webnovel

Chapter 01.1: Rajawali Yang mencoba keluar dari sangkar - Si Wajah Datar

Tahun 2105, Kota Terapung New Tokyo, Jepang.

Duk! Duk! Duk!

Terdengar suara ketukan dari pintu kosnya Haruki.

"Ichinose-kun! Sudah pagi lho! Cepat bangun! Nanti kamu bisa terlambat ikut upacara penyambutannya lho!" ucap seorang gadis berseragam sekolah, anak dari pemilik kos-kosan yang dari tadi berdiri di depan pintu kos sambil membawa sebuah bekal makan siang.

Karena tidak ada jawaban dari dalam kamar kosnya Haruki, gadis itu pun berhenti mengetuk pintunya.

"Kalo begitu... aku letakan bekalmu disini ya!" ucap gadis itu sambil meletakan bekal yang ia bawa di samping pintu.

"Jangan lupa untuk tidak terlambat ke upacara penyambutannya, ya!" sambung gadis itu yang kemudian beranjak meninggalkan kos-kosan untuk pergi menuju ke sekolah.

****

Hanya ada sedikit cahaya yang masuk dari dalam ruang kosnya Haruki, tirai-tirai jendelanya masih pada menutup, yang menandakan bahwa pemuda ini masih tertidur, ditambah AC yang menyala semalaman membuat suasana ruangan sangat dingin. Dilihat dari hal ini, ia terlihat seperti beruang yang sedang berhibernasi pada musim dingin.

Kriiing!!... Kriiing!!...

Tiba-tiba terdengar suara alarm berbunyi, yang menandakan jam 07:30. Pemuda yang baru bangun ini, segera mematikan alarmnya.

"Ah sepertinya... aku salah mengatur alarm ini," ucap Haruki yang terlihat masih mengantuk sambil memegangi alarmnya.

Perlahan ia beranjak dari kasur dan menuju kedapur untuk menggosok giginya. Sambil menggosok giginya ia memandangi dirinya yang ada di dalam cermin, terlihat dari pakaiannya yang urak-urakan, ia seperti baru saja bertarung dengan tempat tidurnya sendiri untuk bisa tidur dengan nyenyak, matanya yang terlihat sangat lesu pun menandakan bahwa pemuda ini tidak ingin menghidupkan hari pertamanya untuk bersekolah.

Namanya adalah Ichinose Haruki, tak ada hal yang menarik dari pemuda dengan tinggi 172cm ini, kecuali tatapannya yang selalu datar dan jarang sekali terterik terhadap apapun di sekitarnya. Jika ada orang yang pernah melihatnya serius atau tertarik pada sesuatu, itu berarti orang itu telah melihat peristiwa yang sangat langka, sangat jarang terjadi apalagi jika ia banyak bicara atau perhatian kepada orang lain, mungkin itu bukanlah suatu hal yang mustahil bagi pemuda pendiam yang satu ini.

****

Setelah selesai bersiap, ia melihat sebuah brosur di atas meja yang kemudian mengambilnya, terlihat di browser itu tertulis "Pendaftaran Masuk ke Akademi Milliter Sihir White Knight" dan terlihat juga ada sebuah secarik kertas kecil yang disisipkan di samping brosur itu yang bertulis "yang semangat ya!!....dari Sensei". Tetapi, tak ada sedikit pun terlihat reaksi dari wajah Haruki yang menandakan tanda kesenanganya setelah membaca secarik kertas kecil itu, yang terlihat dari wajahnya hanyalah tatapannya yang begitu datar dan tidak bersahabat. Bukan berarti ia benci atau semacamnya, melainkan karena ada suatu alasan tertentu yang membuat pemuda yang satu ini tidak pernah bisa lagi mengekspresikan wajahnya dengan benar sampai sekarang.

Ia pun beranjak pergi menuju ke pintu depan mengambil sepatunya untuk bersiap berangkat Kesekolah.

