webnovel

BAB 9

Setelah kepergian Naruto, Ino membawa Hinata masuk ke dalam, mengajaknya menikmati penganan manis yang dibuatnya tadi pagi.

"Ino, bagaimana laki-laki tadi?" Ino tengah meletakkan sepotong keik di atas piringan kecil, lalu membawanya ke depan Hinata, juga secangkir teh hijau yang mengepulkan asap. "Kau sedang tersenyum mengejek, 'kan?" Hinata tahu apa yang dilakukan Ino, meski kedua matanya buta, Hinata sangat hafal apa yang sering terjadi, ketika mereka terjebak ke dalam situasi semacam ini.

"Dia mengaku teman semasa SMA, apakah kau benar-benar tidak ingat?"

"Kalau aku ingat, aku akan jauh merasa senang." Hinata merengut sedih, tapi Ino menggodanya dengan menyentuh ujung hidung gadis itu, hingga membuat Hinata tidak lagi bersedih. "Dasar, kau senang sekali menggodaku."

"Laki-laki itu luar biasa tampan, juga tinggi." Ino mengambil duduk di depan Hinata, menyesap teh hijau panas perlahan, menyegarkan tenggorokannya, juga melunturkan rasa lelahnya seketika. "Tubuhnya lumayan berisi," lanjut Ino, begitu dia mendapati bahwa Hinata sepertinya memang menunggu kelanjutannya. Ino menjadi tidak sabar untuk memuji laki-laki tadi. "Tubuhnya tinggi, juga besar, pundaknya sangat kokoh, dia terlihat rajin berolahraga."

"Ayolah, ceritakan yang lain, itu sedikit vulgar menurutku."

Ino tergelak. "Vulgar bagaimana? Aku sedang mencoba memberitahumu, berterimakasihlah sedikit padaku, Nona Cantik." Hinata bersemu merah, agak jengah tiba-tiba. "Rambutnya berwarna pirang, bola matanya biru dan bulat, hidungnya sangat mancung."

"Apa yang dikenakannya tadi?"

"Setelan sederhana, berupa kemeja putih dan celana abu-abu, juga sebuah sneakers, dia cukup manis dengan setelan itu, seperti anak muda." Penjelasan Ino membuat Hinata terdiam, dan Ino pikir Hinata tengah membayangkan bagaimana persisnya sosok laki-laki yang baru saja digambarkan olehnya barusan, sebaliknya bagi Hinata, gadis itu merasa Naruto Uzumaki mengenalnya dengan baik, bahkan mungkin dulunya ia pun mengenal pria itu dengan baik. "Kukira besok dia akan datang lagi ke sini." Ino mengumumkan.

"Ino, bisakah kau tidak memberitahu masalah ini pada Hanabi?" Ino terkesiap, dan Hinata merasa Hanabi tidak perlu tahu dulu masalah pertemuannya yang tak terduga dengan teman SMA-nya.

Bertahun-tahun setelah kecelakaan, yang dapat dikenal baik oleh Hinata hanya Sasuke dan Sakura. Dua temannya yang senantiasa mengunjunginya ketika akhir pekan, meski sebentar dapat bertemu mereka karena terhalang oleh jam besuk.

Keluarga Hyuuga memberikan waktu tidak sembarangan untuk Hinata bertemu seseorang. Kini, ia mulai bosan dengan sistem konyol dari keluarganya, hingga pada akhirnya, ia menerima tawaran Hanabi untuk kabur, selagi orangtua mereka sedang pergi ke luar negeri.

下一章