webnovel

NARA #16

sesampainya di rumah Dev membaringkan dirinya di ranjang kesayangannya. sambil memejamkan matanya. berhArap bisa tertertidur dan melupakan semuanya tapi Dev terus mengingat tentang Nara yang tadi secAra tidak sengaja dilihatnya.

Dev langsung membuka matanya. "kenapa jadinya gue mikirin tuh cewek!" ucap Dev tidak habis pikir dengan apa yang ada dikepalanya saat ini. kemudian Dev berusaha untuk kembali memejamkan matanya tapi sosok Nara selalu saja terbesit dipikirannya.

akhirnya Dev tidak bisa tidur dengan baik hingga pagi. padahal Dev sangat mengantuk, dia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya yang dianggapnya tidak wajar.

"NAT, NAT, NAT SI CEWEK TOMBOY YANG MISTERIUS..!! SIAPA SIH LOE! KENAPA LOE SELALU MUNCUL DIPIKIRAN GUE! BISA GILA GUE KALO BEGINI TERUS." Teriak Devan dengan kesal.

SuAra Devan terdengar sampai bawah. Kay yang mendengar suAra Kakaknya tiba tiba menjerit langsung berlari kekamar Devan untuk menghapiri. "Kakak kenapa sih teriak teriak begitu? Kakak sedang bermimpi buruk." kata Kay sambil menatap Kakaknya lekat lekat.

"ini lebih buruk dari itu. kamu anak kecil gak akan mengerti." kata Devan lalu membolak balikkan tubuhnya.

Kay yang merasa tingkah Kakaknya sangat aneh langsung memegang kening Kakaknya dengan polosnya kay berkata "gak panasnya kak? tapi Kakak kok begitu aneh ya?"

Devan langsung menghentikan kelakuannya seketika lalu terdiam sambil menatap Adiknya tidak percaya. "kamu pikir Kakak kaku yang ganteng ini gila?" kata Devan sambil membelakakkan matanya.

"iya Kay berpikir begitu? jangan jangan Kakak baru ditolak cewek ya makanya jadi begini? hayoo ngaku.....!" goda Kay sambil menahan tawanya.

"dasar anak kecil sok tau! udah mendingan kamu pergi ke sekolah biar jangan bawel pagi pagi begini. gih sana." usir Devan sambil mendorong pelan tubuh Kay.

"ih Kakak pasti malu ya? tuh kelihatan dari mukanya?! ih apaan sih kak, iya iya Kay pergi tapi gak usah dorong dorong segala dong."ucap Kay yang kesal kepada Devan.

"bodo amat! liat tuh jam udah jam segini anak kecil masih dirumah. sana buruan pergi ntar kamu telat loh, Kay." ucap Devan masih berusaha untuk mengusir Adiknya.

"iya Kakakku yang cerewet, ngeselin dan " kata Kay lalu berhenti ketika menatap Devan dengan tatapan tajam kepada dirinya.

"dan apa? tanya devan sambil menatap tajam Kay.

"dan.... dan baik dan sayang sama Kay. heheh.. kak jangan lupa nanti pulang sekolah Kay, Kakak jemput ya! awas loh jangan sampai lupa! bye." kata Kay mengingatkan Devan.

Devan hanya geleng geleng kepala melihat tingkah Kay yang seperti itu, bagi Devan, Kay itu selalu menjadi anak kecil dan akan selalu begitu.

'Kay Kay, kapan kamu dewasanya sih? gimana Kakak bisa rela melihat kamu punya pacar kalo kamu aja manja banget kayak gitu.' batin Devan.

"apa gue chat aja kali ya sih Nat itu untuk ngajak ketemuan? tapi kok rasanya gak sopan ya. hmmm, kalo gue telepon takutnya gue jadi ganggu dia. duh gimana nih. bodo ah, dicoba aja kali ya?" lalu Devan mengetikkan sebuah pesan singkat dihapenya.

To NAT :

Ini benar nomornya Nat?

Maaf udah ganggu waktunya, ini gue Devan temannya Vino.

Loe kapan ada waktu kosong?