"Sekolah itu akan membawakanmu kebahagiaan, ya?... huuh... apakah yang kau katakan itu benar... sensei!?" gumam Haruki sambil menghela napasnya dengan panjang.

Haruki pun menutup pintu kos dan menguncinya, terlihat di samping pintu kos, ada bekal makan siang yang di bawakan gadis tadi untuknya, tanpa basa-basi pemuda ini langsung mengambilnya. Bukan berarti karena ia suka, melainkan karena ia mencoba menghormati anak dari pemillik kos ini, karena sudah membuatkannya bekal makan siang.

Perlahan Haruki beranjak meninggalkan kos-kosannya dan pergi menuju sekolah. Jalan demi jalan dilaluinya, beragam-ragam orang pun dilaluinya, tetapi tak ada sedikitpun reaksi dari pemuda yang satu ini perlihatkan kepada mereka, melainkan hanya wajah datarnya saja yang sering ia perlihatkan. Sampai ketika ia telah berada tepat di pintu gerbang sekolah. Terlihat banyak siswa-siswi lain, yang seragamnya sama seperti Haruki berdatangan.

"Inikah... Sekolahnya? Akademi Milliter Sihir White Knight?" ucap Haruki sambil menatap bangunan sekolah yang begitu modern nan megah itu.

Akademi Milliter Sihir White Knight ini sendiri adalah salah satu akademi militer ternama di Kota terapung New Tokyo, Jepang. Yang khusus melatih siswa-siswinya yang berpotensi untuk bisa menggunakan sihir tingkat tinggi, dan bagi mereka yang lulus dan berprestasi akan langsung dikirim kemedan perang sebagai Kesatria Sihir. Akademi Milliter ini juga menjadi garis pertahan terdepan jepang untuk melawan kelompok misterius "Nevoa" dan penyerangan oleh Monster yang meresahkan banyak orang.

****

Bunga-bunga Sakura, bermekaran pada musim ini di sepanjang jalan-jalan sekolah. Daun-daunnya yang terus ditiup oleh angin, berjatuhan dan berserakan di sekitar para siswa-siswi termasuk Haruki yang melaluinya.

Pandangan Haruki pun teralihkan sebentar oleh dedaunan sakura yang berjatuhan di sekitarnya ini. Matanya yang sering terlihat lesu perlahan berubah menjadi terkesima setelah melihat pemandangan yang hanya terjadi dalam sekali setahun ini.

"Inikah...—?"

Wuuush!!...

Seketika hembusan angin menerbangkan satu kata, yang terakhir kali Haruki ucap ke udara bersama dengan dedaunan.

Mungkin ini terlihat aneh, melihat orang seperti Haruki dengan mudah tertarik dengan dedaunan pohon yang berjatuhan. Tapi sebenarnya tidak begitu, pemuda pendiam ini sebenarnya sedikit tertarik dengan hal yang berbau keindahan seperti pepohonan sakura atau yang berkaitan dengan alam dan semacamnya, tapi itu pun hanya terjadi pada timming yang pas. Apalagi pemandangan alam masa sekarang ini, yang jarang sekali tumbuh-tumbuhannya tumbuh secara alami. Mana mungkin dengan mudah membuatnya tertarik, benarkan?

****

Haruki menghentikan langkahnya sejenak setelah melihat siswa-siswi disekitarnya mendekati kumpulan kerumunan orang yang berkumpul di sekitar mading sekolah. Karena sedikit penasaran, Haruki pun beranjak pergi mendekati mereka.

"Yes! Aku masuk sepuluh besar lho!" seru salah seorang siswa sambil menunjukkan namanya yang ada di mading.

"Mana-mana? Waah! Hebat kamu, ya!"

Ternyata yang tepapar di mading itu adalah pengumuman hasil nilai tes ujian masuk bagi siswa-siswi baru. Terlihat banyak siswa-siswa berdesak-desakan mencari namanya di pengumuman itu.

