webnovel

Bulan Darah Tuan Vampir (2)

_

_

Aku datang dengan kedua mata memerah menyala. Diikuti dengan kedua orang tuaku dan kakakku.

Keluarga Rui , Keluarga no dan keluarga Ar juga datang. Bulan darah saat itu dilakukan di dekat kuil, dan kuil itu adalah kuil dimana tempat kotak hitam keramat ini berada.

_

_

Waktu itu bulan mulai terlihat, berwarna merah menyala dengan langit hitam..

Warna merah menembus hingga kehamparan rumput yang ikutan berwarna merah oleh pantulan bulan itu .

Bem datang dengan kedua orang tuanya, Setelah itu kami bersiap.

Menyiapkan manusia sebagai persembahan, Bem menatap dengan tatapan sedih.

Saat itu mungkin Bem masih bersedih karena nine pergi secara tiba tiba dan tidak kembali lagi.

Rui mendekat, ia mulai menatap Bem dengan tatapan riang.

"Bem, bulan darah ini akan membuat kita menyatu. Aku sangat ingin menikahimu Bem" serunya.

Bem menatap dengan kedua manik mata sedih. Sungguh, sebenarnya Bem ingin menikahi nine sosok monster yang ia cintai.

Cinta, selama ini ia tidak pernah merasakan cinta. Bahkan bermimpi akan mendapatkannya. Saat ia merasakan sesuatu yang berbeda , sekarang nine pergi.

Bem menatap Rui, kemarahan nya sudah sampai batas nya terutama karena orang tua serta kakaknya memaksanya melupakan sosok gadis itu.

_

_

"Aku tidak akan pernah menikahimu, aku mencintai nine!!" seru Bem tiba tiba berteriak.

Rui terlihat kaget karena tidak pernah melihat sosok Bem yang marah karena perkataannya.

"Benarkah?, gara gara perempuan menjijikan itu. Kau tidak akan bisa bersamanya!!" seru Rui menatap dengan tatapan tidak mau kalah.

Bem adalah miliknya, walaupun ia sudah mencium nine yang bahkan tidak akan pernah bisa ia lakukan pada Bem.

Sosok perempuan vampir berambut pirang itu mencintai sosok Bem. Sosok pengantin pria yang sudah lama di pasangan kan padanya.

Bem menatapnya dengan tatapan marah , tampak sekali ia mencintai pelayan yang sangat rendah itu.

Bagaimana bisa?, pelayan itu tidak akan bisa bersama Bem. Dia terlalu rendah terlalu buruk jika di pasangkan bersama Bem.

"Aku mencintai wanita itu, aku sangat mencintai nya. Aku tidak akan pernah menikahimu" Bem menaikkan suaranya dan mengepakkan sayap hitam mengodanya.

_

_

Sosok vampir bermata biru berlian segera mendekati Bem dan menariknya hingga turun.

"Ayah!!"

"Berhenti kau harus mengontrol emosimu, sebentar lagi bulan darah akan dimulai" seru ayahnya menatap dengan rambut coklat sedikit panjang di kepalanya.

_

_

Bem menghela nafas. Karena tadi ia sama sekali tidak bisa mengontrol emosi nya. Biasanya ia akan tetap tenang, tetapi ketika membahas tentang nine entah kenapa pikirannya menjadi serawut.

Bem kembali pada postur wajah yang datar dan kedua mata merah yang menatap datar dan tidak peduli.

"Baiklah" seru ku berusaha mengontrol emosi. Rui berlari dengan kedua mata mengalir deras.

Beberapa jam sebelum ritual dimulai. Semua orang sudah ada. Bem melihat ke kiri dan ke kanan untuk memperhatikan banyak orang Yang mulai bersiap.

Tetapi tidak ada sosok ibu, sosok vampir tampan itu berjalan menuju ayahnya..Tetapi ayah berbalik dan menatap dengan wajah tersenyum simpul.

"Mana ibu?" tanyaku dengan tatapan datar tentu nya.

Dia hanya mengeleng, kemudian aku mulai bersiap untuk persiapan ritual bulan darah karena sebentar lagi langit akan berwarna merah.

Semakin malam maka semakin berpengaruh bulan darah hingga seluruh langit berwarna merah. Saat itu para Vampir akan berdiri di tengah hamparan lapangan untuk menerima cahaya nya.