Bisa ketemu?

lima menit.... 20 menit..... 45 menit kemudian tidak ada balasan sama sekali. "gila nih cewek bisa bisanya gak lihat pesan yang udah gue kirim. apa dia lagi sibuk ya? bisa jadi sih? atau dia merasa terganggu ya karena udah gue chat begini?"

segudang pertanyaan yang ada didalam pikiran Devan saat ini.

"aarrgh..!"

From NAT :

Maaf gue baru liat hape.

Besok jam 7 malam di Cafe Star kita ketemu.

Gue paling gak suka melihat orang yang telat.

So.. Loe jangan sampai telat.

Devan yang sebelumnya merasa sangat kesal karena pesannya dicuekin oleh Nara hanya membatin dalam hati. 'awas aja loe kalo sampai gak balas chat gue! gue samperin juga loe kekantor loe.'

tapi ketika mendapatkan balasan dari Nara, Devan langsung ceria dan merasa sangat senang.

To NAT :

Oke gue pastiin gue gak akan telat.

*****

"mau ngapain ya tuh cowok ngajak gue ketemuan?! tau ah. yang penting gue mau ketemuan dengan dia itu karena ingin mencari tau tentang liontin yang dipakainya." kata Nara yang tiba tiba terpikirkan alasan dibalik Devan ingin bertemu dengannya.

Nara terlalu sibuk mengurus semua pekerjaannya. yang mana dia merasa seperti dikerjain oleh semua orang karena hanya anak magang. pekerjaannya sangat menumpuk, mulai dari menginput data, mengecek file, menyusun arsip berkas yang sangat banyak, menelepon sampai mengcopy berkas. Nara sejak pagi sudah mondar mandir kesana kesini, awalnya Nara enjoy dengan pekerjaannya tapi sejak Nara mendengar tentang dirinya yang sedang diceritain di toilet kantor yang mana mereka mentertawakan Nara yang dianggap bodoh dan terlalu nurut untuk melakukan semua pekerjaan sebanyak itu.

siska sedang berdiri didepan cermin toilet sambil merapikan dirinya lalu membuka tasnya untuk menggunakan lipstik bersama Nia. "loe tau gak anak baru yang ngaku ngaku pacarnya Vino?" tanya Siska dengan tatapan benci.

"iya tau Sis, bukannya dia caper gitu ya anaknya, sok kerajinan gitu. iya gak Sis? gue sih jijik melihatnya." kata Nia dengan setengah mengejek.

"gue setuju banget tau gak, loe tau gak gue udah ngompor ngomperin seisi kantor ini untuk menyiksa dia, biar dia gak betah kerja disini lama lama." kata Siska kemudan tertawa lepas.

"serius loe Sis? iya gue setuju banget sama ide loe! sok kecantikan lagi, ngaku ngaku pacarnya vBino segala lagi." kata nia sambil tertawa.

"ussss... loe jangan berisik! palingan bentAran lagi udah gak kuat dia kerja disini, lagian Siska mau dilawan. dia gak tau apa ya Vino itu cowok inceran gue! berani beraninya dia mau ngerebut. mimpii aja kali.." kata Siska lalu mereka berdua tertawa bersama sama.

Siska dan Nia tidak mengetahui bahwa masih ada orang lain lagi selain mereka yang sedang berdiam diri didalam sana. dia menjadi sosok pendengar yang baik. mendengarkan setiap detail perkataan dari mereka berdua.

'oh jadi ini semua ulah loe! liat aja nanti apa yang bisa gue lakukan. berani beraninya loe berbuat begitu ke gue?! bukan karena gue diam dan nurut aja jadinya loe bisa seenaknya ya! loe udah berurusan dengan orang yang salah. gue gak akan ganggu hidup loe kalo loe juga gak akan ganggun hidup gue!' batin Nara lalu tersenyum sinis.

lalu ketika Siska dan Nia telah keluar dari toilet, Nara pelan pelan membuka pintu lalu mengintip, setelah berjArak 10 menit akhirnya memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyiannya itu.

