lalu berlanjut sms Rindy. Tapi aku bingung harus mulai dari mana sms dia. Kalau aku sms 'Hai' kayanya enggak banget. Terus kalau aku udah sms dia apa coba yang mau di bahas? Duh kok aku jadi kaya orang bego gini yah -,-
TRING
Eh, bangsul dia udah sms.
**Rindy**
Har ? 14.16
14.17 Iya?
Tadi katanya mau smsan? Jadi gk? 14.17
Eh buset tuh anak cepat amat balasnya. Wkwk
14.18 Hehe , iya Rin jadi.
Emang tadi mau ngomong apa? 14.19
14.20 Cuman mau tanya lo udah makan?
Lah kok aku malah jawab gini sih. Astaga!
Udah kok. Lo sih? 14.20
Lah kok jadi ngobrol gini sih? Padahal aku sms dia mau tanya tentang restu wkwk.
14.22 Udah juga hehe.
Udahlah. Dari pada dia nanti baper . langsung ajalah ke topik aja nanya
14.22 Rin? Gue mau tanya
Tanya apa? 14.25
Tumben balasnya lama. Biasanya cepet.
14.26 Lo kenal restu enggak?
Kenal . emang kenapa? Lo suka yah sama restu? Wqwq 14.27
Tuh kan ketahuan . !
14.29 Hehe enggak kok cuman tanya aja.
Ahaha udah jujur aja sama gue mah. Jangan bohong :p 14.30
Lah kenapa jadi gini sih?
14.30 Hehe. Tapi jangan bilang sama siapa \-siapa yah?
Lah? Lo seriusan suka sama restu? Gue tadi cuman bercanda padahal. Terus bellanya gimana ? :D ahaha 14.32
Lah? Si bangsul kenapa bawa bawa bella sih? -,-
14.33 Bella kan udah suka sama cowok lain wqwq
Duh bahar!! Kok lo malah jadi curhat gini sih!! Kan ketahuan kalau lo pernah suka sama dia. Hadeuhh! Bego kok di pelihara sih har.
Lo kok jadi curhat? Wqwq jadi ceritanya lo cemburu gitu yah ? 14.34
Syalan emang si Rindy mah. Bodoamat ah, smsnya kagak aku jawab. Pokoknya ngambeklah.
Tak selang dari saat aku ngambek , mataku melotot melihat isi sms dari dia.
Gue tadi cuman bercanda.. Kalau lo beneran suka sama restu yah tinggal ungkapin ajalah. Gitu aja kok repot kok. 14.35
Justru itu .
Gue ragu ungkapinnya. Pokoknya nanti besok
14.36 di kelas gue ceritain deh sama lo.
Okey. Gue tunggu lo cerita yah besok 14.38
14.40 Iya.
Ternyata yah kalau di fikir fikir Rindy enggak se jutek yang aku fikir. Dia ternyata orangnya asik juga . udah gitu enak buat tempat cerita . Yah lo tahu sendiri kan? Di awal aku bilang kalau aku bukan tipe orang yang gampang berbagi cerita atau masalah kepada orang lain? Tapi entah kenapa kalau sama Rindy aku enjoy aja gitu ceritain semuanya sama dia. Padahal kan aku sama Rindy baru deket. Ahaha ternyata benar yah kata orang, kalau cinta bisa membuat urat malu lu putus -,-