webnovel

CHAPTER 51

Laras tiba-tiba berlari keluar dari kamar Freya menuju kamarnya dengan berlinangan air mata. ia tak sanggup saat melihat tatapan Revan yang penuh arti kepada Freya.

Dadanya terasa sesak saat mengetahui calon suaminya itu ternyata mantan kekasih dari Freya yang telah ia anggap sebagai kakaknya sendiri.

' karena dia adalah kekasih tak sampai ku.'

kalimat itu yang masih terngiang-ngiang ditelinganya.

" kekasih tak sampai. begitu dalamnya kata-kata kak Revan untuk kak Freya." lirihnya dengan getir.

Laras berdiri dibalik kaca jendela kamar sambil melipat tangan didadanya. kedua matanya menatap sendu ke arah luar. kosong.

ia tidak tau harus bagaimana. sementara pernikahan nya sudah didepan mata. dipikirannya Laras, Revan hanya menganggap dirinya sebagai pelampiasan saja.

mungkin itu memang benar, tapi disisi lain sesungguhnya Revan selalu berusaha menghilangkan perasaannya terhadap Freya. hanya sepertinya Revan butuh waktu panjang untuk bisa mengubur rasa yang terlalu dalam itu.

dan suara ketukan pintu kamarnya membuyarkan lamunannya. Laras menoleh ke arah pintu yang memang sedikit terbuka tadi.

tampak Freya dan Revan datang beriringan. ia hanya menundukkan pandangan karena tidak ingin melihat pasangan yang begitu serasi menurutnya itu.

" Laras, aku hanya ingin meluruskan semua ini."

ucap Revan sambil meraih kedua tangan Laras. namun Laras segera menepisnya.

" tidak perlu, Kak. aku sudah mengerti sekarang, alasan Kak Revan dulu ingin segera menikahiku setelah tau aku saudaranya dan tinggal dirumah ini. rumah kekasih sejati kak Revan. Ya, itu semua karena apa ? karena kak Revan tidak mau move on dari kak Freya. kak Revan memanfaat aku yang begitu tulus mencintai dan menerima perjodohan ini. kakak jahat ! "

Laras meluapkan isi hatinya seraya meneteskan air mata yang mengalir deras turun ke pipinya.

Revan menggeleng-gelengkan kepalanya.

" tidak. tidak seperti itu Laras. kini aku betul-betul mencintaimu. "

Tegas Revan merengkuh paksa Laras untuk menenangkannya. namun yang ada Laras malah meronta dengan kasar berusaha melepaskan rengkuhannya Revan.

lalu ia mendorong Revan dengan sekuat tenaganya hingga tubuh Revan terpelanting kebelakang dan tak sengaja mengenai Freya yang saat itu sedang tidak fokus berada dibelakangnya. hingga ia ikut terpelanting, nahas bagian perutnya mengenai sudutan meja rias dan membuat tubuh Freya ambruk ke lantai.

" aaarrgghh."

Freya langsung berteriak kesakitan.

Revan segera mengubah posisinya dan kaget melihat Freya yang meraung kesakitan tersungkur dilantai.

" Kak Freya !!"

teriak Laras panik dan langsung duduk bersimpuh menyangga kepala Freya dipangkuannya.

" sakiiitt. aww. ini sakiiitt..."

Desih Freya seraya memegangi perutnya.

Laras dan Revan saling berpandangan.

" ini gimana, Kak ?"

" aaarrgghh... sakit."

Freya semakin berteriak kesakitan namun makin lama suaranya makin melemah.

" kevaan..."

Freya kembali tidak sadarkan diri.

tiba-tiba ada darah segar keluar menelusuri pahanya turun hingga ke betis. membuat Revan dan Laras terbelalak.

" darah. kak Freya pendarahan. ayo kak, kita bawa ke rumah sakit."

ucap Laras panik.

" astaga. memang Freya lagi hamil ?"

dalam situasi seperti ini masih sempat-sempatnya Revan bertanya begitu.

" iya, kak. kak Freya sedang hamil muda. ayo angkat !"

teriak Laras tak sabar.

mendengar itu Revan langsung merengkuh tubuh Freya yang lemah itu. dengan langkah cepat ia menuruni anak tangga menuju mobilnya yang terparkir didepan untuk membawanya ke rumah sakit.

" Laras, kenapa dengan Freya ?"

Lastri terkejut melihat Freya sudah berada direngkuhan Revan lagi.

" kak Freya pendarahan, Bu. kami akan membawanya ke rumah sakit "

" apa ? tunggu ibu ikut."

Lastri pun dengan paniknya mengikuti dari belakang.

namun saat tiba didepan pintu keluar rumah, sesosok tubuh tinggi, bermata hazel dan berahang tegas itu menghadangnya.

" Kevan ?"

desih Revan kaget.

begitu juga dengan Laras dan Lastri. mereka awalnya tidak tau kalau pria bule itu adalah suaminya Freya. namun ketika Revan menyebutkan nama Kevan barulah mereka menyadari nya.

" Brengsek. kau apakan Freya ku ?"

Kevan tampak sangat emosi melihat Revan yang tengah mendekap tubuh istrinya itu.

' BUKK'

pukulan Kevan mendarat di rahang Revan. namun Revan menahan rasa sakitnya karena takut Freya terjatuh dari rengkuhannya.

" Kevan, please. hentikan dulu amarahmu ! istrimu sedang kesakitan."

bentak Revan.

