Dahi Wander segera dipenuhi butir-butir keringat, tangannya diliputi benjolan-benjolan merinding. Tegang. Udara terasa bagaikan serpihan kaca. Tajam dan mencekik.
Di momen akhir, ekspresi yang begitu menyedihkan, dengan santai Lude melemparkan dadunya.
Dunia terasa seperti menari-nari, berguncang-guncang di mata Wander, maupun juga isi perutnya. Ia menyaksikan dadu demi dadu bergulir, dipenuhi dengan kemilau emas dan bintik-bintik cahaya hijau seperti di sekitar Lude, berkeletekan di atas meja marmer. Udara sekarang terasa berat bagai timah hitam. Timah membara, ketika dadu-dadu itu satu per satu berhenti bergulir, membuat Wander hilang harapan akan waktu bisa berhenti bergulir.
Membeku di atas meja akhirnya, keenam dadu itu menunjukkan mata enam tengkorak di pucuknya, semuanya saling berbeda warna.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者