Segerombolan laki-laki yang kulihat lebih tua dariku dan aku yakin mereka memiliki umur beberapa tahun di atasku menyerobot antrian dengan meloncat pagar pembatas antrian dan berdiri di depanku dan Zoya.
Aku menghela napas, bodoh sekali orang – orang ini. Jika orang lain tak protes, mereka tidak bisa bermain – main seperti ini denganku.
"Excuse me," aku menepuk salah satu dari laki-laki itu, ialah laki – laki yang berdiri paling belakang. Dia menatapku tanpa bersalah, malah tersenyum cengengesan dengan bodoh,
"Kenapa?"
"Are you can not read that?" tanyaku .
"Oy, gais, ni cewek ngomong apaan?" ucapnya bertanya dengan teman yang ada di depannya.
"Oh, you can speak Indonesian, and you can't read that? Kamu buta huruf?" tanyaku menyindirnya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者