Bulan darah, ...dimana setiap vampir akan mendapatkan satu manusia yang akan ditumbalkan.

Dan itu akan menambah masa hidup para vampir. Ribuan manusia sudah terkurung mereka berteriak teriak ketakutan saat bulan mulai memunculkan cahaya merah nya.

Aku sama sekali tidak peduli, manusia adalah makanan. Tidak akan ada perasaan kasihan untuk itu. Manusia ada untuk dimakan, darah mereka sangat manis dan akan sangat membantu jika para vampir kehilangan darah saat bertarung ataupun terluka.

_

_

Aku mencari keberadaan yang lain. Tetapi kali ini bukan hanya ibu, ayah tidak ada. Aku mulai curiga dan berpisah dari situ.

Tak

Tak

Aku melihat kuil yang gelap disana..itu tempat kotak hitam keramat.

Aku menatap dengan tatapan datar. Kami tidak boleh kesitu. Karena kekuatan kotak itu sangatlah besar dan akan memusnahkan seluruh kehidupan yang ada..

Tak

Tak

Aku terdiam. ketika melihat sosok vampir wanita berambut putih yang sangat cantik keluar.

"Ibu..?" seruku masih terdiam. sosok wanita itu mendengar suara dan seketika menatapku.

Ditangannya terdapat kotak hitam dan ketika menatapku ia seolah sangat ketakutan seperti ketahuan.

Ini pasti kerjaan ayah, kenapa ibu mengambil kotak itu??

_

_

Aku berjalan ke arah ibu. Ibu terlihat ketakutan dan berlari .

Tak

Tak

aku melebarkan sayap dan dengan secepat kilat berhasil mengurung ibu. Aku menekan kedua tangan nya dibelakang dan menatap datar ke arah ibu.

"Mau kemana ibu?" tanyaku menatap ke wajahnya yang sangat ketakutan.

"Ma..maaf.., aku..aku.."

"Karena ayah kah?" seru ku dengan senyum tipis.

Ibu menatapku dengan tatapan tertunduk tidak berkata apapun. Ibu Selalu menuruti ayah , dan ibu selalu tersiksa karena itu.

Tidak ada yang menolong ibu karena tidak akan ada yang percaya dan peduli pada ibu . Tentu saja aku tidak menyayangi ibu.

Tetapi kenapa ayah membutuhkan kotak itu, padahal ayah sudah mempunyai kekuatan yang sangat besar .

_

_

Srek

Tiba tiba sebuah serangan dilancarkan. Aku segera melepas kan tanganku dan meloncat keudara.

Ibu terkena serangan dan perutnya terluka. Ia berteriak dan seketika terdiam melihat sosok vampir yang berambut coklat dengan tatapan datar.

"Kau benar benar ketahuan sayang, oh...betapa bodohnya dirimu" seru vampir pria itu menatap kearah istrinya yang terluka.

Ia mendekat dan tidak lama mengarahkan tangannya mengoyak lagi luka di perut istrinya.

"AKH!!"" serunya berteriak kesakitan, wajah cantiknya berkeringat dan ayah meraih kerah bajunya dan mengangkat nya keatas..

"Mana kotak itu?? "tanya vampir itu membuat ibu tersiksa. Nafasnya sesak saat suaminya menarik hingga mencekik lehernya.

"..Ti..tidak ada" seru ibu gemetar, kotak itu sudah diambil oleh Bem. Tatapan pria itu menjadi sangat dingin dan ia melukai dada gadis itu.

BRAK

kemudian dia melempar kannya seolah barang. Aku menatap dengan tatapan dingin. untung saja aku berhasil mengambil kotak itu.

Ayah merencakan sesuatu!!, ibu terlihat kepayahan. Darah mulai membasahi lukanya yang sangat parah.

Sudah beberapa kali sejak ayah melukai ibu lagi dan lagi. meskipun akan sembuh, tetapi ayah tidak pernah sekalipun mencintai ibu.

benar ayah sama sekali tidak mengerti perasaan sama seperti dirinya.

_

_

kini kami saling berhadapan, aku menatap dengan mata merah menyala dan ayah menatap dengan mata biru berlian berusaha mengintimidasi.

_

_

下一章