webnovel

Kehidupan Tuan Vampir (2)

Tak , Tak

Aku mengetik di ruangan ku mengerjakan pekerjaan sehari hari.

_

_

SREK

tiba tiba ada suara besar , aku melirik dengan pelan ke sana. Tanganku yang kanan masih menyangga wajahku dan tangan kiriku masih mengetik di key board komputer.

"Hai Bem," seru seorang vampir seumuran dengan Bem dan berambut merah padam.

Aku hanya melirik tidak peduli dan lanjut mengetik. Dia adalah no, temanku yang sangat penganggu.

No, sering datang kesini , aku tidak bisa mengelak karena ia merupakan salah satu vampir tertinggi setara dengan ku.

No itu menyebalkan, dan berisik.

_

_

Tidak lama ada sebuah wajah manis menyempil dari balik pintu.

Aku menghela nafas lagi, kenapa mereka kesini , menganggu saja.

Tak

Tak

Gadis itu mengarahkan wajahnya pada ku. Jujur itu membuatku risih. aku tidak suka didekati siapapun termasuk teman yang sudah lama bersamaku.

_

_

"Ada apa ar?"tanyaku dengan nada khas ku, sangat dingin dan datar.

Sosok vampir itu tersenyum dan mengarahkan tangannya kewajahku. Aku menghentikan tatapan ke komputer dan menatapnya.

"Ada yang mau kubicarakan , kau harus menjamu tamu mu bukan?"tanyanya tersenyum lirih.

Aku menepis tangannya dan menatap kembali ke arah komputer.

No berjalan mendekatiku, dia meletakkan tangannya di pundak Ar dan menatapku.

"Ayolah , kau akan jadi batu jika disini terus. mumpung kamu ada disini. Ayo kita berbicara!!" seru no dengan gaulnya.

Aku kembali menatap ke arah mereka dan menutup komputer ku.

"Jika ada yang tidak penting aku akan menendang kalian keluar mengerti?" seruku berdiri dan kembali menatap mereka dengan tatapan sangat dingin seperti es.

No dan ar hanya tersenyum dan keluar menuju ruang tamu.

Aku merapikan pakaian ku , dan mengikuti mereka.

oh ya belum kuperkenalkan. Temanku Ar, dia gadis yang sangat agresif. Dia tidak malu menyentuh lelaki lain .

Sama seperti dia menyentuh ku, sentuhan nya bisa membuat siapapun luluh kecuali aku. Entah kenapa aku tidak merasakan apapun.

Aku sering dibilang terlalu dingin untuk ukuran vampir nyaris tidak pernah merasakan apapun. Dan tidak ada seorang pun yang bisa meluluhkan ku.

_

_

Aku duduk di kursi ruang tamu dengan kedua teman vampir ku duduk di depanku sambil tersenyum lirih..

Aku tidak pernah bisa tersenyum, se berusaha pun aku tersenyum, senyumanku tidak akan pernah muncul.

Kadang aku bertanya tanya kenapa mereka bisa tersenyum semudah itu. Kedua mataku menatap kearah mereka.

_

_

_

"Jadi ada apa?"

No seperti biasa selalu tertawa, ia selalu saja meremehkan ku. Padahal ia lebih lemah dariku .

"Hahaha , bicara mu tidak pernah berubah Bem. astaga kau seperti robot saja" ejek no dengan kedua mata selalu menutup.

_

_

Srek, aku memandangi mereka lagi dengan kedua manik mata merah nan dingin. Katanya tatapan ku bisa membuat siapapun merasa kan badai salju yang teramat dingin.

Sungguh mengada Ngada, aku hanya tidak suka di remehkan orang lain. Dan tatapan ku memang selalu seperti ini.

No dan Ar saling berpandangan dan mulai mengubah raut wajah mereka menjadi serius.

_

_

"Bem, kau benar mengusir istrimu beberapa tahun yang lalu?" tanya no.

Hah, lagi lagi wanita itu. Apa sih hebatnya dia..?

"Ya" jawabku singkat.

No menyipit kan alisnya ketika mendengar jawaban ku.

"Tapi dia kan wanita kesayangan mu, kenapa kau mengusirnya?..."