Nara keluar dan bersikap setenang mungkin, seolah dia tidak mengetahui apa apa. tapi Nara bukan orang yang mudah memaafkan orang orang yang telah mempersulit dirinya. dia hanya akan membalasnya nanti disaat yang tepat, kalo sekArang dia hanya membiarkan karena dia masih anak baru yang hanya ingin menyelesaikan semua tugas yang diberikan kepadanya, apalagi mencari pekerjaan itu tidak semudah yang pikirkannya.

hari ini berlalu begitu cepat, tanpa terasa sekArang sudah jam 6 sore. Nara setelah menatap layar hapenya lalu membereskan semua bArang bArangnya ke dalam tas. Nara berjalan ketempat parkiran untuk mengambil mobilnya kemudian secAra cepat menggas mobilnya. Nara ingin segera pulang untuk melihat Mamanya yang sudah ditinggalkan Nara sendirian sejak tadi pagi. sebenarnya Nara tidak tega untuk meninggalkan Mamanya sendirian tanpa ada yang menemani, takut kejadian kemarin malam terulang lgi, ketika papanya datang dan seenaknya saja berbuat sesukanya kepada Mamanya. tapi Nara harus bekerja juga untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan Mamanya kedepan.

setelah sampai rumah, Nara segera bergegas turun lalu cepat cepat masuk kedalam rumah dengan perasaan yang tidak menentu. "Mama... Ara pulang!" ucap Ara saat melangkah masuk.

Nara berjalan terus lalu mencari keberadaan Mamanya. "Mama dimana sih? kok gak ada dikamar? jangan jangan...." kemudian Nara segera berlari mencari Mamanya.

kemudian langkah Nara terhenti ketika melihat Mamanya yang sedang asik memasak sambil mendengarkan lagu. 'pantes daritadi dipanggilin gak menyahut.' Nara hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat Mamanya yang sudah kembali ceria lagi.

"mmmmm.... wangi banget ma masakannya. duh Nara langsung laper nih. Mama masak apa sih?" tanya Nara yang sedari tadi sudah memegangi perutnya yang kelapAran.

Mamanya tersenyum lalu menatap anaknya yang sudah sangat laper ini. "Mama masakin makanan kesukaan kamu ra. ayok kita makan sayang." kata Mamanya yang sedang memegang 2 piring makanan kesukaan Nara.

"ih Mama.. Mama masak sambal udang dan tumis kangkung kesukaan Nara? ih senangnya." kata Nara sambil membantu Mamanya membawa makanan itu lalu meletakkannya diatas meja makan.

"iya dong sayang. gimana pekerjaan kamu sayang? lancar kan? kamu boleh bekerja tapi kamu harus mengutamakan kuliah kamu ya! Mama gak mau karena kerja kamu jadi cuti kuliah." kata Mamanya sambil menaruh nasi ke piringnya Nara.

"udah deh Mama tenang aja, Nara janji Nara akan lulus kuliah lagar bisa mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik lagi. Nara akan sukses dan buat Mama bangga." kata Nara dengan penuh percaya diri.

Mamanya hanya tersenyum "aminn. doa Mama selalu menyertaimu sayang."

"oh iya ma, besok Nara akan pulang telat ya. Mama gak usah nungguin Ara. kalo Mama mau istirahat duluan gapapa kok ma. soalnya Ara ada janjian sama teman." kata Ara sambil memberitahukan hal itu kepada Mamanya.

"oh begitu sayang, teman apa teman nih?" goda Mama Ara seraya tersenyum.

Ara langsung menyipitkan matanya sambil berkata. "teman ma!"

Mama Nara hanya tersenyum geli melihat tingkah Nara yang menjadi salah tingkah seperti itu.

Nara menyantap makanan dengan sangat rakus tanpa memperdulikan Mamanya yang sedang memperhatikannya dengan tatapan yang lucu sambil memegangi mulutnya agar tidak menertawakan anak semata wayangnya ini.

'Mama bahagia bisa melihat kamu begitu semangat begini sayang, Mama sayang banget sama kamu, tapi kalo sampai kamu tau apa yang telah Mama lakukan dimasa lalu pasti kamu akan sangat kecewa dan benci sama Mama. Mama gak ingin hal itu terjadi. Mama jahat banget ra. Mama sangat menyesali perbuatan Mama dulu.' batin Mama Nara lirih sambil terus menatap anaknya.

*****

hari ini semuanya berjalan seperti biasanya, Ara dengan berat hati harus meninggalkan Mamanya sendirian hari ini karena ada janjian dengan temannya vino yang bernama Dev.

