SIM

Sebelum berangkat seperti biasa ayah dan ibu menasehatiku banyak hal juga terhadap Ali. dengan tanpa basa basi, ayah dan ibu meminta Ali menjagaku dan melarangnya melakukan hal-hal yang bisa merugikan masa depan kami, Ali tersenyum mengiyakan. Aku tersenyum menatap Ali, dia memang paling pintar kalau mengambil hati orang lain karena dalam waktu yang tak lama mereka langsung mempercayai Ali, aku bisa melihat mereka memperlakukan Ali seperti memperlakukan Harsya, menganggapnya sebagai anak laki-laki mereka dan mulai lebih memperhatikannya daripada memperhatikanku,

Mobil yang kami tumpangi akhirnya melaju di jalanan, meninggalkan rumah orang tuaku makin jauh. Ali mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang karena kami tak perlu buru-buru sampai di tempat kerjaku. Ali tampak tersenyum manis, sesekali mulutnya bersenandung mengikuti alunan musik yang ceria yang terdengar dari pemutar musik. Dia tampak sangat gembira pagi ini.