Karena enggan berdesak-desakan, Haruki hanya bisa melihat pengumuman itu dari kejauhan untuk mencari namanya. Beberapa menit kemudian pemuda ini akhirnya menemukan namanya, tapi entah kenapa wajahnya terlihat sedikit kecewa memandangi nilai tesnya itu.

"Huuuh! Peringkat ke237? Apa ini bisa disebut aman?" gumam Haruki sambil menghela nafasnya.

"Oi! Oi! Coba lihat itu di peringkat pertama! Nilainya begitu sempurna lho!" ucap salah seorang siswa sambil menunjukkan tangannya ke arah nilai si peringkat pertama.

"Waah! kau benar! Siapa gerangan dia yaa? Aku ingin bertemu denganya!"

Haruki segera menolehkan wajahnya ke nilai si peringkat pertama yang berada di pojok kanan teratas itu.

"Tachibana Reiha, dengan nilai 500 sempurna, ya?" gumam Haruki sambil menatap nilai si peringkat satu.

Karena tidak ada urusan lagi di papan manding, Haruki bersegera beranjak menjauh dari kerumunan itu. Tiba-tiba dari arah samping terlihat seorang gadis yang tergesa-gesa sambil membawa tumpukan buku sedang melaju ke arahnya.

Bruuk!!...

Karena tidak melihat ada orang di depannya, gadis itu pun menabrak Haruki. Keduanya pun jatuh tersungkur, tumpukan buku tadi pun ikut berjatuhan dan berserekan ketanah.

"Aduh! Maafkan aku! Maafkan aku! Aku tidak melihatmu tadi!" ucap gadis itu yang terlihat gelisah sambil bersegera mengambil kembali buku-bukunya yang terjatuh.

"Huuh.. Tidak apa-apa, seharusnya kau perhatikan jalanmu itu,"

Merasa bertanggung jawab karena tidak sadar ada orang yang menabraknya, Haruki pun membantu gadis itu mengambil kembali buku-bukunya yang terjatuh. Meski terlihat dari wajahnya sedikit kesal karena di tabrak.

Terlihat gadis itu tidaklah begitu berperwakan tinggi seperti Haruki, tingginya hanya sekitar 154cm saja. Meskipun begitu, beda halnya dengan pesonanya. Rambutnya yang panjang nan lurus berwarna merah tua, menambahkan daya tariknya, apalagi dengan beberapa helai rambutnya yang berkepang kebelakang mengikat rambut lurusnya, terurai begitu indah kebawah, di tambah lagi dengan bola matanya yang begitu merah membuat pesona kecantikannya bertambah dan menutupi kekurangan tinggi badannya.

"Nih, buku yang terakhir," kata Haruki sambil mengembalikan buku terakhirnya yang terjatuh.

"Anu.. Terima kasih, kalo begitu aku pergi dulu!" ucap gadis itu sambil menundukan kepalanya ke arah Haruki.

Tanpa Haruki pedulikan menanyai namanya, gadis cantik itu pun bergegas beranjak pergi meninggalkan pemuda ini dengan tergesa-gesa.

Dengan mengangkat alisnya sebelah, menandakan pemuda ini heran seketika, setelah gadis itu bergegas pergi darinya. Bukan karena ia merasa seperti ditolak seorang gadis, melainkan ia merasa ada hal yang ganjal sebelum bertabrakan dengan gadis itu.

"Ini aneh, Kenapa aku tidak bisa menyadari hawa keberadaan gadis itu tadi?"

"Apakah ini efek dari obat itu?"

Sambil memegang dagunya, Haruki merenung cukup lama karena memikirkan hal semacam itu, sampai-sampai pemuda ini hampir saja melupakan hal penting yang harus segera ia hadiri. Karena tak menemukan titik terang dalam memecahkan masalahnya itu, pemuda ini pun menyerah dengan apa yang iya renungkan.

"Oh ya! Upacara penyambutanya!" Ucap Haruki yang seketika kata itu muncul di benaknya.

