Dengan marah Bei Mingyan menarik keluar jarum perak dan melemparkannya ke tanah. Namun Wuli masih terbujur kaku, seperti boneka mati.
Aku memegang tangan Wuli erat-erat sambil mengguncang tubuhnya, "Wu Er! Bagaimana?"
Namun Wuli tidak merespon.
"Tidak! Kamu akan baik-baik saja!"
Aku menggelengkan kepalaku sekuat tenaga. Tapi saat aku memperhatikannya, wajah Wuli berubah dari pucat menjadi biru dan matanya berubah dari tertegun menjadi lemah.
Saat itu hatiku seperti ditusuk oleh jarum perak ini dan rasa sakit yang menyesakkan dengan cepat merambat ke seluruh tubuhku.
"Yan, selamatkan dia. Selamatkan putri kita."
Air mata sudah tak tertahankan dan aku masih mengguncang Wuli yang sudah tidak bereaksi terhadap apapun.
Sebenarnya, aku tahu bahwa tidak ada kemungkinan bertahan hidup jika sudah terkena jarum penghancur jiwa tepat di dada, tetapi aku tidak bisa percaya jika Wuli akan meninggalkan kami seperti ini.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者