webnovel

Kasih Tau Rui (2)

Rui berlari sangat cepat. aku mengikuti sosok wanita aneh itu hingga ia datang kesebuah ruangan.

Deg

Deg

Entah kenapa pikiran ku menjadi runyam. Aku memegang ganggang pintu dengan cepat.

Kepala ku lagi lagi sakit.Samar samar aku melihat Rui yang sedang terduduk di pojokkan. Ia terlihat sedang menangis.

Deg

Deg

""Sial!!, sakit kepala sialan""umpat ku dengan kasar. Kepalaku sakit sekali dan Rui sedang melakukan hal aneh yang tidak kuketahui.

TAK

aku memukul kepalaku sendiri. Rui masih menangis disana sambil menghadap tembok.

Aku merasakan sakit kepala ku mulai hilang dan dirasakan sesuatu yang hangat mengalir.

Seperti nya pukulan ku terlalu kuat, ah sudahlah..seru ku mengabaikan tanganku yang berlumuran benda merah pekat.

_

_

Tak

Tak

aku mendekati Rui dengan cepat. Dan aku memegang pundaknya dengan cepat.

Kuarahkan tatapan dingin kepadanya, ia segera berbalik.

Wajahnya terlihat habis menangis, aku sama sekali tidak mengerti.

"Kenapa kau ?"tanyaku dengan suara sangat datar.

Srek, wanita berambut pirang itu membulatkan matanya dan menatapku dengan tatapan sedih.

"Kau ...kau sudah mengusirku, kau benar benar mempermalukan aku!! , semua ini Karena wanita itu!!, semua ini karena nine!!"

Aku terdiam, mungkin saja Rui tau apa yang terjadi waktu itu. waktu yang entah kenapa tidak ada dalam hidupku.

waktu sebelum pernikahan..

_

_

_

"Kurasa benar aku mengusir mu, kau wanita menjengkelkan dan maniak" jawabku dengan datar.

Rui membulatkan matanya lagi dengan air mata perlahan mengalir kembali.

"A..apa, kau benar benar membela pelayan itu!!, padahal padahal aku yang harusnya menikahimu"

Srek

Rui terdiam saat melihat titik titik darah yang merembes di belakang ku.

Dia segera memegang kedua pundakku dan tampak khawatir dengan darah di kepalaku..

Tetapi.., aku harus menanyainya!!

_

_

Aku melepaskan genggaman Rui dan menatap wajahnya sebelum kesadaran ku benar benar Hilang.

"Katakan, katakan..apa yang terjadi waktu itu Rui" seruku dengan suara lemas.

"A..ada apa denganmu?, kau.. terluka--"

"Diam, bilang apa yang mau kudengar kan saja"

Rui terdiam. Ia tidak mengerti kenapa Bem bersikeras seperti itu.

"Waktu itu saat acara bulan darah belum dimulai. kau membentakku dan kau mengusir ku padahal upacara itu dilakukan oleh sepasang kekasih. Kau tidak mau selain nine,"

Aku mengarah ke ruangan ruangan yang ada, dan kembali mengoyak tubuh Rui.

"Ruangan apa ini?"

"Be..Bem"

"Katakan!!"

"Kau...kau dengan pelayan itu berciuman disini. Kau memberikan kalung ini padanya disini. Menyebalkan" seru Rui menyipitkan matanya ketika mengingat itu.

Deg

Deg

selesai, informasi yang dibutuhkan selesai. Aku melepaskan genggaman ku pada Rui dan berjalan bertatih tatih keluar dari kamar itu.

Rui terlihat khawatir, tidak tidak ada yang boleh tau tentang keadaan ku. Bisa bisa keluarga ku juga ikut campur.

Plak

Aku menepis tangan Rui yang hendak menolong. Aku menatapnya dengan tatapan sangat datar. Dia sekarang tidak dibutuhkan.

"Pergi "

"Be..Bem , aku akan memban--"

Plak

"Pergi ",aku mengusirnya lagi. Rui terlihat bergetar dan segera pergi sambil menangis.

Dasar.. wanita cengeng.

_

_

Bruk

_

_

下一章