"Dia itu hanyalah wanita menjijikan, dan dia adalah seorang maniak pembunuh" seruku dengan nada sadis.

Ar menatapku dengan tatapan yang dikerutkan.

"Kau , bukankah kau menyukai pelayan itu, sama seperti waktu dulu kami datang ke rumah mu dulu" Seru Ar kini mulai menyela pembicaraan.

Deg

Deg

Kenapa lagi lagi mereka juga mengucapkan itu. Aku tidak pernah bertemu wanita itu dan pelayan??. Sejak kapan ia menjadi pelayan.

Aku sejak dulu sudah sendir--

Belum sempat aku berkecamuk di didalam kepalaku ada rasa sakit yang tiba-tiba datang.

Srek..

"Bem!!" teriak no dan Ar bersamaan. Mereka segera mendekati Bem dan terlihat khawatir.

Srek, aku menepis tangan mereka.

"Tidak apa, " seruku menyuruh mereka jangan menyentuh tubuh ku.

No dan Ar terlihat khawatir tetapi mereka menurut ketika wajah ku perlahan membaik.

"Kau benar benar tidak apa??, biasanya kau tidak seperti ini" seru no khawatir.

"Berisik, jangan mengasihani ku" seruku menepis rasa khawatir no.

"Bem, kami sangat khawatir, lagipula ini pertama kalinya kau sakit , apa ada hubungannya sama istri mu itu.., Kau merindukan nya kan??" seru Ar menatapku dengan raut wajah mengintrogasi.

Menjengkelkan, mereka seharusnya tidak bertanya sedetail itu. Ini bukan ada hubungannya dengan gadis itu. Rindu, sejak kapan pula ia harus merindukan gadis gila itu.

_

_

Brak

Aku mendebrak meja dan menatap mereka dengan sangat dingin .

"Pergi "

Ar dan no tidak bangkit mereka benar benar keras kepala.

"Kami akan disini, kau sedang bermasalah Bem!!" seru no mulai menekankan auranya.

Aku menghela nafas ,mereka membuat ku mengingat istri ah bukan makhluk pembunuh itu..

"Kalau kalian tidak mau pergi, ya udah" seruku dengan nada acuh dan bangkit serta beranjak ke tempat kerja....

Ar dan no terlihat panik.Mereka menatap tingkah laku teman mereka yang aneh.

Ar menatap no yang tampak pucat pasi.

"Apa benar yang dikatakan Bem, masa ia tidak mengingat pelayan itu..!!" seru Ar berbisik, sikap Bem Benar benar sangat dingin terhadap nine.

"Benar, pikirannya seperti yang dikatakan nya tadi. Ia menganggap nine itu orang lain!!" sahut no. Ia juga kaget saat mengetahui isi pikiran Bem.

"Cih, mungkin saja ada hubungannya dengan bulan darah" Ar berpikir dan meletakan tangannya di kepala.

"Benar, sebelum Bem kesana waktu itu bersama keluarga nya Bem terlihat sedih karena nine pergi"

"Yah dan ketika dia kembali seolah, seperti Bem yang dulu. .."

"Seperti nya kita harus berbuat sesuatu"

"Benar ini adalah tugas kita sebagai pengawas Bem"

"Betul sekali Ar , " seru no tersenyum lirih dan segera mengibaskan sayap Keluar dari area rumah Bem.

_

_

Sembari itu Bem masih berdiri dan terdiam mendengar pembicaraan mereka. Ia masih penasaran dan mendengarkan mereka dari balik tempat kerja.

""Bulan darah, nine,??""

Apa apaan ini , sebenarnya apa yang terjadi. Mereka mengatakan mereka adalah pengawal ku, kenapa mereka mengawalku??

Sial!!, tanpa kusadari ada berbagai hal yang terjadi dan rumah serta pelayan dan sakit kepala itu. Mereka menganggap ku seperti orang bodoh.

Aku harus tau semua ini!!, besok aku akan kembali ke rumah lama. Sebelum pernikahan itu. Aku bekerja di rumah lama.

Pasti ada sesuatu.., sial!!, sebenarnya siapa kau nine??..

Apa benar yang dikatakan nine tentang diriku??, bahwa aku sudah pernah bertemu dengan mu??

_

_

_

下一章