Kevan pun langsung beralih menatap wajah Freya yang pucat tak sadarkan diri itu tengah berada direngkuhan sang mantan. lalu dengan sigap Kevan memaksa meraih tubuh Freya kedalam rengkuhannya.

" ayo tunggu apa lagi ! cepat bawa Freya ke rumah sakit."

teriak Lastri tak sabaran karena panik.

Kevan langsung membawa istrinya itu ke dalam mobil yang dibawanya bersama Leon, orang bayarannya.

sementara Revan, Laras dan Lastri menyusul dengan kendaraan yang berbeda.

***

" doctor, how about my wife's health condition. is she okay ?"

tanya Kevan saat melihat dokter selesai memeriksa kondisi Freya.

" untunglah anda segera membawanya kemari. sehingga janin yang ada di rahim istri anda bisa selamat."

mendengar itu Revan, Lastri dan Laras nampak bernafas lega.

sementara Kevan membulatkan matanya dengan sempurna kearah wajah sang dokter.

"apa, Janin ? istriku hamil, dok ?

tanya Kevan tak percaya.

" iya. usia kehamilan istri anda sudah sekitar delapan Minggu. dan dalam kondisi lemah kandungan. jadi anda harus lebih menjaganya. pastikan ia tidak terlalu kecapean dan stres."

Kevan terdiam, ia masih belum percaya bahwa Freya selama ini pergi dalam keadaan hamil.

" istri anda sudah siuman, hanya kondisinya masih lemah. saya permisi dulu."

kata sang dokter beranjak pergi.

" terimakasih, dokter."

ucap Lastri, lalu bergegas masuk untuk menemui Freya diikuti Laras ke kamar ruangannya.

kini hanya ada Kevan dan Revan dikoridor depan ruangan pasien. Revan memandang sinis kearah Kevan yang nampak frustasi berdiri menghadap dinding. ia masih tidak menyangka bahwa Freya menyembunyikan kehamilan darinya.

" istrimu hamil dan kau tidak memperdulikan ? keterlaluan."

olok Revan.

mendengar itu Kevan mengepalkan tangannya geram. namun ia tetap diam menahan emosi nya karena tau diri kini sedang berada dirumah sakit.

" Kevan, kau memang tidak pantas untuknya. urus saja anakmu dan wanitamu yang disana. jangan usik Freya lagi."

hardik Revan, mulutnya tidak bisa bungkam dalam situasi seperti ini.

mendengar itu membuat Kevan murka lalu menghampiri nya.

" brengsek kau !"

Kevan menarik kerah baju Revan dengan menonjok Perut Revan. tak diam Revan pun balas menendang Kevan sampai mengenai bagian perutnya juga. kegaduhan terjadi dirumahsakit itu. hingga beberapa orang ada yang menjerit histeris bahkan sebagian lagi berusaha melerai nya.

" hey, ini rumah sakit. bukan ring tinju."

" hentikan !"

teriakan beberapa orang disana.

sampai akhirnya security pun datang.

suara kegaduhan diluar pun sampai ke telinga Laras, Lastri dan Freya yang masih terlihat lemah.

" siapa yang ribut-ribut diluar ?"

Laras segera beranjak keluar hendak melihatnya diikuti Lastri. Freya hanya bisa tergulai lemah diam diatas tempat tidur rumah sakit.

Laras terkejut melihat Calon suaminya yang sudah tersungkur babak belur dilantai sedang dibantu beberapa orang untuk berdiri.

" kak Revan."

teriak Laras meraih tubuh Revan yang sedikit sempoyongan. lalu matanya menatap tajam ke arah Kevan yang masih tersulut emosi dengan kedua tangannya tengah dipegangi dua orang security rumah sakit.

" bedebah !! kau apakan calon suamiku ? "

ucap Laras terlihat emosi ke arah Kevan.

" cihh, jadi dia calon suamimu, nona ? urus dia, jangan sampai terus menerus mengejar istriku. "

ucap Kevan dengan kasar menepis tangan tangan security disampingnya.

Kevan pun langsung membalikkan tubuhnya beranjak pergi menemui istrinya didalam.

keadaannya disana sudah normal kembali. orang-orang disekitar sudah tidak lagi memperhatikannya.

" ayo, sebaiknya obati lukamu, kak."

ucap Laras khawatir.

" aku tidak apa-apa, ras. ini cuma memar saja. gak sakit kok paling dikompres es udah baikan."

tiba-tiba Lastri datang menghampiri mereka berdua.

" kalau begitu kalian pulanglah. biar ibu yang tunggu Freya disini. "

kata Lastri.

" iya Bu, itu lebih baik daripada nanti suami kak Freya datang lagi kesini."

balas Laras semakin khawatir.

" tapi--"

" kakak mau babak belur lagi ? suami kak Freya itu tinggi kekar. kak Revan kalah saing."

ujar Laras dengan polos.

Revan langsung mendengus dikatai seperti itu oleh calon istrinya.

" kau pikir aku tidak kuat melawan dia ?"

Laras tersenyum lalu menangkup kedua rahang Revan yang sedikit memar itu dan menatap nya hangat.

" kak Revan kuat kok. tapi aku tidak mau dihari pernikahan kita nanti, kakak terlihat jelek. harusnya perawatan, bukannya babak belur begini."

Laras mengerucutkan bibir mungilnya itu.

mendengar itu Revan langsung memeluk Laras.

" maafin aku ya, sayang."

Lastri yang sedari tadi disana hanya tersenyum dan terlihat merasa lega, karena seharian ini banyak keadaan mencengangkan yang membuatnya sport jantung saja.

下一章