"Apakah kamu yakin sudah bersedia menikah denganku Zee?" Tanya Daniel menatap Dhenisa dengan tatapan yang sangat dalam.
"Bukannya kita sudah menikah paman? hanya saja belum sah di mata agama." Ucap Dhenisa sambil memberikan taburan bunga mawar dan melati untuk yang terakhir di pemakaman Justine. Sebelum menikah dengan Daniel yang kurang dua bulan lagi, Dhenisa pergi ke pemakaman Justine untuk meminta restu agar Justine mengikhlaskan dirinya menikah dengan Daniel.
"Sepertinya kamu belum bisa melupakan sepenuhnya tentang Justine, sehingga kamu selalu menangis jika bicara dengannya?" Tanya Daniel yang terkadang timbul rasa cemburu saat Dhenisa setiap kali datang ke makam Justine, selalu ada airmata saat berbicara dengan pusara Justine. Ada saja yang di bicarakan Dhenisa dengan Justine tidak pernah ada habisnya.
Terkadang di hati Daniel ada terbersit pertanyaan, jika dia mati apakah Dhenisa juga akan merasa kehilangan dan menangis untuknya?
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者