Haruki pun bergegas pergi ke upacara penyambutan yang diadakan di gedung aula sekolah. Sambil melihat ponselnya yang sudah menunjukkan jam 08:45, pemuda ini pun terpaksa mempercepat langkahnya. Meskipun waktunya masih tersisa 15 menit ia tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang tersisa, karena waktu segitu pun pasti di aula sudah hampir di penuhi oleh siswa-siswi baru.

****

Dan ternyata benar, sesampainya Haruki di dalam gedung aula sekolah, terlihat banyak siswa-siswi berbaris dengan rapi. Sambil berbincang-bincang, mereka menunggu upacara penyambutan ini di mulai. Karena gedung aula hampir penuh, Pemuda ini pun terpaksa harus berada di barisan paling belakang.

Tiba-tiba dari arah pintu masuk aula, terlihat tiga orang siswi beranjak menuju ke atas panggung. Seketika Padangan para siswa-siswi baru, teralihkan oleh kehadiran mereka bertiga.

Dengan rambut ungu yang panjang berkuncir kuda menambahkan pesona salah satu siswi yang memimpin kawanan. Berpenampilan tegas dan berwibawa tinggi, sambil membawa sebuah pedang samurai di pinggangnya. Tatapannya yang begitu serius dan penuh dedikasi membuatnya terlihat seperti siap untuk bertarung. Dengan didampingi dua orang siswi penting lainya dibelakang membuatnya terlihat seperti orang yang sangat berpengaruh bagi ini sekolah, siswa-siswi yang melihatnya pun terkagum-kagum dengan kewibawaanya itu.

Setelah berada di atas panggung, siswi yang memimpin itu bersegera menuju ke atas mimbar untuk bertatap muka secara langsung kepada semua siswa-siswi baru, untuk memberi sambutan.

"Selamat pagi semuanya! Nama saya Amaya Minase, Ketua OSIS Akademi Militer Sihir White Knight! Untuk kedepannya, mohon atas kerjasamanya!" sambut siswi itu, yang ternyata adalah ketua OSIS akademi ini sambil menundukkan kepalanya.

Tepuk sorak pun dilantunkan oleh siswa-siswi atas sambutan dari ketua OSIS itu, kecuali Haruki. Pemuda ini sebenarnya tidak begitu tertarik dengan acara penyambutan sejenis ini, ia menghadiri acara seperti ini, hanya karena itu adalah kewajibannya sebagai siswa baru disini.

"Bunga Sakura telah bermekaran, menandakan musim yang indah telah tiba, sama seperti kalian yang telah lulus dari tes akhirnya akan bermekaran di Akademi ini selama 3 tahun, dan akan lulus sebagai Kesatria Sihir!"

Terdengar semakin nyaring teriakan dan tepuk tangan dari setiap siswa-siswi baru, setelah mendengar perkataan dari ketua OSIS. Ketua OSIS pun mengangkat tangan kanannya untuk menenangkan para siswa-siswi baru.

"Seperti yang kalian ketahui, akademi ini hanya menerima mereka yang berpotensi besar dalam menggunakan sihir! Dengan kata lain, mereka yang tidak berpotensi tidak akan pernah bisa diterima di sini! Hampir dari 70% siswa-siswi berhasil lolos dari tes lisan yang di adakan pekan lalu, di situlah pasti kalian akan berpikir, kenapa harus di adakan tes lisan bukannya tes fisik? Itu hanyalah tes tentang mengetahui pengetahuan kalian saja, tes yang sebenarnya akan di adakan dua pekan lagi! Tes ini akan menempatkan kalian pada tempat yang setepatnya yakni yang Terkuat, kah?... Atau yang Terlemah, kah?"

Siswa-siswi yang tadinya bersorak kegirangan pun terdiam, terlihat mereka dengan seksama menangkap apa yang di jelaskan ketua OSIS kepada mereka.

"Oleh karena itu, persiapkan diri kalian dalam dua pekan ke depan ini sebelum menghadapi tes! Karena, yang berada di bawah nilai rata-rata tes ini... akan di keluarkan dari akademi!" tegas ketua OSIS.

下一章