Ara berjalan masuk kedalam cafe tempat janjian dirinya dengan Dev, lalu Ara celingak celinguk menatap setiap sudut ruangan. kemudian dari kejauhan Dev sedang melambaikan tangannya ke Arah Nara. Nara yang melihatnya langsung nyamperin Dev.

"sorry buat loe nunggu! perasaan gue on time deh. loe yang terlalu cepat datang ya?" tanya Nara kepada Dev sambil menatap jam tangannya. 'tuh kan benar gue on time.' batin Ara.

"iya gue takut telat jadinya gue kecepatan datang deh. mendingan loe pesan makan aja dulu." kata Dev sambil memberikan buku menu.

"oke!" jawabNara singkat.

Dev hanya menatap Nara karena tidak tau harus memulai ngobrol dengan Nara seperti apa. dirinya saat ini sangat tegang. degup jantungnya sudah tidak beraturan lagi. mulut Dev seakan terkunci, padahal Dev tidak pernah merasa seperti ini ketika bertemu dengan seorang cewek.

"jadi ada apa nih loe ngajakin gue ketemu?" tanya Nara langsung to the point.

"mungkin loe berpikiran gue ini aneh, tapi sepertinya..... sepertinya..." kata kata Dev terhenti karena Nara terus menatapnya dengan serius.

kemudian makanan yang mereka pesan datang. "mendingan kita makan dulu deh baru ngobrol." kata Dev sambil menatap makanan itu.

Nara hanya mengangguk karena memang sudah sangat laper. apalagi pekerjaan Nara memang sangat menguras tenaga. jadinya dia butuh asupan gizi yang banyak.

Ara tidak memperdulikan tatapan devan yang sedari tadi terus menatapnya, bukan karena Ara makannya terlalu bersemangat ya? itu tatapan ketika devan ingin mencari tau kebeNaran. 'gimana cAra gue nanyainnya ya? gue takut dia jadi tersinggung.' batin Devan.

Nara yang telah selesai makan dengan cueknya mengelap bibirnya dengan tissue. kemudian Nara yang menatap makanan devan yang masih banyak. "loe gak selera makan ya?"

"haaa?" kemudian Devan tersadar dari lamunannya. "selera kok. emangnya kenapa?" jawab Devan spontan.

"soalnya dari tadi gue perhatikan makanan loe gak dimakan. loe hanya asik mengaduk aduk makanan. apa makanannya tidak enak?" tanya Nara setengah berbisik.

"iya makanannya terlalu asin. makanya gue gak habis. hehe." kata Devan yang tentunya hanya perkataan bohong.

Ara hanya mengangguk anggukkan kepalanya. "jadi loe ada keperluan apa ya ngajak gue ketemu? gue gak bisa lama lama nih." kata Nara lalu menatap jam ditangannya.

'pasti Mama udah nungguin gue! kasian juga gue tinggal lama lama begini, takut orang gila itu datang lagi dan nyiksa Mama lagi.' batin Nara.

"hmmm.. gimana ya cAra nanyanya. tapi gue mohon loe jangan mArah ya?" kata Devan dengan tatapan serius.

Ara hanya menggerlitkan alisnya "tergantung loe mau nanya apa. udah deh langsung aja. lama deh loe! gue gak bisa lama lama nih." kata Nara ketus.

"oke oke! jadi begini, loe pernah gak pergi ke hotel dan tanpa sadar loe tidur sama tuh cowok?"

"PLAKK!!"

"Maksud loe apa nanyain soal begini ke gue? loe kira gue cewek murahan?!" kata Nara yang sangat tersinggung dengan ucapan Dev barusan. dengan emosi Nara langsung menampar Dev dengan keras lalu berjalan pergi meninggalkan Dev.

dev hanya memegangi pipinya yang mendapatkan tampAran keras dari Nara. "tuh kan mArah! jadi pergi kan dia, maksud gue bukan begitu. "NAT DENGERIN GUE DULU....!"

Nara tidak memperdulikan lagi ucapan Dev, Nara hanya berjalan terus tanpa menoleh kebelakang.

"sialan tuh cowok! maksudnya apan coba nanya begitu ke gue? dia kira gue cewek murahan apa! sial banget gue rasanya karena udah mau maunya datang untuk nemuin dia daripada pulang kerumah ketemu Mama. aarggh...!" teriak Nara dengan keras.

下一章